30

367 35 2
                                    

Ooohallooo

Maaf ya baru update:') ada yang nunggu ga?

Hehehe, gak ada kayaknya:)

Jangan lupa vote ya dan ramein komennya dong, aku gak gigit kok, kalian bebas mau komen apa aja hehe

Happy Reading 💚



.
.
.
.



Arin baru saja sampai di rumahnya. Dia bersama ibunya habis dari pasar untuk membeli beberapa bahan makanan, karena stok di rumahnya sudah mulai habis sekalian saja belanja bulanan. Mereka pergi hanya berdua, ayahnya Arin tidak bisa ikut, dikarenakan harus pergi bekerja.

Rencananya Arin akan pulang dua hari lagi, dia tidak mungkin pulang mepet waktu dengan jadwal masuk kuliahnya. Jeno juga setiap malam selalu mengikatkan Arin kalau mau pulang harus bilang Jeno dulu, biar Jeno jemput katanya.

Ibunya Arin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kebucinan seorang Jeno. Bahkan dulu saat Arin masih berpacaran dengan Doyoung saja tidak sampai seperti ini. Ibunya Arin dapat melihat ketulusan yang Jeno berikan untuk Arin, itulah mengapa ibunya atau bahkan ayahnya langsung menyetujui hubungan Arin dengan Jeno.

Hari ini Arin memaksa ibunya agar mengajarinya memasak. Tiba-tiba saja Arin ingin belajar masak bersama ibunya. Apalagi kalau bukan karena Jeno dia mau belajar masak. Arin dari kecil itu tidak pernah megang kompor atau pisau. Pernah dulu pada saat kelas sembilan, Arin ingin membantu ibunya memasak di dapur, dan karena Arin masih pemula, ibunya menyuruh Arin untuk memotong beberapa wortel dan juga kentang.

Kalian tau setelah itu apa yang terjadi? Jari telunjuk Arin hampir saja ikut keiris oleh pisau. Jika saja ayahnya telat menyadarinya, mungkin pada saat itu juga Arin akan dilarikan kerumah sakit. Pernah juga waktu itu Arin mencoba memasak mie instan karena ibunya sedang jaga toko roti dan Arin juga baru pulang sekolah.

Karena laper Arin mencoba memasak mie instan itu sendiri, setelah memasukkan air kedalam panci, Arin langsung pergi kekamarnya untuk ganti pakaian. Karena ada notifikasi masuk ke ponselnya Arin jadi lupa kalau dia sedang merebus Arin.

Untung saja waktu itu ayahnya Arin datang kerumah untuk mengambil sesuatu. Ketika masuk kerumah ayahnya Arin mencium bau gosong yang berasal dari arah dapur. Dan dengan cepat ayahnya Arin berlari kedapur, ternyata panci yang berisikan air itu sudah hangus, dan hampir membakar pancinya.

Arin yang baru sadar sedang memasak air langsung lari ke dapur, disana sudah ada ayahnya dengan wajah yang sangat panik.

"Ibu ayo ajarin aku masak." bujuk Arin.

"Kamu ini tumbenan mau belajar masak. Katanya udah kapok gak mau bersentuhan sama dapur berserta alat-alatnya."

"Ibu gatau aja, aku udah masak beberapa kali, dan itu hasilnya keasinan." batin Arin.

"Ayo ibu aku inikan perempuan, masa perempuan gak bisa masak. Nanti suami sama anak aku mau dikasih makan apa."

Ibunya Arin tertawa, "kamu ini udah jauh banget pikirannya. Jangan bilang kamu lagi bayangin kalau Jeno bakalan yang jadi suami kamu." goda ibunya Arin.

Wajah Arin langsung merah padam. "A-apasih ibu. Jangan sok tau deh, siapa juga yang bayangin dia jadi suami aku."

"Bagus deh kalau kamu gak ngehalu. Lagian mana mau Jeno sama kamu yang pemalas ini. Kalau gak diteriakin buat bangun pagi juga kamu gak bakalan bangun sampe sore, apalagi disaat libur gini."

Arin cemberut, "ibu mah—aturan tuh anaknya di doain yang bener, makanya ini aku mau berubah. Jadi aku mau belajar masak dulu. Ayo ibu ajarin aku masak."

[1] Noona - Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang