Monmaap jikalau ada typo:v.
Happy reading♡.
*****
10 Tahun Setelahnya.Terlihat seorang remaja tampan dengan wajah datar dan tatapan tajamnya sedang melangkahkan kaki jenjangnya yang berbalut celana SMP. Langkah kakinya melewati sebuah plang besar yang bertuliskan 'TEMPAT PEMAKAMAN UMUM'
Baju yang urakan rambut berantakan tak menghalangi niatnya menuju tempat orang tuanya berada. Kaki jenjangnya terus melangkah melewati makam-makam yang ada. Sampai tempat tujuan ia tersenyum manis. Senyum yang tak pernah ia tunjukan lagi kepada orang-orang setelah mengetahui semuanya.
"Assalamualaikum mom dad." Salamnya ke arah dua makam itu.
Ia berjongkok di antara dua makam yang bersampingan itu. Pandangannya sedikit mengebur karena terhalang oleh air mata yang siap terjun.
"Kalian apa kabar?." Gumamnya dengan suara datar yang kini terdengar parau.
"Bahagia selalu di sana. Aku merinduka kalian." Ucapnya dan air matanya menetes. Terlihat sisi rapuhnya jika ia seperti ini. Ia sosok remaja yang terkenal cuek kejam dan arogan. Tak pernah ada senyum kecuali untuk keluarganya. Senyum dan kekonyolan yang ia miliki saat dulu perlahan menghilang saat 10 tahun yang lalu ia mengetahui semuanya. Tangannya mengadah depan dada matanya terpejam dan mulai berdoa untuk kedua orang tuanya.
"Aku pamit pulang. Minggu depan aku kemari lagi. Assalamualaikum mom dad." Ucapnya dan berlalu meninggalkan dua makam yang bertuliskan nama. 'Ayra Mahareen Arsyakayla Dimrit.' dan 'Adelardo Cetta Early Dimrit.' Kedua orang tua yang di rindukan oleh remaja tersebut.
Tanpa ia sadari ada dua sosok tak kasat mata tersenyum ke arahnya. Sosok yang remaja itu rindukan. Dua sosok itu melangkah pergi ke arah cahaya yang berada di belakangnya saat melihat Kiel yang sudah pergi.
.....
Kiel remaja yang baru saja keluar dari Tempat pemakaman itu memasang wajah datarnya lagi menyembunyikan sosok rapuhnya di balik sifat cuek dan datarnya.
Ia menghampiri motornya dan setelah itu menuju sebuah taman. Taman yang katanya tempat terakhir ayahnya berpijak. Ia duduk di bangku taman itu dan memandangi anak-anak kecil yang bermain di dampingi oleh orang tuanya.
Ia tersenyum miris dulu ia pernah merasakannya walau hanya sekejap. Mencoba menutup matanya yang memanas mengingat kebahagiannya yang singkat dengan kedua orang tuanya. "Aku sangat merindukan kalian." Gumamnya tanpa ia sadari ada seorang gadis mungil yang memakai seragam SMP sedang memandang wajah Kiel dengan bingung.
Gadis tersebut sempat melihat Kiel yang memandangi anak-anak yang bermain bersama orang tuanya. Gadis berwajah cantik dan imut itu menyimpulkan bahwa lelaki di sampingnya ini sedang merindukan orang tuanya.
"Kaka pasti rindu dengan orang tua Kaka ya?." Suara lembutnya membuat Kiel membuka matanya dan memandang seorang gadis cantik di sampingnya. Terpana pertama kali melihat wajah cantik itu.
Gadis itu tersenyum manis mencoba menyapa saat Kiel memandang wajahnya. Kiel yang sadar menatap tajam gadis itu. "Tau apa kau?!." Tanyanya ketus.
Gadis itu mengerucutkan bibirnya sebal. "Aku hanya menebak! Jika Kaka merindukan orang tua Kaka berarti Kaka sama sepertiku merindukan sosok orang tua." Kesalnya dengan suara lembutnya.
Kiel yang kini sedang menghadap kedepan menoleh ke arah gadis imut itu. Ia tersenyum tipis melihat kekesalan gadis tersebut yang imut. Namun ia menyembunyikan senyum itu saat gadis imut itu menoleh ke arahnya.
"Jangan sedih ka. Aku gak tau kenapa Kaka bisa kangen sama orang tua kaka." Ucapnya terjeda lalu menghela nafas. "Tapi dari wajah Kaka kayanya Kaka merasa kehilangan." Tebaknya tepat sasaran dan membuat Kiel menunduk.
Gadis cantik itu tersenyum lembut dan menggenggam tangan kekar Kiel yang berada di atas paha pria itu. Kiel menoleh ke arah gadis itu. Entah mengapa ia malah terdiam dan merasa nyaman saat gadis itu menyentuh tangannya. Biasanya ia anti sekali yang namanya di sentuh oleh para gadis entah mengapa ia kurang suka. Tapi saat gadis manis ini memegang tangannya ia malah Baisa saja dan malah merasa senang.
"Kalo ada apa-apa Kaka bisa ko cerita sama aku. Mulai sekarang aku siap jadi tempat keluh kesah Kaka." Kiel terdiam dan tertegun menatap mata indah itu yang menatapnya dengan lembut.
"Apakah benar?." Tanya Kiel gadis itu hanya mengangguk yakin. Entah mengapa gadis itu merasa jika Kiel memerlukan seseorang untuk berkeluh kesah dan entah mengapa juga gadis itu ingin menjadi tempatnya Kiel berkeluh-kesah.
Kiel tersenyum jantungnya berdegup kencang untuk pertama kali saat bersama seorang gadis. "Jika aku ingin menjadikanmu tempat bahagiaku dan menjadikan kamu milikku apa kau mau?." Tanya Kiel dengan serius.
Gadis itu bingung apa maksud dari perkataan Kiel namun melihat sorot serius dari mata tajam itu gadis tersebut mengangguk. "Iya aku mau." Jawabnya dengan polos dan senyum manis.
Kiel? Remaja itu tersenyum manis. Matanya melirik ke arah dada kanan seragam gadis itu. 'Angelian Sinurat Zaharik.' nama yang unik namun sangat cantik bagi Kiel.
"Ya mulai hari ini angel hanya milik Kiel sampai kapanpun!." Ucap Kiel tegas. Angel gadis itu diam dari mana lelaki di depannya ini tau namanya. Namun ia di buat mematung saat Kiel mengecup keningnya lama.
"Your mine baby." Bisik Kiel posesif dan memeluk Angel erat.
Angel gadis itu masih mencerna apa yang terjadi sekarang. Namun tangannya bergerak untuk membalas pelukan nyaman milik Kiel.
.
.
.
.
.Aku baikkan ngasih extra part. Tadinya mau buat yang di dunia lain tapi gak jadi ah aku ngeri wk. Jadi aku ngasih extra part yang begini. Kayanya ada squel deh buat cerita qiel ini.
Setuju gak nih kalo aku buat cerita Kiel sama angel? Kalo setuju komentar ya!.
kalo kalian setuju buat aku bikin squel crta ayra yang judulnya.
"Very Possessive Man."
Kalo setuju komentar ya. Nanti kalo aku buat paling updatenya selang selingkuh di barengi sama cerita ainsley.
Yaudah udah deh jangan lupa vote and coment ❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra Story [TAMAT] ✓
Fiksi Remaja(FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM BACA.) SUDAH DI REVISI ✓ Mengisahkan seorang gadis cantik yang sangat baik hatinya. Hingga kebaikannya selalu di manfaatkan oleh orang-orang yang kurang menyukainya. Karena mereka menganggapnya parasit. Penghalang ke...