18

358 44 15
                                    


Haiiii

Aku mau ngingetin kalian, bahwa cerita ini hanya fiktif belaka aja, tidak bermaksud menjelek-jelekkan atau pun membenci idol itu sendiri...

Semoga kalian suka:)

Vote, comment and Happy Reading 💚








Arin terbangun dengan kondisi badan yang seperti remuk semua, belum lagi rasanya sangat berat sekali untuk membuka matanya.

Menerjapkan matanya beberapa kali dan melihat ke sekeliling ruangan ini. Tunggu, ini bukan kamarnya. Begitu sadar ini bukan kamarnya, mata Arin terbuka sempurna. Arin langsung menyibak selimutnya dan dia bisa bernapas lega ketika melihat pakaiannya yang masih lengkap.

Ceklek.

Lagi-lagi Arin dibuat terkejut karena dari arah kamar mandi keluar sosok Jeno yang keliatannya baru selesai mandi dan hanya menggunakan celana pendek saja tanpa memakai atasannya, dan handuk yang menggantung di pundaknya.

Arin hampir saja berteriak jika tidak dengan cepat Jeno menutup mulut Arin dengan tangannya.

"Stt jangan berisik nuna." bisik Jeno.

Arin meneguk salivanya dengan susah payah, melihat Jeno yang tanpa mengenakan atasan dengan jarak sedekat ini. Bodohnya dengan jarak sedekat ini Arin menurunkan pandangannya ke bawah, tepat ke perut Jeno.

Mata Arin membulat sempurna. Jeno pun sadar kini kemana arah mata Arin memandang.

"Sayang? Kamu udah bangun? Mamah masuk ya."

Ceklek.

Sedetik kemudian Jeno langsung meloncat ke atas kasurnya lalu menutup dirinya dan Arin dengan selimut. Jeno memeluk Arin di dalam selimut agar tidak ketahuan oleh Irene.

"K-kenapa mah?" tanya Jeno gugup.

"Kamu ini kenapa? Kaya abis ketauan ngapain aja." tanya Irene heran.

Arin kesulitan bernapas di dalam selimut, bukan karena pengap, tetapi karena kini dirinya di peluk Jeno yang tanpa menggunakan atasan woy.

Tolong kasih oksigen yang banyak untuk Arin, ini jantung Arin berdetak sangat tidak normal saat ini. Dimana Arin yang bersentuhan langsung dengan tubuh Jeno.

"Hah aku kaget aja, abisnya mamah tiba-tiba masuk, aku abis mandi mah."

"Lah terus kenapa abis mandi kamu malah selimutan? Kamu demam?" tanya Irene.

Irene hendak berjalan kearah Jeno, namun ditahan oleh Jeno. "Jangan mah!" pekik Jeno.

Irene saja sampai kaget mendengar pekikan Jeno. "Kamu kenapa sih? Mama cuman mau ngecek suhu kamu."

"Jeno lagi gak pake baju, malu mah."

Irene tertawa mendengar jawaban Jeno. "Kamu kayak lagi sama siapa, bahkan mama udah liat kamu telanjang waktu masih bayi, jadi gausah malu."

Irene tetap saja berjalan mendekat ke arah Jeno. Jeno semakin merapatkan tubuh Arin ke tubuhnya. Menempelkan kepala Arin di dadanya, bener-bener kaya lagi meluk guling.

Arin makin gak waras di dalam sana, karena kini wajahnya bersentuhan langsung dengan dada Jeno. Bahkan dirinya bisa mendengar detak jantung Jeno yang sama dengan dirinya, berdetak dengan cepat.

Jeno panik, ini masalahnya dia lagi ngumpetin anak perawan di dalam selimutnya, gimana kalau Irene menyibak selimutnya? Bisa di coret dari daftar keluarga Jeno ini.

Irene berhasil menempelkan punggung tangannya ke dahi Jeno. "Gak panas kamu."

"Ya kan emang Jeno gak sakit mamah." saut Jeno geregetan untuk mengusir rasa gugupnya.

[1] Noona - Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang