AS : 30 ❤️❤️

15K 904 55
                                    

[SUDAH DI REVISI]

Monmaap jikalau ada typo.

Happy reading reader♡.
*****

Ayra menangis tersedu-sedu di kamarnya. Ia tak memperdulikan keluarganya yang lain, bukan apa-apa ia hanya ingin sendiri. Perkataan yang Ardo ucapkan sering ia terima dari orang-orang dan ia dapat menerimanya. Tapi entah kenapa saat Ardo yang mengucapkan kata tersebut hatinya merasa sangat sakit. Ia bingung dengan dirinya yang tak bisa menahan rasa sakit yang biasa ia rasakan dulu.

"Hiks hiks hiks. Sakit yallah sakit hiks." Isaknya pilu seraya tangannya memukul dadanya tepat di bagian hati.

Sedangkan di depan kamar ayra semuanya panik. Mereka sudah menggedor pintu kamar ayra. Para wanita sudah ikut menangis terutama Kayla yang menangis pilu saat mengingat perkataan Ardo untuk putrinya.

"Ayra buka pintunya." Teriak riel.

"Apa kita dobrak ajah?." Tanya Fariz saat mencoba membuka pintu ternyata di kunci.

"Kalian istirahat saja. Biarkan aku Mahendra dan Kayla yang membujuk ayra untuk membuka pintu." Semua orang menoleh kebelakang mendapatkan Mahameru yang baru saja naik.

"Tap--." Saat zeta akan protes sudah di sela oleh Mahesa.

"Benar kata ayah. Berikan ayra sedikit waktu. Mungkin dengan bujukkan Mahendra ia akan membukanya. Sebaiknya kita sekarang kembali ke kamar . Berikan ayra sedikit ruang." Ucap Mahesa tegas. Dan yang lain hanya bisa pasrah. Mengikuti ucapan Mahesa yang ada benarnya.

Setelah mereka semua ke kamar masing-masing. Tersisa Mahendra Mahameru dan Kayla.

"Mas anak kita." Ucap Kayla parau. Mahameru tersenyum sendu melihat menantunya seperti itu.

"Anak kita baik-baik saja." Bisik Mahendra.

"Biar aku yang membujuk." Ucap Mahameru tegas.

'tok'tok'tok'

Mahameru mengetuk pintu kamar ayra. "Ayra ini opa." Tak ada jawaban dari dalam.

"Buka pintunya sayang. Sudah tidak ada siapa-siapa hanya ada opa dan ayah bundamu saja. Yang lain sudah kembali ke kamar." Sama seperti tadi tidak ada jawaban. Namun tak lama terdengar suara kunci yang dibuka dan handle pintu yang bergerak. Tak lama pintu terbuka menampilkan ayra yang memiliki mata sembab dan merah.

"Sayang." Ucap Kayla dan langsung memeluk ayra erat.

"Hiks." Keduanya terisak dalam pelukan tersebut. Mahendra menatap kosong kepada putri dan istrinya. Mahameru mantap sendu cucu dan menantu kesayangannya.

"Lebih baik kita masuk kedalam kamar ayra." Titah Mahameru dan mereka berempat masuk kedalam kamar ayra.

.....

Di lantai bawah Ardo masih menyembunyikan wajahnya yang telah di banjiri air mata penyesalan. Ardo bangkit ia berjalan ke arah luar mansion. Anggap dia banci dimana saat dia menyakiti hati seseorang bukannya meminta maaf ia malah pergi entah kemana.

Ardo memasuki mobil yang sering di gunakan tanpa banyak kata ia melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ardo membawa mobil sudah seperti orang kesetanan. Tak butuh waktu lama hanya memerlukan 15 menit ia sudah sampai di tempatnya orang-orang yang merasa frustasi akan masalahnya.

'Club'.

Salah satu tempat haram yang sialnya banyak orang yang melampiaskan frustasinya ke tempat haram ini. Ardo masuk ketempat laknat itu dengan raut wajah garang. Suara dentuman musik begitu menggelegar di gendang telinga Ardo. Ia langsung menuju meja pantry yang berada di club' dan memesan minuman yang memiliki radar alkohol cukup tinggi. Bukan apa-apa ia memesan itu karena ingin pikirannya sedikit menghilangkan kekecewaan pada dirinya sendiri.

Ayra Story [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang