08

525 65 15
                                    



Vote, Coment and Happy Reading💚

"Jeno?" panggil Rena ragu.

Jeno mengalihkan pandangannya dari ponselnya ketika ada yang memanggil dirinya. Dan tersenyum kepada Rena.

Rena menghela napas lega, ternyata dia gak salah orang, kan malu kalo sampai salah orang.

"Kak Rena. Ngapain kak?"

Rena mengerutkan keningnya, "loh bukannya aturan gue yang nanya ya? Ini kan kampus gue."

Jeno tersenyum gugup, dia menggaruk belakang kepalanya. "Oh iya juga ya haha." dia tertawa garing.

"Ngapain?" kali ini Rena yang nanya.

"Oh main aja kak." jawab Jeno.

Rena menganggukan kepalanya, sedetik kemudian dia membulatkan matanya, "jangan bilang lo mau jemput gue?"

Jeno terlihat salah tingkah. "Eh? hehehe."

"Ren? Siapa?" tanya Arin bingung.

Tadinya Arin hendak pergi keperpus karena mau meminjam beberapa buku untuk mengerjakan tugasnya, dia iseng-iseng aja lewat depan. Dan pas ngeliat Rena dari kejauhan lagi mengobrol dengan seseorang jadi dia samperin deh.

Bukan maksud Arin mau menganggu privasi Rena, tapi Arin seperti kenal dengan motor yang sedang mengobrol dengan Rena itu. Dan ternyata benar dugaannya.

Rena menoleh kebelakang, tepatnya ke Arin. Begitu Rena menoleh kebelakang, orang yang bersama Rena itu baru keliatan.

"Loh Jen? Ngapain?" Arin semakin bingung melihat Jeno ada di area kampusnya.

"Nuna." panggil Jeno semangat.

Rena kaget mendengar suara Jeno. Dia menatap Arin dan Jeno secara bergantian.

"Nuna?" tanya Rena pada Arin maupun Jeno.

Arin yang ditatap oleh Rena hanya tersenyum canggung.

"Oh iya kalian kok bisa disini? Lo kenal Jeno Ren?" Arin mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Iya dia Adek kelas gue di SMA dulu."

Arin menatap Rena curiga, "oh pantesan lo ngotot banget nyuruh gue nerima tawaran lo."

"Hehe iya, tapi lumayan juga kan buat lo."

"Iya sih,"

Jeno merasa diabaikan akhirnya berdehem keras. Arin dan Rena kompak menoleh ke Jeno.

"Nih Jen yang katanya nuna lo." Rena menekankan kata nuna guna menyindir Jeno.

Rena mendorong bahu Arin sampai Arin berdiri disebelah Jeno yang masih nangkring diatas motornya.

Arin berdecak sebal, "apaan sih Ren."

Jeno tersenyum manis kearah Arin sampe matanya hilang, "ayo nuna."

Arin yang disenyumin Rena yang ambyar.

"Hah? Kemana?"

"Belajar lah, ayo nuna keburu sore." Jeno menarik pergelangan tangan Arin agar Arin naik ke motornya.

Tanpa mengucapkan apapun Arin naik ke motor Jeno, tentunya dengan bantuan Jeno.

"Oke, selamat belajar Jen." ucap Rena.

"Iya kak makasih, yaudah kita pamit ya."

"Ren pamit, langsung pulang inget." ingat Arin, karena kebiasaan Rena kalo sudah tidak ada kelas bukannya pulang malah mampir kemana-mana dulu.

[1] Noona - Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang