Vote, Coment and Happy Reading 💚
Arin tiba di salah satu SMA yang ada di Jogja. Awalnya Arin ragu untuk masuk, karena takutnya orang dari luar dilarang masuk, tetapi melihat banyak orang yang berdatangan dia jadi ikut-ikutan masuk saja.
Arin bertanya pada seorang lelaki yang sedang memakai seragam olahraga, lelaki tersebut sedang membeli cilok di halaman sekolahnya.
"Maaf." panggil Arin.
Lelaki itu menoleh, lalu langsung melebarkan senyumnya. "Iya teh? Aya naon?" tanya lelaki tersebut.
Arin bingung, ini di Jogja tetapi lelaki tersebut berbicara dengan bahasa sunda.
"Pertandingan basket dilaksanakan dimana ya?" tanya Arin ramah.
"Pendatang dari luar ya teh?"
Arin hanya mengangguk dan tersenyum untuk menjawab pernyataan lelaki tersebut.
"Hayu atuh bareng saya aja, kebetulan saya juga mau kesana."
Setelah membayar cilok tadi lelaki tersebut menunjukkan jalan menuju pertandingan basket itu dilaksanakan.
Pertandingan basket dilaksanakan dilapangan indoor, karena memang cuaca siang ini cukup panas.
"Ini teh sudah sampai, teteh nyari siapa disini?" tanya lelaki itu karena Arin terlihat celingak-celingukan mencari-cari keberadaan Rena ditengah keramaian disini.
"Nyari temen disini."
"Mau saya temenin dulu gak? Daripada kaya anak ilang nanti." tawar lelaki tersebut.
"Gausah, itu temen saya. Makasih ya." Arin tersenyum kepada lelaki tersebut sebelum pergi menghampiri Rena yang lagi bersama sekumpulan anak laki-laki disana.
"Eyy kak Rena muncul juga setelah beberapa lama hiatus." ujar Haechan ketika Rena menghampiri mereka yang sedang beristirahat.
"Apasih Chan bahasa lo hiatus segala." Rena tertawa menanggapi candaan Haechan.
"Jen, ngapa dah kok bisa cedera segala, trus itu kaki gapapa?" tanya Rena pada Jeno yang lagi duduk dibawah sambil meluruskan kakinya.
"Gapapa kak, tadi meleng aja." jawab Jeno seadanya.
"Halah cemen lu Jen, noh liat tuh si bangsat sama si monyet lagi ngeremehin elu noh." Haechan mengompori Jeno.
Jeno menatap mereka di seberang sana, disana terlihat Hyunjin dan Felix menatap kearah Jeno dengan pandangan meremehkan. Walaupun dari jauh tapi Jeno dapat melihat mereka.
"Tau lu Jen, biasanya jago lu kalo urusan menjatuhkan lawan." tanya Mark yang baru saja datang bersama Renjun.
"Gatau lagi ga mood aja." jawab Jeno malas.
Rena mengerti maksud Jeno apa, dia mengecek ponselnya, Arin sudah membaca pesan darinya, tapi kenapa dia belum datang juga sampai saat ini.
"Hilih nape lo? Ditolak lagi sama dia?" sarkas Renjun.
Jeno langsung menatap Renjun, Renjun balik menatapnya. "Kenapa? Bener kan gue?" tanya Renjun dengan wajah menantang Jeno.
"Eyy udah atuh jangan nanggung kalo mau berantem, noh lapangan gede." Haechan mendorong pundak Renjun agak kencang, sehingga Renjun yang gak siap pun hampir nyusruk kebawah kalau gak pegangan sama Mark yang ada disampingnya.
"Goblok banget lu Chan." ujar Mark sambil ketawa geli.
Rena hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Noona - Lee Jeno [END]
Fanfiction(WALAUPUN PART UDAH LENGKAP JANGAN LUPA VOTE NYA YA) "Jeno akan selalu ada di belakang nuna, jadi kalau nuna sedih, lihat ke belakang ada Jeno yang siap membuat nuna tersenyum." Warning!!! *Mengandung unsur ke bucinan *Bahasa kasar *Bahasa campur...