29

1.4K 209 3
                                    

"Ini jebakan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini jebakan!"

Bersamaan dengan itu, ruangan tersebut tiba-tiba dipenuhi oleh gas tebal. Haechan segera menutup hidung dan mulutnya dengan panik.

"Jaem, kita harus pergi," ujarnya.

Haechan menarik Jeno keluar dari ruangan itu dan berlari ke arah Jaemin. Ia dapat merasakan kesadarannya semakin lama semakin menipis. Jeno yang sudah tak sadarkan diri ia seret begitu saja. Dengan sekuat tenaga, ia menggenggam tangan Jaemin.

"Sekarang," bisiknya lemah.

Jaemin menutup matanya, dengan sekuat tenaga berusaha membawa mereka keluar dari ruangan itu. Matanya terasa semakin berat. Sulit baginya untuk berkonsentrasi, apalagi membawa 2 orang bersamanya bukanlah hal yang mudah.

"Jaemin! Please."

Jaemin berteriak, mengerahkan seluruh kemampuannya. Tempat dimana ia berdiri tiba-tiba berubah, menjadi gelap untuk sesaat, dan tergantikan oleh rumah yang ia kenal. Ia menarik nafas lega.

Ia berhasil.

Ketiganya langsung ambruk begitu sampai di rumah. Chenle yang terkejut mendengar suara keras dari luar kamarnya buru-buru berlari keluar. Matanya membulat melihat ketiga kakaknya terbaring tak sadarkan diri.

"Jisung," panggil Chenle pelan. Anak itu mengekor di belakang Chenle. Ia buru-buru berlutut di sebelah ketiga pria itu dengan kaget.

"Apa yang terjadi?!" tanyanya panik.

Chenle menatap ketiganya dalam diam.

"Kita dijebak."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chenle mambuka pintu kamar dengan lembut, seolah takut orang yang tertidur di dalamnya akan terbangun. Sudah 4 hari sejak mereka tidur. Chenle lebih suka menyebutnya tidur dibanding koma. Setiap hari ia selalu mengunjungi ketiganya. Mereka tak kunjung sadar. Mereka masih bernafas, detak jantung mereka normal.

Mereka hanya tertidur.

Ia kemudian duduk di sebelah Jeno yang matanya terpejam. Menjadi pemimpin bukanlah keahliannya. Memimpin Jisung beberapa hari terakhir sangat sulit. Belum lagi mereka masih belum menemukan Renjun.

SPOILER, TRAILER, SURPRISE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang