13

1.5K 246 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chenle menggenggam erat tangan Renjun seraya menopangnya berjalan keluar kamar. Ia sesekali dapat mendengar anak itu meringis kesakitan dalam langkahnya. Chenle tak ingat, namun Renjun tak pernah seringan ini sebelumnya. Tulang tangan dan kakinya mulai terlihat dengan jelas,. Anak itu kehilangan banyak berat badan dan ini semua karena dirinya.

Tubuh Renjun menegang begitu melihat Jisung di kamarnya. Di sebelahnya, Jaemin tengah menyuapinya makan. Seketika itu juga Renjun langsung melepas pegangannya dan berlari menghampiri Jisung.

"Jisung-ah," panggil Renjun pelan. Tangannya meraih tangan pemuda itu. Renjun dapat merasakan kulit kering di tangan kasarnya itu. Tangan anak itu jauh lebih besar darinya. Padahal dulu ia yang lebih besar. "Kamu kenapa?"

Jaemin mundur dan meletakkan makanannya di lantai, memperhatikan keduanya dalam diam. Rasa bersalah muncul setelah dirinya melampiaskan amarahnya begitu saja pada Renjun, padahal anak itu tidak tahu apa-apa.

"Siapa..." Jisung bergumam pelan. Suaranya banyak berubah, berbeda dengan suara Jisung yang ia kenal. "R-Renjun?"

"I-Iya, ini aku, Renjun. Inget?"

Renjun memperhatikan wajah Jisung dengan seksama. Anak itu masih sama seperti dalam ingatannya, hanya saja lebih besar dan lebih tinggi. Mungkin sekarang, mereka berdua takkan muat naik ayunan di depan sekolah bersamaan.

"Jisung?"

Mata Jisung seolah begerak mencari sumber suara. Tangannya tetap diam dalam genggaman Renjun. Setelah beberapa saat bola matanya berhenti bergerak. Namun anak itu tak pernah menatap Renjun sama sekali. Ia menatap tempat kosong di sebelahnya.

Chenle seolah menyadari kebingungan Renjun.

"Renjun, kita bicara diluar."

Renjun terdiam, membiarkan tubuhnya diangkat keluar.

"Renjun-ah," panggil Jisung tiba-tiba. "Kamu gak akan pergi kan?" Jisung bertanya sambil masih menatap tempat yang sama.

Renjun menelan ludahnya. Untuk sesaat, ia nampak memikirkan jawabannya.

"Jangan khawatir. Aku gak akan kemana-mana."

Chenle menutup pintu kamar Jisung. Tidak ada siapapun disana kecuali mereka berdua. Renjun sibuk memperhatikan lantai, seolah hal itu lebih menarik dari permasalahan yang ada. Banyak pertanyaan yang hendak ia tanyakan, namun kini, jawabannya tak lagi penting.

Jisung adalah sahabat kecilnya. Mereka lahir di rumah sakit yang sama dan di waktu yang sama. Sejak saat itu, kedua orang tua mereka selalu membuat keduanya bermain bersama. Setiap sabtu malam Renjun selalu menginap di rumah Jisung, dan setiap minggu malam, Jisung akan menginap di rumah Renjun. Mereka sangat dekat. Orang-orang di sekitar selalu menyebut mereka sebagai sepasang anak kembar.

Jisung sangat mengerti dirinya. Dan ia selalu melindungi Jisung dari anak-anak jahat. Kala itu tubuhnya lebih besar dari Jisung. Ia selalu berhasil mengalahkan anak-anak yang jahat pada Jisung.

SPOILER, TRAILER, SURPRISE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang