25

13 1 0
                                    

Di ruang musik tradisional, Raina melamun sembari memegang angklungnya. Gadis itu sejak tadi tidak fokus untuk latihan bersama teman-temannya. Banyak hal yang ia pikirkan setelah dua hari yang lalu datang ke pemakaman ayah Rendra.

"Gimana keadaan lo Ndra?"

"Gue harap lo ga terus terpuruk"

"Gue bingung mau ngehibur lo seperti apa"

"Udah dua hari lo ga ke kampus"

"Gue selalu menunggu ajakan lo buat ke kampus bareng"

"Ra"

"Raina"

"RAINA!!" teriakan Dara mampu mengagetkan gadis itu.

"Yaampun Dara lo ngagetin aja"

"Lagian lo ngelamun aja dari tadi gue panggil-panggil juga ga respon"

"Sorry"

"Lo kenapa sih Ra?"

"Mikirin Rendra yang ga masuk dua hari ini?" tanya Dara.

"Gatau" jawab Raina malas.

"Yaudah dong jangan cemberut gitu mukanya" goda Dara.

"Kenapa ga lo chat aja Rendra? Tanya kabar kan ga salah"

"Masalahnya gue siapanya tanya-tanya kabar"

"Lo kan calon pacaranya" ucapan Dara sukses membuat gadis itu mendelik.

"Apaan sih"

"Bercanda Ra. Lagian lo kan tetangganya jadi wajar dong kalo lo tanya kabar"

"Gatau deh" Raina menghembuskan nafasnya pasrah.

"Ehh Ra lo udah nemuin kalung kakek lo?"

"Ohhh" Raina mengingat sesuatu.

"Belom hehe"

"Astaga gimana nih anak" Dara menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nanti gue cari"

"Gue sama tika nanti sore ada kelas jadi kita ga bisa bantuin lo. Sorry ya Ra"

"Gapapa ntar gue cari sendiri"

"Semangat Raina. Taman kampus itu luas haha"

"Sempit kalo dilihat dari google maps" celetuk Raina.

"Mungkin kalung yang hilang itu milik ayahnya Rendra"

"Tenang Ndra gue bakal nemuin kalung itu"

"Mungkin ini salah satu cara untuk ngehibur lo"

***

Rendra masih setia berada di kamarnya selama dua hari ini. Ia masih malas untuk keluar kamar ataupun pergi kuliah. Entah kenapa ia masih ingin berlama-lama untuk menenangkan diri.

Sebelum akhirnya suara knop pintu terdengar. Seseorang masuk dengan membawa nampan makanan. Ibunya duduk di samping ranjang dan menaruh makanan di meja.

"Makanlah, sudah dari kemaren kamu belom makan" ucap ibunya halus.

"Ibu tau kita sudah jarang mengobrol sejak kamu kecil"

"Kamu tau, banyak hal yang ibu sesali saat ini"

Rendra hanya diam menatap langit-langit kamar. Ia tidak bersemangat untuk sekedar bicara. Ia masih mendengarkan ucapan ibunya.

HUMMING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang