"Kalian disini bukan manusia," ujar pria itu pelan. "Kalian gak lebih dari objek percobaan."
"Lepas!"
"Hyung!" Jisung memanggil Jaemin dengan panik ketika mendengar suaranya. Dengan segenap kekuatannya, Haechan memeluk Jisung.
"Ketika kalian masuk k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun duduk terdiam. Matanya sesekali menatap pria di sebelahnya yang tengah fokus menyetir. Setelah mendengar semuanya dari Jeno, ia masih tidak percaya papanya penyebab semua ini. Apa papanya sejahat itu?
"Mereka mau dibawa kemana?" tanya Renjun memecah keheningan.
"Ke kantor polisi."
"Mereka tadi siapa? Yang orang-orang berseragam," lanjut Renjun.
"Mereka orang yang papa sewa buat nemuin kamu."
Renjun kembali terdiam. Papanya masih sama. Ia masih papanya yang dulu. Sejak kapan semuanya berubah seperti ini?
"Kenapa?"
"Hmm?"
"Mereka ngomong hal yang aneh-aneh?"
Renjun menggeleng pelan. "Gak kok."
"Mereka pasti bilang papa itu orang jahat yang ngebunuh orang tua mereka, gitu?"
Renjun menoleh dengan terkejut.
"P-Papa tau dari mana?"
"Renjun," panggil papanya. "Mereka itu penipu. Udah sejak lama polisi nyari mereka, tapi gak pernah ketangkep. Kamu bukan anak pertama yang mereka culik."
"Jadi, yang mereka semua bilang itu bohong?"
"Kamu lebih percaya sama mereka ketimbang sama papa?" Pria itu berbalik bertanya.
Jujur, untuk sesaat Renjun ragu. Ia sudah mengenal papanya seumur hidupnya, namun masih ada keraguan tersimpan di balik hatinya ini. Tapi, apa ia sudah benar-benar mengenalnya dengan baik?
"Kenapa diem aja, Renjun? Jawab pertanyaan papa."
Renjun menarik nafas pelan.
"Aku percaya sama papa," bisiknya.
"Bagus. Kamu anak papa. Kamu harusnya lebih percaya sama papa ketimbang sama anak berandalan yang menculik kamu."
Renjun menunduk pelan. Benar perkataan papanya. Sampai kapanpun pria itu adalah orang tuanya. Ia sebagai anak harus mempercayainya. Bagaimana bisa ia memilih perkataan orang yang menculiknya ketimbang papanya sendiri?
"Renjun-ah," panggil papanya.
"Hmm?"
"Mau ketemu mama?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
