25

1.5K 216 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau kalian bertemu dengan Renjun yang dulu, kalian pasti terkejut melihat perubahannya saat ini. Dulu Renjun hanyalah anak sekolahan biasa. Sekolah, belajar, bertemu teman, makan, tidur. Semua itu dilakukan berulang kali. Dan walau Renjun merasa bosan, ia nyaman dengan hidupnya dulu.

Renjun takut mati dulu. Siapa yang tidak?

Kematian nampak seperti hal yang mengerikan, yang menakutkan. Dan Renjun, sama seperti anak lainnya, juga takut. Ia tak mau berpisah dengan keluarganya. Dengan teman-temannya.

Namun sekarang, semuanya berubah.

Menurut Renjun, ia sendiri pantas untuk mati. Setelah semua yang papanya perbuat. Egois kalau ia masih mendambakan kehidupan normal yang ia miliki dulu. Mengingat kebahagiaannya dulu berdiri diatas penderitaan anak-anak ini.

Namun Renjun masih diberi cahaya.

Dengan bodohnya, ia mengikuti cahaya itu.

Perlahan, matanya terbuka. Sensasi déjà vu menyelimuti dirinya. Kamar ini dulu terasa asing, namun tidak baginya sekarang.

"Aku dulu punya kakak."

Renjun menoleh dan melihat Jeno duduk di samping kasurnya. Wajahnya nampak pucat dan kelelahan.

"Kita cuma beda setahun. Kita berdua sangat deket."

Renjun terdiam, berusaha mendengarkan kisah Jeno.

"Orang tua kami sibuk, mereka sering banget bepergian untuk kerja. Jadi kami berdua dari kecil sering ditinggal sendirian di rumah. Di rumah ini."

Renjun kembali teringat dengan foto yang ia lihat di ruang tamu. Foto Jeno dengan seorang anak laki-laki yang lebih tinggi sedikit darinya.

"Ini bukan rumah kakakku. Maaf aku bohong. Ini rumah keluargaku," ujar Jeno lagi.

"Waktu itu kami berantem. Aku lupa karena apa. Aku kabur, marah, kecewa sama dia." Jeno menarik nafas dalam-dalam. "Mereka menculikku."

"Gak berapa lama kemudian, mereka berhasil menculik kakakku. Dia diseret masuk dengan tangan dan kaki yang dirantai, diperlakukan layaknya binatang. Sejak itu aku bersumpah, aku akan membunuh mereka semua. Aku akan balas dendam."

Jeno menundukkan kepalanya.

"Dia mati ketika kita kabur. Ditembak di kepala. Mereka bilang virusnya gak berfungsi di tubuhnya. Dia ditembak begitu aja."

"Jeno hyung..."

"Karena itu aku gak mau kehilangan siapa-siapa lagi. Aku tau rasanya kehilangan dan aku gak mau ngerasain itu lagi," ujar Jeno.

"Aku peduli sama kamu, Renjun. Bagiku kamu bukan lagi anak dari orang yang aku benci. Bagi aku kamu cuma kamu. Kamu cuma Renjun, orang yang sekarang aku anggap sebagai adik sendiri. Aku yakin yang lain juga berpikiran yang sama."

SPOILER, TRAILER, SURPRISE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang