Ooohallooooo
Aku update nih buat nemenin ke jombloan kalian😄
*piss canda hehe 🙂😁
Happy Reading 💚
Arin terbangun dari tidurnya karena merasakan tenggorokannya sangat kering. Dia menoleh ke samping, ada Rena yang masih tertidur.
Mendudukan dirinya secara perlahan lalu bersandar pada sadaran tempat tidur. Kepalanya pusing banget, Arin memijat pelan kepalanya, dan mencoba mengingat kejadian semalam.
Karena tak bisa mengingat apapun Arin membangunkan Rena dengan menepuk-nepuk bahunya.
"Ren.." panggil Arin.
"Hmm." jawab Rena masih menutup matanya, enggan membuka mata.
"Ish bangun udah siang, kebo banget sih lu." omel Arin.
Rena akhinya bangun dan melihat jam di ponselnya, sudah jam 10 pagi. Haha lama juga ya dia tertidur.
"Apa?" tanya Rena ketika dirinya sudah duduk di samping Arin.
"Gua semalem berbuat yang aneh-aneh gak?" tanya Arin dengan hati-hati.
Rena berpikir sebentar. "Lo mau tau?"
"Iya, apa cepetan." desak Arin penasaran.
"Jangan nyesel ya." ucap Rena sekali lagi.
Arin mengangguk, dan siap menyimak apa yang akan Rena ucapkan. Rena menceritakan semuanya termasuk saat dirinya muntah di hadapan Jeno, bahkan sampai mengenai baju Jeno.
"Serius? Lu gak ngada-ngada kan?" tanya Arin tak percaya.
"Itu gue jujur." jawab Rena santai.
Kalian tau sekarang Arin sedang menahan malu, wajahnya sudah merah padam, bahkan tadinya dia sangat haus mendadak hilang rasa hausnya di gantikan dengan rasa malu.
"Rena, maluu."
Rena tertawa, "sans aja sih, lagian kan lo mabuk, jadi Jeno udah pasti maklumin kelakuan aneh lo itu lah."
Walaupun lagi mabuk tapi kan sama saja Arin tetap malu.
"Keluar yuk, gue laper. Pasti Jeno udah masakin sesuatu buat lo." goda Rena.
Arin memukul punggung Rena, "gausah ngeledekin gue ya. Gue gak mau keluar ah, malu."
"Buset lo kalo mau mukul gue, jangan samain kaya lo lagi mukul Jeno dong. Sakit ini."
"Bodo."
Rena menarik tangan Arin agar mau keluar dari kamar, Arin berusaha agar tangan Rena terlepas namun tidak bisa, tenaga Rena sudah kaya laki-laki.
Rena masih menarik-narik Arin hingga tiba di meja makan. Di sana Jeno terlihat sedang memainkan ponselnya.
Penampilan Jeno pagi ini cukup membuat Arin terdiam sebentar menatap Jeno, dengan memakai kaos hitam lengan pendek dan celana treaning hitam juga. Arin terpesona melihat penampilan sederhana Jeno.
"Udah bangun?" tanya Jeno yang mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Arin.
"U-udah."
"Masih pusing gak?"
"Dikit."
"Sini duduk, Jeno udah bikinin makanan."
Arin dengan ragu berjalan menghampiri meja makan, Rena sudah lebih dulu duduk disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Noona - Lee Jeno [END]
Fanfiction(WALAUPUN PART UDAH LENGKAP JANGAN LUPA VOTE NYA YA) "Jeno akan selalu ada di belakang nuna, jadi kalau nuna sedih, lihat ke belakang ada Jeno yang siap membuat nuna tersenyum." Warning!!! *Mengandung unsur ke bucinan *Bahasa kasar *Bahasa campur...