AS : 5 ❤️

32K 2K 173
                                    

[SUDAH DI REVISI]

Monmaap jikalau ada typo gais.

Happy reading readers♡.
*****


Pagi ini seperti pagi biasanya nothing special. Sudah satu Minggu Ayra bisa menghirup udara bebas tanpa bullying dari teman di sekolahnya dan di sekitarnya. Dan sudah satu Minggu juga ia semakin dekat dengan Zoya. Untuk Zeta ia hanya bertemu sesekali jika tak sengaja berjumpa di koridor. Pernah Zeta menyuruhnya untuk bergabung dengannya seperti bermain dan berkumpul. Tapi Ayra menolak ia tak enak, takut-takut menjadi bahan bicaraan juga.

Ia juga sudah tau Zeta memiliki sahabat baru yang tampan. Agan namanya. Tapi ia tak pernah melihat pria itu kata Zeta jika istirahat agan hanya akan ke roftoop dari pada ke kantin.

Dan sudah satu Minggu pula agan menjadi siswa di SMA Jagaraga. Yah agan memilih bersekolah di SMA Jagaraga dari pada satu sekolah dengan Fariz adik sepupu yang dingin itu. Agan menepati kelas XII IPA 5. Satu kelas dengan Zeta dkk yang kini menjadi temannya.

Kini Ayra sedang menuju kelasnya saat di tengah koridor ia tak sengaja melihat Alif, yang sepertinya ingin menghampiri dirinya. "Selamat pagi ayay." Sapa Alif saat sudah di depan Ayra.

"Pagi juga Alif." Balas Ayra sedikit kikuk. Entahlah dia menjadi takut jika Alif ada di dekatnya takut terancam oleh Ani dkk.Ia merasa tenang karena seminggu kemarin Alif tidak masuk sekolah dan hal tersebut membuat Ayra aman dari Ani dkk. Karena jika Alif masuk sekolah maka Alif akan selalu mengejarnya entah itu mengajak bicara ataupun pulang bersama. Dan hal tersebut yang membuat Ani benci kepadanya.

"Hufhhh." Alif hanya menghela nafas saat melihat ekspresi Ayra saat berjumpa dengannya.

"Lo ngapa si ay. Kebiasaan banget setiap ketemu gue?." Tanyanya karena sudah lelah dengan sikap Ayra yang seperti melihat hantu jika bersamanya. (Mungkin memang dia hantu wk.)

"Em enggak ko. Aku.. aku emang gini." Jawabnya berusaha untuk tidak gugup 'maafin Ayra bohong lagi.'

"Hem. Cerita ke gue kenapa? Kenapa lo selalu ngehindar dari gue?!."

"Aku gak ngehindar serius."

"Ada yang ganggu Lo? Jawab gue ay. Gue tau kalo Lo Deket gue ada yang usik Lo kan? Jawab ay." Ucap Alif dengan tegas. Sudah ia sangat lelah saat Ayra menghindarinya.

"E-nggak ada lif." Jawab Ayra dengan gugup.

"Ani?." Satu nama yang membuat Ayra mematung di tempatnya.

Alif tersenyum sinis. Yah ia tau kenapa Ayra selalu menghindarinya. "Kenapa Lo diem?. Benerkan?." Lanjutnya saat melihat gelagat Ayra yang seperti ketakutan.

"Kalo kamu udah tau aku mohon jangan deketin aku lagi lif. Aku mohon lif." Mohon Ayra dengan suara yang lembut.

"Ra Lo tau gue suka sama Lo. Sekali gue suka sama Lo gue gak bisa mundur Ra. Lo takut sama ani? Ada gue ra. Ada gue yang bakal jaga lo dan lindungi Lo." Jelas Alif dengan panjang lebar.

Ayra sedikit kaget saat Alif mengatakan ia menyukai dirinya. Ayra berharap tidak ada siswi yang mengadu hal ini kepada Ani.

"Lif aku bukan gak hargai perasaan kamu. Ngertiin lif resiko yang bakal aku alami nantinya. Kamu gak bakalan selalu ada buat aku. Kamu pasti bakalan punya kesibukan.aku mohon lif mengerti. Jangan terlalu memaksa akan perasaan. Aku mohon demi aku demi kamu juga. Jauhin aku. Maaf lif." Usai mengatakan unek-uneknya tersebut Ayra langsung pergi meninggalkan Alif di koridor yang masih sepi.

Alif memandang Ayra dengan sendu. 'kita liat Ra, gimana kedepannya' gumamnya dengan seringai andalannya.

Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengarnya. Mendengar semua percakapan mereka.

Ayra Story [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang