31

290 35 4
                                    

Ooohallooo

Maaf ya aku baru up:) sebagai gantinya aku bakalan double up 😆

Jangan lupa vote dan komen yaa.. aku menanti spam komen dari kalian:')

Happy Reading 💚

.
.
.
.

Pagi-pagi Jeno sudah datang kerumah Jaemin dan mengganggu waktu tidur Jaemin.

Sesampainya dirumah Jaemin, Jeno disambut hangat oleh bundanya Jaemin. Jeno juga diminta untuk membangunkan Jaemin yang masih tidur dikamarnya.

Dan sekarang lah Jeno berada, didalam kamar Jaemin yang penuh dengan komputer dan juga laptop. Jeno heran, ini Jaemin buka warnet atau gimana? Karena kalau semua ini untuk Jaemin doang ya gak perlu sebanyak ini komputer dan laptop pada berjejer disini.

"Woy bangun!" teriak Jeno sambil memukul Jaemin menggunakan guling.

Tanpa perlu susah-susah, Jaemin langsung terbangun ketika merasakan pukulan kencang mengenai punggungnya itu. Jaemin mendudukan dirinya lalu menatap Jeno dengan mata yang masih mengantuk.

"Apasih?!"

"Temenin gue ayo."

"Kemana?"

"Hp gue ilang, dan gue baru sadar tadi malem pas abis pulang dari balapan."

Mata Jaemin terbuka sempurna. "Lah kok bisa ilang? Lo naro dimana terakhir kali?"

"Gatau gue lupa."

"Lo udah coba cari dirumah?"

"Belum sih, hehe." Jeno menyengir lebar sedangkan Jaemin menatap Jeno dengan sangat datar.

"Silahkan pintu keluar ada disitu, mau keluar sendiri atau dipaksa?"

"Hehe sorry, ayo bantu cariin dong. Lo coba telponin hp gue, siapa tau keselip dirumah. Ayoo Jaem." Jeno mencoba membujuk Jaemin agar mau membantunya.

"Ah males, gue mau lanjut tidur. Udah sana cari sendiri. Udah gede kan?"

"Apanya yang gede?" tanya Jeno pura-pura gak ngerti.

"Otak lo gede. Sana gak!"

Jeno tertawa, "ayo bantuin. Nanti gua beliin gula balok deh buat lo ngemil malem-malem."

Nampaknya Jaemin sedikit tergiur oleh tawaran Jeno. "Oke beli dua kotak ya."

"Bangsat ngelunjak."

"Oh yaudah.."

"Oke iya dua kotak. Ayo dah cepet." potong Jeno dengan cepat.

Akhirnya Jaemin menyetujui kesepakatan itu, dan membantu Jeno untuk mencari ponselnya yang hilang itu.

"Udah lah nyerah gue bantu lo nyari dirumah segede ini. Mana lo pikun lagi ditanya terakhir kali malah jawab gatau. Beli baru aja sih, bokap lo juga kaya. Gak bakalan bikin lo miskin kalo beli hp baru juga."

Jeno berdecak, "masalahnya bukan itu Jaem."

"Lah terus apa? Jangan bilang lo gak hapal nomornya kak Arin?"

"Iya gue belum sempet ngapalin soalnya."

Jaemin menoyor kepala Jeno dengan sedikit kencang. "Dasar bego. Percuma pinter di pelajaran tapi hal kayak gini aja bego."

"Gausah noyor gue juga njing."

"Udahlah ke arena balap aja ayo."

"Ngapain si? Gue gak mau balapan dulu malem ini."

[1] Noona - Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang