Ooohaloooo
Vote yaa, gak lebih dari satu detik kok
Semoga suka
Happy Reading 💚
.
.
.
.Sudah hari ke tujuh Arin melaksanakan uas dan selama itu pula Arin selalu menghindar ketika hendak berpapasan dengan Doyoung.
Sejauh ini Rena juga ikut menghindar dari Doyoung karena takut di tanyai mengenai Arin, karena hanya dia yang Doyoung tau.
Doyoung tidak terlalu nekat sampai bolos satu mata kuliah agar bisa menemui Arin, di saat ada kesempatan selalu Doyoung gunakan untuk mancari Arin. Doyoung tau sejak saat itu Arin menghindari dirinya terus. Jadi Doyoung mencoba bersabar sampai uas ini selesai baru dia akan menggunakan cara yang nekat atau bahkan sedikit memaksa kalau Arin masih terus menghindarinya.
Kapan mau selesai masalah kalau terus-menerus menghindar. Kalau kalian mengira selama ini Doyoung tidak tersiksa dengan diamnya Arin, kalian salah besar. Walaupun dia masih bisa fokus ngerjain soal-soal ujian tapi setelah selesai dia kembali memikirkan Arin.
Doyoung selama ini sudah mencoba menghubungi Arin tetapi tidak bisa. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan uas, setelah selesai mengerjakan soal-soal itu Doyoung langsung izin keluar kelas duluan karena mau stay di depan kelas Arin sampai Arin keluar.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam di depan kelas Arin, akhirnya kelas Arin selesai juga. Satu persatu mahasiswa keluar, Doyoung masih harus terus-menerus melihat wajah-wajah yang keluar dari kelas Arin sampai Arin yang keluar.
Namun sampai kelas kosong pun Arin gak keluar-keluar bahkan temannya, Rena juga sama. Doyoung mencegat salah satu mahasiswa terakhir yang keluar dari kelas Arin, bertanya apakah Arin dan Rena masuk kelas hari ini. Dan jawaban orang itu iya, tapi kenapa mereka gak ada?
Perasaan Doyoung gak berkedip sama sekali saat satu persatu mahasiswa di kelas Arin keluar.
"Gila anjir niat banget sih lu ngehindarnya." ucap Rena sambil mengatur napasnya.
Mereka berdua kabur lewat jendela, ini juga karena Rena melihat Doyoung yang mondar-mandir di depan kelasnya. Jadi tiba-tiba ide gila Arin muncul yaitu kabur lewat jendela.
"Ya lo sendiri ngapain ikut-ikutan kabur segala? Kan yang punya masalah gue bukan lo."
Iya juga sih kan yang punya masalah Arin, kenapa dirinya ikut kabur juga. Tapi kalau gak kabur pasti Doyoung juga akan mencegat nya, menanyakan Arin kepadanya.
"Kalo gue gak ikut kabur, pasti gue di hadang sama dia, di suruh jawab jujur dimana lu selama ini."
"Ya kan lu bisa bohong panjul." ucap Arin emosi
"Gak bisa gue bohong kalo sama kak Doy, auranya serem banget dah beneran."
Arin bukannya takut sama Doyoung, dia cuman malas saja ketemu sama Doyoung untuk saat ini. Karena setiap Arin melihat wajah Doyoung dari jauh saja membuat hatinya sakit mengingat kejadian malam itu.
Mereka sekarang berjalan menuju keluar kampus dengan langkah hati-hati, takut berpapasan dengan Doyoung di jalan.
Saat sedang melewati parkiran mobil tiba-tiba tangan Arin di tarik oleh seseorang, Arin dan Rena terkejut langsung menoleh kebelakang.
Arin melebarkan matanya, begitupun dengan Rena. Mereka sia-sia kabur lewat jendela kalau ujung-ujungnya bakalan ketauan juga.
"Ikut aku!" Doyoung menarik tangan Arin kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Noona - Lee Jeno [END]
Fanfiction(WALAUPUN PART UDAH LENGKAP JANGAN LUPA VOTE NYA YA) "Jeno akan selalu ada di belakang nuna, jadi kalau nuna sedih, lihat ke belakang ada Jeno yang siap membuat nuna tersenyum." Warning!!! *Mengandung unsur ke bucinan *Bahasa kasar *Bahasa campur...