3

27 12 7
                                    

Rendra menunggu adiknya yang tengah diperiksa di ruang ICU. Setelah dokter menjelaskan bahwa adiknya terkena asam lambung, ia langsung menuju ke bagian administrasi dan menebus obat di apotek.

"Fira bisa denger suara kakak? Udah enakan?" tanya Rendra saat berada di ruangan.

Adiknya hanya mengangguk pelan. Berulang kali Rendra menghentakkan kakinya. Terlihat sekali ketika ia sedang gelisah.

"Rendra" ucap ibunya yang memperhatikan gerak-gerik anaknya.

"Hahh?"

"Kenapa? Ada janji hari ini?" pertanyaan ibunya membuat mata Rendra semakin panik.

"Ohh ga kok. Ga penting juga" Rendra mencoba tenang.

"Yaudah aku pulang dulu bu" lanjutnya lagi.

"Rendra" ibunya memanggilnya lagi.

"Makanlah nasi. Ibu sudah siapkan makanan di dapur dan jangan makan mie instant terus"

Rendra mengangguk dan beranjak meninggalkan rumah sakit. Sekilas ia melihat handphone nya yang sudah terdapat puluhan panggilan dari Raihan yang tak terjawab. Sepertinya ia akan disalahkan besar-besaran oleh teman-temannya.

***

Seorang pria paruh baya sedang meneguk secangkir kopinya. Terlihat orang itu sedang bercakap-cakap dengan teman-temannya.

"Gimana Dit rasanya jadi dosen?" tanya temannya.

"Apalagi disana ada mantannya Adit" celetuk temannya yang lain.

"Dia bukan mantanku" elak orang yang bernama Adit itu.

"Mantan yang pernah mengisi hatinya eaaaks" mereka tertawa bersama.

"Kalian itu udah punya umur tapi masih kayak anak ABG" komentar Adit.

"Ehh tapi keren juga loh Adit seorang dosen baru bisa dikasih wewenang penuh untuk mengurus acara ulang tahun kampusnya"

"Hebat hebat" komentar temannya.

"Ohh yaa itu Band yang lagi terkenal di kampusmu kan Dit?" tanya temannya.

"Sepertinya sih iya. Dilihat dari banyaknya anak ISBI yang datang" jelas Adit.

Mereka terus bercakap-cakap dan tertawa bersama layaknya reunian. Disisi lain seseorang sedang cemas memikirkan sesuatu.

Raihan tengah bersiap dengan drumnya. Dan Dicky berulang kali mengecek bass nya. Untuk pertama kalinya mereka tampil hanya berdua tanpa vokalis. Terlihat jelas dimata kedua orang itu sedang kebingungan. Banyak penonton yang tak sabar ingin melihat konser The God.

"Gimana?" tanya Raihan kepada Dicky.

Dicky hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tau. Ia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Beberapa penonton telah sadar jika mereka terlalu lama mempersiapkan alat musik dan tidak ada sosok Rendra disana.

"Lama banget" komentar penonton.

"WOY LAMA!!" salah satu penonton berteriak dengan tak sabar.

"Rendra mana?"

"Iya Rendra ga ada. Wah kita ditipu masak ga ada Rendra"

"Mau tampil apa kalo gini"

"Turun aja"

"TURUN!!"

Raina kebingungan mendengar komentar-komentar dari penonton. Mau tak mau konser akan tetap berjalan walau tanpa Rendra. Raina memutuskan untuk bergabung dan menghampiri Raihan dan Dicky.

HUMMING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang