Pristy keluar aula dengan rambut yang berantakan setelah kegaduhan. Sedikit ia merapikannya dengan kesal. Ia melihat Rendra melewatinya.
"Ehh Rendra tunggu"
Rendra menghentikan langkahnya.
"Kita makan yuk gue yang traktir"
"Tidak terima kasih" tolak cowok itu.
"Gimana kalo kopi"
Rendra tak tertarik dan hendak melanjutkan langkahnya.
"Lo tau Bu Winda dulu kekasih siapa?"
Rendra langsung menghentikan langkahnya dan mendengarkan ucapan Pristy.
"Siapa?" tanya Rendra ingin tau.
"Gue kira lo udah bisa menebaknya"
"Siapa lagi kalo ga Pak Adit. Sepasang dosen baru yang kebetulan berada di kampus kita. Menurut lo kenapa Pak Adit jauh-jauh ngelamar dosen disini setelah kuliahnya di New York" jelas Pristy.
"Pristy sekarang gue tau kenapa lo ga punya banyak temen. Karena lo terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain"
Rendra melanjutkan langkahnya kembali meninggalkan Pristy.
Disisi lain Raina menggerutu sendiri karena ulah kak Puput dan kawan-kawan. Ia membenarkan rambutnya yang kusut. Tiba-tiba saja Pak Adit menghampirinya.
"Wahh selain berbakat bernyanyi ternyata kamu juga berbakat untuk berkelahi"
"Apasih bapak"
"Sini aku benerin rambutnya"
Pak Adit membenarkan rambut bagian atas Raina. Mata Raina melihat ke arah atas rambutnya. Sepertinya pak Adit tidak membantunya tetapi malah mengacak-acaknya.
"Ahh pak makin kusut nih" celetuk Raina.
"Biarin sekalian jelek" Pak Adit terus mengacak-acaknya.
"Ihh bapak iseng banget sih" Raina terus mengelaknya.
Pak Adit tertawa membuat Raina semakin kesal. Tak sadar Bu Winda memperhatikan dengan diam. Perasaan luka dan cemburu hadir kembali. Rendra yang berada tak jauh di belakang Bu Winda ikut memperhatikan arah pandangannya.
***
Rendra memainkan gitar sembari mengingat ucapan Pristy tadi.
"Gimana kalo kita berpartisipasi ikut perayaan ulang tahun kampus? " ucap Rendra pada kedua temannya.
"Hah? Lo serius?" tanya Raihan tak percaya.
"Iya serius. Lagian kan jadwal kita ga sibuk-sibuk amat"
"Ide yang bagus tuh" ujar Dicky.
"Gue sih setuju banget" tambah Raihan.
"Tapi omong-omong nih kenapa lo berubah pikiran Ndra?" tanya Dicky.
"Ihh lo gatau ajaa pasti demi Raina kan" tebak Raihan.
"Ihh bucin lo" goda Dicky.
"Terserah"
"Ihh jadi selama Raina jadi budak lo, lo udah jatuh hati nih" goda Raihan terus.
"Enggak ngapain juga"
"Ngaku Ndra"
"Dibilangin enggak. Udah gue mau ke pak Adit"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMMING LOVE
Fiksi RemajaSebuah kesalahan besar bagi Raina karena telah menerima tantangan cowok dingin, songong, dan menyebalkan seperti Rendra. Ia secara tidak langsung berurusan dengan kehidupan Rendra. Bahkan tentang perasaan cowok itu. Semakin dalam ia mencari tau sema...