AS : 14 ❤️❤️

26.1K 1.6K 50
                                    

[SUDAH DI REVISI]

Monmaap jikalau ada typo.

Happy reading readers♡.
*****

Minggu ini pukul 19.00 WIB. dimana waktunya untuk makan malam bersama bagi keluarga Dimrit. Terlihat di dapur Dewi yang sibuk memasak di bantu beberapa maid. Dan meja makan yang sudah penuh oleh makanan mewah. Yang lain kemana? Mungkin masih di kamarnya, karena mereka masih lelah setelah melewati hari Minggu yang monoton.

Terlihat remaja berusia sekitar 17 tahunan baru saja turun dari tangga untuk menuju meja makan. Ia sedikit terkejut dengan meja makan yang penuh oleh makanan. Remaja tersebut menghampiri Dewi yang sedang menata makanan.

"Mami." Panggilnya. Saat Dewi menoleh kearahnya remaja tersebut langsung mengecup pipi Dewi.

"Eh Fariz. Sini sayang duduk tunggu yang lain." Suruhnya kepada Fariz. Remaja tersebut adalah Fariz yang dimana tadi sore ia baru pulang bermain bersama temannya.

Fariz mendaratkan bokongnya di bangku tengah Kusus para cucu yang datar di keluarga Dimrit jika kata Agan mah. "Apakah akan ada tamu?." Tanyanya bingung.

"Em tidak juga." Jawab Dewi yang ikut duduk di samping bangku Fariz.

"Lalu mengapa mami masak sebanyak ini?. Takkan habis, mamikan tau porsi makan mereka."  Jelas Fariz dengan memandang semua makanan.

"Semuanya akan habis sayang. Yah mami memasak ini karena mami sedang bahagia. Mungkin kalian juga akan bahagia jika tahu yang sebenarnya." Ucap Dewi dan setelah itu ia berlalu kedapur untuk mengambil sayur yang baru saja matang.

"Kalian juga akan bahagia?. Maksudnya apa?." Gumamnya bingung tak mau ambil pusing ia lebih baik menunggu yang lain.

....

15 menit beberapa keluarga Dimrit sudah duduk dibangku masing-masing dengan meja makan yang sangat besar dan panjang. Terlihat beberapa bangku kosong.

"Mengapa kau memasak sebanyak ini wi?." Tanya Mahameru sang Opa kepada Dewi karena bingung, Menantunya itu memasak sebanyak ini.

"Mungkin mami akan mengadakan syukuran." Bukan Dewi yang menjawab melainkan Agan yang menjawab dengan suara jahilnya. Ia juga sedikit bingung kenapa maminya ini masak seperti ingin syukuran saja.

"Yah memang benar mami akan syukuran." Balas Dewi dengan suara sinis dan tatapan sinisnya kepada agan.

"Hehehe canda mami zeyeng." Cengir agan dengan mengacungkan dua jari. Semua yang di sana hanya menahan senyum kecuali Ardo dan fariz yang menatapnya dengan datar ya meski aslinya memang datar.

"Sudah-sudah. Kapan kita akan mulai makan? Kasiahan ayah tak boleh telat makan." Lerai malik yang sedikit pusing jika melihat anak dan istrinya berdebat ia juga tak mau ayah tercintanya telat makan.

"Iyah mi kapan mulai Zoya udah laper huh." Kesal Zoya karena ia sudah lapar.

"Hehe kalian tunggu sebentar lagi oke. Maid sedang memanggil mereka." Jelas Dewi dengan nada senangnya. Semua yang di meja makan mengerenyitkan dahinya bingung. Mereka? Siapa?.

Setelah itu keterbingungan mereka terjelaskan dengan suara bariton seseorang yang tegas dan di ikuti suara lembut yang menenangkan.

"Selamat malam semua." Ucap tiga orang tersebut.

Semua terkejut dan menegang saat melihat Mahendra Kayla dan seseorang yang bersembunyi di balik mereka berdua.

"Ayah bunda." Panggil Zoya,Agan, Fariz,dan Riel. Sedangkan Ardo dan juga Opa hanya terpokus kapada gadis kecil mungil yang bersembunyi, mereka menegang terkejut bukan main.

Ayra Story [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang