16

15 11 0
                                    

Raina berada di ruang musik bersama teman-temannya. Ia sedikit tidak fokus bermain angklung saat ini. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering memikirkan Rendra.

"Ra lo kok sering ngelamun akhir-akhir ini kenapa?" tanya Dara.

"Ga apa apa kok"

"Serius? Cerita aja Ra kan kita selalu siap menampung" ucap Tika.

"Menampung perghibahan yang ada" celetuk Dara.

"Rendra akhir-akhir ini jarang ke Osteria kenapa ya?" tanya Raina.

"Kok tiba-tiba bahas Rendra ini kenapa hayoo" goda Dara.

"Cuma tanya aja gaboleh ya" elak Raina.

"Udah Ra gue tau kalo lo suka ke Rendra kan? Gausah ditutup-tutupi kali" ucap Dara.

"Semua cewek di kampus ini emang suka Rendra kok Ra tenang ajaa mereka malah kelihatan ngejar-ngejar banget" timpal Tika.

"Yee maksud gue bukan suka kagum histeris gitu Tikaaa" celetuk Dara pada Tika.

"Tapi perasaan Raina itu kelihatannya lebih ke hati yang paling dalam" tambah Dara.

"Yee lo kira semua cewek disini ga punya hati" ucapan Tika membuat Dara ingin naik darah.

"Sini otak lo mau gue bersihin kelihatannya udah berdebu gitu deh" Dara ingin menjitak Tika.

Kelakuan kedua temannya membuat Raina tertawa. Ia beruntung bertemu dengan teman yang sangat mengerti dan memahaminya.

"Eh iya Ra Rendra kenapa yaa kok akhir-akhir ini mukanya suram banget gitu?" tanya Dara.

"Ga tau" ucap Raina. Ia tak mungkin mengatakan bahwa Rendra telah ditolak oleh cewek yang ia sukai dan cewek itu adalah dosennya sendiri.

"Yee lo gimana sih Ra sebagai budaknya Rendra" celetuk Tika.

"Tika gue cuma budaknya Rendra  bukan pacaranya ngerti?" ucap Raina geram dengan temannya yang satu ini.

"Nah justru itu mumpung Rendra ga punya pacar lo deketin Ra. Siapa tau kan Rendra bisa ngelihat lo. Lo itu udah VVIP bisa deketin Rendra Ra dari jadi budaknya dulu lalu jadi pacarnya" ucap Tika.

"Dih nih anak tumben pinter" komentar Dara.

"Ga lah guys kirain gue cewek apaan ngejar-ngejar Rendra"

"Sst sst Raina bukan ngejar. Tapi mendekati Rendra pelan-pelan. Tau sendiri kan cinta hadir karena terbiasa" ucap Dara.

Raina berpikir tentang saran dari teman-temannya untuk mendekati Rendra. Ia masih menimbang-nimbang apakah tepat jika ia mendekati Rendra disaat cowok itu sedang patah hati. Sepertinya tidak, Raina memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan saran teman-temannya. Ia hanya ingin mengikuti perasaannya. Kemana hatinya akan membawanya.

***

Rendra berada di taman sambil memegangi kalung yang seharusnya untuk Bu Winda. Ia tak tau lagi harus mengapakan kalung ini. Memberikannya lagi pada Bu Winda mungkin bukan hal yang baik. Beliau akan menolaknya dan mengembalikan lagi pada Rendra. Pada akhirnya Rendra memutuskan untuk melempar kalung itu ke sembarang arah. Memang sudah seharusnya ia melupakan orang yang ia sukai.

Rendra beranjak untuk pergi ke aula untuk berlatih. Walaupun setiap latihan ia akan bertemu Bu Winda tetapi Rendra tetap bersikap profesional untuk datang. Di aula semua orang sudah siap dalam posisi masing-masing. Ia sengaja mengambil tempat di sebelah Raina. Membuat gadis itu menolehnya.

HUMMING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang