[SUDAH DI REVISI]
Monmaap jikalau ada typo:v.
Happy reading readers♡.
*****"Tapi aku memiliki sebuah rencana." Ucap Ardo dengan wajah datarnya.
"Rencana apa?." Tanya Agan bingung.
"Rencana semacam suprise kah?." Tanya rahid bingung.
"Ya semacam itu." Jawab Ardo membenarkan ucapan rahid.
"Jadi apa yang ingin kau rencanakan?." Tanya Malik.
"Entah aku bingung pih." Jawaban Ardo membuat semuanya ingin menelan pria itu hidup-hidup.
"Ah bagaimana jika rencana seperti ini." Semua menoleh ke arah agan yang menjelaskan rencananya. "Bagaimana?." Tanyanya meminta kepastian.
"Apa tidak membahayakan putriku?." Tanya Mahendra dengan datar.
"Di jamin tidak." Jawab agan dengan tenang.
"Tapi dia nanti perginya dengan siapa?." Tanya ardhan bingung.
"Yang pasti dengan supirlah. Kita mengerahkan satu sopir untuk mengantar ayra nanti." Semua mengangguk setuju tapi tidak dengan Mahendra dan juga gafi.
"Baiklah." Kini Ardo nampak setuju.
"Jadi fiks seperti itukan?." Tanya agan dan di angguki yang lain.
"Tapi apa mami mama dan bunda akan setuju?." Semua menoleh ke arah Fariz.
"Tenang mereka akan setuju." Sahut agan percaya diri.
"Baiklah atur saja." Titah Ardo dan pergi meninggalkan yang lain.
"Dasar tidak tahu diri." Geram agan.
"Yasudah kita lanjut besok saja. Kembali ke kamar. Biar kekacauan itu di rapikan oleh maid." Titah Malik dan semua berlalu pergi.
Tapi tidak dengan Mahendra dan gafi yang masih diam "kau juga berpikiran seperti itu?." Tanya Mahendra ke arah gafi.
"Ya tapi semoga saja tidak." Jawab gafi cuek.
"Yasudah kembali ke kamarmu." Titah Mahendra dan meninggalkan gafi.
"Mengapa rasanya aku tidak rela dan takut?." Gumam Gafi.
.....
"Lamaran di hari ulang tahunnya?." Tanya seorang wanita dengan seringaiannya.
"Menarik. Suprise kan? Aku akan membantu suprise itu." Ucapnya entah pada siapa.
Para anak buahnya hanya bisa bergidik ngeri melihat sang bos seperti iblis.
.....
Kediaman dimrit kini sedang melakukan sarapan dengan tambahan tamu para sahabat agan juga ayra.
Tak ada suara hanya suara dentingan sendok yang terdengar. Hingga suara ayra membuat semuanya menoleh ke arah wanita itu.
"Apa nanti Minggu kalian ada waktu?." Tanya ayra.
"Em nanti kita bahas. Habiskan dulu makanmu sayang." Titah Dewi dan di angguki ayra.
Selesai makan mereka semua berkumpul di ruang keluarga. "Em jadi apa nanti Minggu kalian ada waktu?." Tanya ayra lagi.
"Kaka ada jadwal operasi di hari Minggu." Ayra menatap Riel sendu. Tapi ia sedikit bingung operasi di hari Minggu? Kan libur tapi melihat kesungguhan kakanya membuat dirinya menunduk.
"Yang lain?." Tanya ayra lagi.
"Maaf ay gue sama yang lain ada proyek kerja sama." Ucap rahid penuh sesal.
"Ouh kalian kerja sama buat proyek baru ya? Selamat ya." Jawab ayra menyembunyikan rasa sedihnya.
Agan,rahid,ardhan juga gafi yang melihat itu dengan tatapan terbaca.
"Em kalian juga pasti sibuk ya?." Tanya ayra dan di angguki yang lainnya.
Ayra mengangguk mengerti. "Yaudah kalo kalian sibuk gapapa ko. Maaf ya sebelumnya ayra ke kamar dulu." Pamit ayra dan meninggalkan semua dengan pemikiran yang berbeda-beda.
Setelah mereka melihat Aya yang hilang di bawa lift mereka menghela nafas lega. "Kalian membuat putriku sedih." Kesal kayla.
"Gapapa Bun nanti juga dia bahagia di jamin." Sahut rahid dengan cengirannya.
"Tapi kenapa aku jadi gak enak hati gini ya?." Batin Kayla bingung.
.....
Sedangkan di kamarnya ayra termenung menatap jendela balkon dengan tatapan sedih.
"Apa mereka gak tau hari ulang tahun aku?." Gumamnya sedih.
"Apa mereka gak peka?." Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa mereka harus sibuk di hari ulang tahun aku nanti hiks." Isaknya karena terlalu kesal.
"Kesel banget sama mereka yallah." Kesalnya.
'tok''tok''tok'.
Ayra menatap pintu yang sedang di buka dan tak lama munculah Kiel. Ayra tersenyum dan menghapus air matanya.
"Mommy." Sapanya.
"Hai sayang." Jawab ayra dan memeluk Kiel yang sudah duduk di sampingnya.
"Mommy kenapa sedih?." Tanya Kiel yang memang tak tau soalnya ia tadi pergi ke kamar selesai sarapan.
"Mommy sedih karena mereka semua sibuk di hari Minggu sayang." Curhat ayra dengan lucu. Kiel tersenyum.
"Ngertiin mereka mommy. Kalo mereka gak ada kerjaan pasti mereka juga gak bakalan sibuk." Ayra melihat ke arah wajah Kiel. Benar juga apa yang di ucapkan oleh putranya ini kenapa dia menjadi kekanakan seperti ini?.
"Em iya juga si." Jawab ayra dengan cemberut.
"Apa Kiel Minggu sibuk?." Tanya ayra Kiel hanya mengangguk.
"Hah? Kamu sibuk ngapain?." Tanya ayra kesal.
"Aku sibuk mommy. Sibuk mempersiapkan barang-barang kebutuhanku bersama omah." Jawabnya enteng ayra merenggut kesal.
"Kenapa gak sama mommy ajah." Kesal ayra.
"Gak mau kalo sama mommy entar di kira adik Kaka." Jawaban Kiel membuat ayra mencubit pipi Kiel gemas.
"Kamu ini yah!." Geram ayra dan menggelitik Kiel.
"Aku tidak di ajak?." Mereka menoleh mendapati Ardo yang menatap mereka datar.
"Daddy tolong Aku. Macan betina ini ingin memakanku." Ledek Kiel Ardo tersenyum. Ayra ia semakin menggelitiki Kiel.
Ardo bergabung menggelitik Kiel. Namun siapa sangka Kiel juga Ardo sepakat untuk menggelitiki ayra sampai mampus. Eh engga deng sampai kelelahan maksudnya.
Kebahagiaan mereka tak luput dari pandangan keluarga dimrit dan para sahabat. Gafi lelaki itu tersenyum miris. 'jika kamu bahagia aku juga akan ikut bahagia. Tapi entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak ay.' batinnya menahan sesak.
.
.
.
.
.DON'T FORGET TO VOTE AND COMENT♡♡.
SEE YOU BESOK BEBEP❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayra Story [TAMAT] ✓
Novela Juvenil(FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM BACA.) SUDAH DI REVISI ✓ Mengisahkan seorang gadis cantik yang sangat baik hatinya. Hingga kebaikannya selalu di manfaatkan oleh orang-orang yang kurang menyukainya. Karena mereka menganggapnya parasit. Penghalang ke...