Ooohalloooooo
Sesuai janji aku, aku bakalan update cepat hehe
Jangan lupa sebelum baca, pencet tombol Bintang dulu yaaa 😆
Happy Reading 💚
.
.
.
."Lo mati sekarang!" desis Jeno.
Bugh.
Satu pukulan mendarat di wajah Hyunjin, Hyunjin nya pasrah aja karena dia sudah sangat lelah meladeni tenaga Jeno yang gak ada habisnya. Pukulan kedua hendak mendarat lagi di wajah Hyunjin namun terhenti di udara karena saat itu Arin langsung memeluk Jeno dari belakang bermaksud untuk menghentikan Jeno.
"Please udah, berhenti." lirih Arin.
Emosi Jeno langsung mereda saat mendengar suara isakan dari mulut Arin, Jeno menurunkan tangannya lalu berbalik menghadap kehadapan Arin.
"Tuhkan apa gue bilang, Jeno pasti luluh kalo kak Arin yang berhentiin, ya walaupun kena sasaran Hyunjin dulu." ujar Jaemin yang memantau mereka dari jauh. Haechan dan Renjun mengangguk setuju.
Bukan maksud mereka tidak mau melerai Jeno dan Hyunjin, karena percuma saja. Jeno tidak akan berhenti kalau lawannya belum kalah.
Saat itu saja Mark dan Jaemin dengan susah payah untuk merelai Jeno berantem sama Hyunjin. Dan karena itu di sekolah jadi Jeno mau berhenti.
Karena ini bukan di sekolah jadi Jeno bebas, liat saja Hyunjin sampai terbaring lemah dengan wajah penuh luka, tidak ada bedanya dengan Jeno, Jeno pun juga mempunyai banyak luka lebam. Bahkan perutnya sakit karena di tendang oleh Hyunjin tadi.
"Nuna, apa itu sakit?" tanya Jeno khawatir.
"Tolong jangan berantem." isak Arin sambil menundukkan kepalanya.
Jeno menarik Arin kedalam pelukannya lalu mengelus belakang kepala Arin dengan lembut, sesekali mencium kepala Arin.
"Nuna jangan nangis, ayo kita pulang. Jeno obatin luka nuna. Maaf Jeno gak bisa ngelindungin nuna, maaf." lirih Jeno.
Arin menggeleng lalu melepaskan pelukan Jeno, dia menatap wajah Jeno yang banyak sekali luka lebam, bahkan sampai ada yang mengeluarkan darah, seperti hidung Jeno, ada darah yang sudah mengering disana.
"Ini p-pasti sakit." ucap Arin dengan suara yang bergetar.
"Tidak nuna, Jeno gapapa. Ayo kita pulang."
Jeno menuntun Arin menuju motornya yang letaknya tidak jauh dari Jaemin, Haechan dan Renjun.
Sejenak Jeno menatap teman-temannya itu, bertanya lewat tatapan mata siapa yang membawa Arin kesini. Dan tanpa di ketahui oleh Jaemin dan Renjun, Haechan melirik Jaemin untuk memberi jawaban ke Jeno.
Jeno mengangguk paham lalu tersenyum. Dan tanpa pamit kepada teman-temannya Jeno pergi membawa Arin kembali ke apartemennya.
"Astaga Jen, muka lo babak belur gitu, ya ampun Arin lo juga kena pukul? Wahh bener-bener tuh si setan gue bilang jangan sampe Arin luka malah kena juga." Rena histeris saat membuka pintu wajah Jeno lah yang muncul beserta Arin yang sedang berdiri lemes di bantu oleh Jeno.
Ya gimana gak lemes baru saja keluar dari rumah sakit belum ada sehari sudah kena pukulan saja di wajahnya, sudah gitu kepalanya pusing terus semenjak di pukul oleh Hyunjin.
Hyunjin niatnya bukan mau mukul Arin, tapi mau mukul Jeno, karena Arin mencoba misahin jadinya kepeleset pukulan Hyunjin dan malah kena Arin. Lumayan kenceng pukulannya karena standar pukulan laki-laki. Itu saja Hyunjin sudah lumayan lemes, gimana pas masih semangat. Bisa-bisa Arin pingsan kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Noona - Lee Jeno [END]
Fanfiction(WALAUPUN PART UDAH LENGKAP JANGAN LUPA VOTE NYA YA) "Jeno akan selalu ada di belakang nuna, jadi kalau nuna sedih, lihat ke belakang ada Jeno yang siap membuat nuna tersenyum." Warning!!! *Mengandung unsur ke bucinan *Bahasa kasar *Bahasa campur...