28

370 49 2
                                    

Ooohallooooo

Jangan lupa vote dan komen yawww😽

Ayo dong di vote, yang masih jadi sider vote dongg untuk menghargai penulisnya 😸 vote gratis lohh dan gak lebih dari satu detik 😂😉

Ramein komennya juga dong biar aku semangat nulisnya🙂

Happy Reading💚

.
.
.
.




Disore hari yang sejuk ini Arin sedang mengemasi beberapa baju kedalam kopernya dibantu oleh Rena. Liburan telah tiba, Arin memanfaatkan waktu liburannya untuk pulang ke Jakarta, menemui kedua orang tuanya.

Hujan baru saja turun membasahi kota Jogja beberapa menit yang lalu. Cukup deras, hingga membuat suhu udara menjadi lebih dingin. Bau tanah yang basah karena air hujan membuat hati Arin jadi tenang. Arin sangat suka sekali bau tanah yang basah akibat hujan. Mungkin beberapa orang juga menyukainya.

Malam ini Arin akan berangkat ke Jakarta menggunakan kereta. Karena Arin sudah mempunyai gaji tetap dari hasil kerja menjadi guru privatnya Jeno, jadi Arin mampu untuk membeli tiket kereta dengan uangnya sendiri.

Arin juga sudah mulai nabung untuk dikirim ke ibunya yang di Jakarta. Ya walaupun belum seberapa, tapi Arin yakin sedikit demi sedikit pasti akan jadi banyak.

Walaupun sudah mempunyai gaji tetap dan kiriman uang setiap bulannya dari ayahnya tidak membuat hidup Arin menjadi berfoya-foya. Dan masalah sekarang dia tinggal di apartemen Jeno bersama Rena, itu tidak gratis kok.

Arin cukup tau diri, makanya dia dan Rena patungan untuk membayar uang sewa ke Jeno. Awalnya Jeno menolak keras, tidak masalah bagi Jeno jika Arin tinggal disitu secara gratis. Arin yang tidak mau, memaksa Jeno agar menerima uang dari dia dan Rena, Arin juga mengancam Jeno jika tidak menerima uang sewanya, Arin akan pindah bersama Rena dari apartemen Jeno.

Dengan cepat Jeno menerima uang itu, ya karena Jeno gak mau sampai Arin keluar dari apartemennya. Karena menurut Jeno tempat itu sudah yang paling aman untuk Arin tinggalin.

Tadinya Arin ke Jakarta hanya sendiri, tapi tiba-tiba Jeno memaksa ingin ikut, dengan alasan dia tidak mau Arin berpergian sendiri. Jadi hari itu juga—saat Jeno mengetahui Arin ingin pulang ke Jakarta— Jeno lansung membeli tiket keretanya juga. Beruntung sekali Jeno dapat jadwal yang sama dengan Arin dan juga gerbong yang sama. Tetapi hanya beda tempat duduk.

Itu tidak masalah bagi Jeno, karena nanti dia akan membujuk orang yang duduk disamping Arin untuk pindah ke kursinya. Jika orang itu gak mau pindah, Jeno akan memaksanya. Ya walaupun tidak terdengar sopan. Tapi Jeno tidak peduli, yang penting Arin aman duduk disampingnya.

Setelah memasukkan beberapa pakaian kedalam kopernya, Arin dan Rena sekarang sedang menonton berita di televisi sambil ngemil juga.

"Kabar terkini, telah terjadi kembali pembunuhan berantai di daerah Jogjakarta, Jawa tengah. Diduga pelaku ini adalah orang yang sama pada saat itu. Ini hanya dugaan polisi saja, karena sampai sekarang polisi belum juga berhasil menemukan bukti yang kuat, jadi pelaku ini belum bisa ditangkap. Kejadian ini terjadi di salah satu hotel yang ada di Jogjakarta. Terlihat di rekaman cctv, seorang yang mencurigakan membawa dua kantung plastik hitam yang ada dikedua tangannya. Polisi menduga plastik itu berisi beberapa potongan mayat korban." ucap seorang reporter itu.

Arin dan Rena menyimak berita itu dengan serius, bahkan kegiatan ngemil mereka sampai tertunda gara-gara terlalu serius mendengarkan berita itu.

"Saat polisi memeriksa isi kantung plastik yang dibuang oleh pelaku, polisi tidak menemukan potongan mayat-mayat itu, malah isinya hanya beberapa sampah buah dan sisa makanan. Karena polisi masih belum menemukan pelaku kami mengimbau kepada kalian untuk selalu berhati-hati dan selalu mengunci rapat rumah, hotel, atau bahkan kosan kalian. Karena kasus ini sangat serius. Sudah banyak sekali nyawa yang hilang akibat orang ini. Kami hanya bisa memberikan foto pelaku yang tidak jelas karena diambil dari rekaman cctv, berikut foto pelaku ini."

[1] Noona - Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang