Renjun perlahan membuka matanya, membiarkan cahaya masuk mengisi pandangannya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya disana. Kepalanya terasa sakit. Tenggorokannya perih.
Dimana dia?
Ruangan ini nampak asing. Bahkan kasurnya juga nampak asing. Apa yang terjadi?
Pikirannya mendadak kembali mengingat kejadian sebelum ia pingsan. Panik, ia buru-buru duduk di kasurnya. Apa mereka berhasil menangkapnya? Apa dirinya sekarang berubah? Renjun menatap kedua tangannya, apa dia berubah sama seperti yang lain?
"Udah bangun?"
Renjun menoleh dan melihat Jeno masuk. Pria itu kemudian duduk di kasurnya.
"Gimana keadaan kamu? Udah baikkan?" tanya Jeno pelan.
"Aku gak apa-apa," jawab Renjun. "Cuma sedikit pusing."
Jeno mengangguk mengerti. Pria itu nampak menahan diri untuk mengatakan sesuatu,
"Kita dimana?"
"Di rumah kakakku," jawab Jeno.
"Yang lain?"
"Ada di luar."
"Berapa lama aku pingsan?"
"Gak lama. Baru 2 jam," jawab Jeno sedikit murung.
"Apa yang terjadi? Kita berhasil kabur?" tanya Renjun penasaran. Jeno mengangguk pelan. "Gimana?"
"Renjun-ah, ada beberapa hal yang harus aku kasih tau ke kamu," ujar Jeno.
Renjun menyerngit bingung.
"Gimana caranya kita keluar dari tempat itu?" tanyanya lagi.
Jeno menghindari tatapan Renjun.
"Hyung!"
"Renjun-ah, kenapa kamu minum cairan itu?" tanya Jeno memelas.
"Kenapa? Ada yang salah dengan cairan itu?" Renjun balas bertanya dengan panik.
Jeno menundukkan kepalanya. Semakin lama Renjun menunggu, semakin cepat jantungnya berdebar. Akhirnya, setelah menunggu sangat lama, Jeno akhirnya kembali bicara.
"Kamu membunuh mereka, Renjun-ah."
"A-Apa?"
"Kita berhasil kabur karena kamu membunuh mereka." Jeno mengulanginya, kali ini lebih tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOILER, TRAILER, SURPRISE ✔
Science Fiction"Kalian disini bukan manusia," ujar pria itu pelan. "Kalian gak lebih dari objek percobaan." "Lepas!" "Hyung!" Jisung memanggil Jaemin dengan panik ketika mendengar suaranya. Dengan segenap kekuatannya, Haechan memeluk Jisung. "Ketika kalian masuk k...