14

5.8K 345 8
                                    

Sekarang disinilah Irene berada, di kantor suaminya lebih tepatnya ada di ruangan yang biasa suaminya itu pakai untuk bekerja.

"Ada apa sayang? Kenapa berkeringat hm" ucap Taehyung khawatir.

"Tae kenapa kau mengganti para pegawaiku itu?" tanya Irene mengabaikan pertanyaan suaminya itu.

"Aku hanya menginginkannya" bohong Taehyung.

"Kau bohong" ucap Irene sembari menunduk.

Taehyung menghela nafasnya

"Ya aku bohong Irene."

Irenepun langsung menatap heran Taehyung.

"Mereka yang menginginkannya dan mereka juga tidak tega untuk mengatakannya langsung kepadamu jadi mereka menyuruhku berbohong seperti tadi tapi aku jadi tidak tega" lagi-lagi Taehyung berbohong.

"Benarkah? Apa alasan mereka?" Irene masih penasaran sekarang.

"Mereka itu bersaudara dan tiba-tiba ibunya itu sakit jadi mereka harus mengurusnya bukan?" bisa kalian hitung kebohongan Taehyung kali ini.

"Kasihan mereka Tae, apa kau sudah memberi mereka gaji dan sejumlah uang untuk pengobatan ibunya itu?" Irene sudah percaya sekarang.

"Tentu saja sudah sayang" ucap Taehyung sembari mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruangannya itu.

Irenepun mengikuti langkah Taehyung dan duduk di sampingnya.

"Terimakasih Tae, kau sangat baik" peluk Irene.

"Apapun untukmu sayang" Taehyung kembali memeluk Irene.

Tentu saja Taehyung akan berbohong untuk menjawab semua pertanyaan Irene walaupun tidak semuanya. Taehyung tetap memberikan upah kepada ketiga pegawai Irene yang dulu dan tentunya dengan nominal yang sangat besar walaupun mereka hanya bekerja dua hari disana. Mereka sangat beruntung bukan?

Sekarang Irene sedang berjalan kaki menuju toko bunganya itu. Namun pandangan Irene teralihkan oleh sebuah coffeeshop yang cukup ramai disana. Irenepun melangkahkan kakinya untuk menuju tempat yang menyita perhatiannya itu.

"Tolong vanilla latte nya satu" pesan Irene ramah kepada pelayan disana.

"Baiklah pesananmu akan segera siap" ramah pelayan tersebut.

Irenepun menyusuri matanya untuk mencari bangku yang kosong dan dia menemukannya tepat berada di pojok ruangan kafe ini.

"Irene?"

"Suho?!" kaget Irene.

Irenepun memeluk Suho. Dia sangat- sangat rindu sahabat kecilnya ini.

"Yaakk kau kemana saja huh, kenapa kau meninggalkanku dulu" rengek Irene.

"Maafkan aku Irene, aku harus ikut bersama orang tuaku" Suho mengeratkan pelukannya pada sahabat kecilnya itu.

"Aku benar-benar merindukanmu Suho" ucap Irene.

"Aku juga Irene" jujur Suho juga merindukan sahabat bodohnya ini.

Saat sedang asik berpelukan terdengar sebuah bariton suara yang sangat Irene kenal dan sukses membuat kedua orang tersebut kaget dan melepaskan pelukan itu.

"Jadi kau sedang asik berselingkuh disini Kim Irene?" sarkas Taehyung.

Dia benar-benar marah saat ini. Ditinggal sebentar istri kecilnya itu sudah nakal seperti ini, jadi tidak salah bukan Taehyung harus mengekangnya? pikir Taehyung.

"Tae, perkenalkan dia sahabat kecilku Suho" Irene berusaha menjelaskan kesalah pahaman ini.

Sekarang Taehyung menatap Suho, pandangannya menggelap seakan-akan ingin memangsa manusia yang ada di hadapannya ini.

"Aku suaminya, Kim Taehyung" ucap Taehyung sembari menekankan kata suami.

Suhopun langsung mengenali seorang Kim Taehyung yang ada di hadapannya ini. Siapa yang tidak kenal dengan seorang Kim Taehyung? Dia sangat terkenal karena kepintarannya dalam dunia bisnis di usia mudanya itu.

"Sepertinya kau salah paham, aku dan Irene ha-" ucap Suho terputus.

"Ayo pulang" ucap Taehyung sembari menarik paksa tangan Irene.

"Aku tidak mau pulang Tae, aku masih merindukan Suho" rengek Irene.

"Tidak" Taehyung tetap menarik tangan Irene membawanya ke mobilnya.

Taehyung tidak langsung menjalankan mobilnya, berharap agar istrinya itu menjelaskan semuanya.

"Maafkan aku Tae, aku yang salah" ucap Irene sangat pelan.

"Tentu saja kau juga salah Kim Irene, dan apa yang kudengar sekarang hm? kau membelanya?" Taehyung berusaha untuk menahan emosinya sekarang.

"Bukan begitu maksudku, aku hanya refleks memeluknya Tae aku begitu merindukannya" cicit Irene.

"Bukan berarti aku sudah berubah saat SMA dulu, kau jadi lupa siapa aku Irene."

"Maafkan aku Tae, aku tidak akan mengulanginya ku mohon" Irene menahan tangisnya.

"Tidak ada toleransi untuk ini, aku akan menjual toko bunga itu" ucap Taehyung sambil menjalankan mobilnya itu.

"Tapi Tae aku-" ucap Irene terputus.

"Atau aku singkirkan sahabat kecilmu itu hm?" ucap Taehyung sembari tersenyum.

Dan melihat itupun Irene langsung takut. Senyuman Taehyung bukan senyuman tulus yang biasa ia lihat. Sudah lama sekali terakhir kali dia melihat senyuman itu.

"Baiklah jual saja toko bunga itu Tae, tapi ku mohon jangan marah lagi" ucap Irene berusaha menenangkan suaminya itu.

"Pilihan yang bagus" ucap Taehyung sembari mengelus rambut Irene.

Tentu saja Taehyung akan berencana melakukan kedua pilihan yang tadi dia ajukan kepada Irene. Tidak ada toleransi apapun untuk seorang Kim Taehyung.

Kalian tenang saja, Taehyung tidak pernah berniat untuk menyakiti istri tercintanya itu tapi dia akan lebih posesif agar Irene selalu ada disisinya. Egois? Tidak menurut seorang Kim Taehyung. Menurutnya hal semacam ini sangatlah wajar untuk melindungi apa yang dia miliki. Tapi Taehyung tidak akan segan-segan menyingkirkan orang yang berniat untuk mengambil sesuatu miliknya terutama Kim Irene istrinya.

2 Juni 2020
775 Words
Maafkan guys aku jarang up huhu😢 Janji besok up deh!🤟🏻😎

Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang