Oohalooo
Vote dulu yuk sebelum baca
Ramein komen juga donggg
Happy Reading 💚
.
.
.
."Mah hari ini mau kemana?" tanya Jeno ketika mereka sedang menikmati sarapan yang di buat oleh Irene.
"Kenapa? Mau nganterin mama emang?"
"Nggak males, nanya aja." balas Jeno santai.
Irene menatap anaknya ini dengan malas. Anaknya ini emang kalau sudah di suruh nemenin Irene belanja atau ke salon pasti selalu ada saja alasan buat menolaknya. Tapi beda lagi kalau sama anak sulungnya. Dia selalu menuruti apapun yang Irene minta.
"Yaudah, mau tau aja kamu." ucap Irene malas.
"Ish Jeno nanya serius mamah." Jeno menahan kesal.
"Sore mungkin baru keluar."
Jeno diam, dia berpikir bagaimana mengeluarkan Arin dari sini tanpa sepengetahuan Irene, karena dirinya males di tanya yang aneh-aneh.
"Mah Jeno mau nambah boleh gak? Tapi makannya dikamar."
"Tumben kamu mau nambah, yaudah abis itu di cuci ya piringnya. Mamah mau nonton drama kesukaan mama di tv."
Setelah Irene menghilang dari dapur, Jeno langsung mengambil piring baru dan sendok baru. Lalu mengambil dua centong nasi goreng, telur mata sapi dan ayam goreng. Tidak lupa segelas air putih dan membawanya ke kamar untuk Arin.
Jeno memasuki kamarnya, dia melihat Arin sedang melamun di balkon kamarnya sambil menatap ke arah jalanan depan.
"Nuna." panggil Jeno.
Arin langsung menoleh dan berjalan mendekati Jeno.
"Sarapan dulu." Jeno memberikan sepiring nasi goreng beserta lauknya tadi.
Arin menatap makanan itu tanpa nafsu, bukan karena tidak enak, tapi emang dia lagi gak nafsu makan saja. Kepikiran semalam.
Jeno menuntun Arin agar duduk di tepi kasurnya. Jeno memegang pundak Arin, membawa Arin agar menghadap ke dirinya, dan menatap Arin dalam.
"Makan ya nuna? Nuna habis nangis semaleman sampai pingsan gitu, nuna juga butuh tenaga untuk lewatin ini semua, Jeno gak akan bosan-bosannya ngasih tau ke nuna, kalo Jeno akan selalu ada buat nuna, Jeno akan selalu ada dibelakang nuna."
"Makan ya? Setidaknya ini buat kesehatan nuna sendiri. Ayo dimakan." bujuk Jeno.
Arin masih diam melihat makanan yang ada di pangkuannya itu.
Jeno mengambil alih piring yang ada di pangkuan Arin, "apa perlu Jeno suapin?"
Arin menatap Jeno, lalu matanya kembali berkaca-kaca.
"Jangan nangis nuna, kalo nuna nangis lagi nanti Jeno ikutan nangis nih."
"A-aku mau ngambil barang-barang aku di sana Jen, hiks."
Jeno menatap Arin gak tega, segitu pengaruhnya Doyoung buat Arin sampai gak nafsu makan gini.
"Iya nanti Jeno anterin, tapi makan dulu ya nuna?"
Arin menggeleng lemas, "aku mau ambil barang-barang disana." mohon Arin.
Jeno kalah, dia nyerah buat ngebujuk Arin agar mau makan. Jeno bersumpah pada dirinya sendiri kalau alasan bajingan itu gak masuk akal, dia akan menghajar bajingan itu sampai kapok, kalau perlu sampai ke peristirahatan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Noona - Lee Jeno [END]
Fanfiction(WALAUPUN PART UDAH LENGKAP JANGAN LUPA VOTE NYA YA) "Jeno akan selalu ada di belakang nuna, jadi kalau nuna sedih, lihat ke belakang ada Jeno yang siap membuat nuna tersenyum." Warning!!! *Mengandung unsur ke bucinan *Bahasa kasar *Bahasa campur...