Seorang gadis menapakkan kakinya di tanah kelahiran kakeknya. Sudah lama ia tak melihat kota Bandung sejak umur 5 tahun. Saat kecil ia sering kali pergi dan menginap di rumah kakeknya. Saat ia memasuki bangku SD ia jarang sekali bahkan tidak pernah mengunjungi kakeknya lagi. Ia sudah tumbuh besar di Jakarta beserta orang tuanya. Kini ia hendak melanjutkan jenjang pendidikannya sebagai mahasiswi di Bandung. ISBI Bandung memang terlihat menarik untuknya. Sejak kecil ia mahir memainkan alat musik tradisional dari bambu. Ditambah sang kakek yang memberikan keahliannya secara turun menurun kepada cucu kesayangannya itu. Tidak masalah jika ia masuk prodi angklung dan musik bambu. Ia yakin kakeknya akan sangat mendukungnya dan memberinya wejangan lebih tentang angklung.
Sejak 10 menit yang lalu setelah kereta berhenti di Stasiun Bandung ia mencari transportasi untuk menuju rumah kakeknya. Tak lama kemudian bus melintas dan berhenti didepannya. Ia terlihat agak kesulitan untuk menangkat kopernya saat menaiki bus. Sepasang tangan membantunya mengangkat kopernya itu. Seorang pria dengan jaket navy menaikkan kopernya sampai di dalam bus.
"Terima kasih" ucap gadis itu. Sepasang matanya mencari seseorang yang membantunya tadi. Tetapi ia tak menemukan orang itu.
Sesampainya ia dirumah kakeknya, tangannya mengetuk pintu beberapa kali. Sebuah sahutan suara terdengar dari dalam rumah. "Iya sebentar" dan tak lama kemudian pintu terbuka.
"Ohh Raina cucu kakek" Raina menghambur kepelukan kakeknya. "Sini masuk kamu pasti lelah. Kakek sudah siapkan tempat tidur khusus cucu kakek semoga kamu betah"
"Kapan aku pernah ga betah disini kek?"
Raina memasuki kamarnya dan mengistirahatkan tubuhnya yang letih. Besok akan menjadi hari ia pertama kali menjadi mahasiswi. Semoga ia akan menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya.
***
Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Cukup membuat Raina tergesa-gesa untuk hari pertama kuliah. Langkah kakinya diperlebar setelah turun dari bus. Sedikit berlari untuk menuju kelas hari pertama kuliahnya. Dan benar hari ini ia telah melewatkan 30 menit mata kuliah pertama. Matanya melebar dan tersenyum melihat sekitar karena sedikit malu dengan keterlambatannya. Seseorang disampingnya mencoba berkomunikasi dengannya.
"Good untuk kuliah pertama" orang itu menunjukkan kedua jempolnya kepada Raina sembari tersenyum.
Raina hanya bisa tersenyum mendengarnya. Bagaimanapun yang dikatakan gadis itu ada benarnya. Seusai jam pertama selesai Raina membereskan mejanya.
"Dara" gadis yang tadi berada disampingnya menulurkan tangannya.
"Ohh Raina"
"Kenapa bisa telat?" tanya Dara
"Biasa bangun kesiangan" Raina sedikit tertawa canggung.
"Hari pertama jangan cangung gitu dong"
"Asli Bandung?" tanya Raina.
"Yes" Dara mengangguk. "Lo?"
"Gue dari Jakarta. Disini ikut kakek" jelas Raina.
"Ohh yaa berarti lo belum kemana-mana kan selama di Bandung?" tanya Dara.
Raina menggelengkan kepalanya.
"Nanti malem ikut gue" ajak Dara.
"Kemana?"
"Ke Osteria. Katanya The God bakal tampil disana dan mereka dikontrak untuk waktu yang lumayan lama untuk nyanyi disana" jelas Dara.
"Hmm? Osteria? The God?" Raina sedikit bertanya-tanya.
"Osteria itu restoran dan The God itu band yang cukup terkenal di kampus ini karena anggotanya dari kampus ini semua. Ada Rendra vokalis dan gitaris dari prodi seni teater, Dicky yang pegang bass dari prodi seni teater juga, dan ada Raihan drummer dari prodi film dan televisi. Kayaknya kita harus pesen kursi juga takutnya udh penuh hehe"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMMING LOVE
Fiksi RemajaSebuah kesalahan besar bagi Raina karena telah menerima tantangan cowok dingin, songong, dan menyebalkan seperti Rendra. Ia secara tidak langsung berurusan dengan kehidupan Rendra. Bahkan tentang perasaan cowok itu. Semakin dalam ia mencari tau sema...