▪ 00: PERTEMUAN ▪

17K 686 55
                                    

Ardenanta Ray Geraldo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardenanta Ray Geraldo

Ardenanta Ray Geraldo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lidya Inara Asmaratja

•••

Yang ditunggu Ray, akhirnya datang. Hari di mana dia akan bertemu dengan gadisnya. 15 tahun hidup, 11 tahunnya, Ray hanya bisa melihat sang gadis melalui gambar atau video. Sekarang, dia bisa menatapnya dengan mata kepala langsung. Ah, betapa bahagianya Ray saat ini.

Hidup sendiri adalah pilihannya. Dia ingin melakukan semuanya sendiri di kota lain. Ray ingin menjadi lelaki tangguh yang berusaha dengan segenap tenaga, tanpa harus meminta kepada orangtua.

Biarlah kedua kembarannya yang lain mendapat kasih sayang orangtuanya, Ray tidak peduli, ia sudah merasa cukup kasih sayang. Sekarang, waktunya Ray memberi kasih sayang kepada gadisnya.

Kenzi, ketua OSIS, anak dari pemilik yayasan sekaligus anak dari Kenan-sahabat Arkan sudah berdiri di atas podium. Cowok itu memerintahkan semua calon adik kelasnya untuk segera berbaris dengan rapi.

Ray tersenyum miring, ia sengaja tidak membawa salah satu atribut MOS. Untung saja ketua OSIS adalah Kenzi, Ray juga mengenalnya, jadi Ray yakin bila Kenzi tidak akan menghukumnya berat.

Sejak tadi, Ray bersembunyi di balik salah satu pohon rindang yang berjejer mengitari lapangan sekolah. Dari sana, Ray mencari keberadaan gadisnya. Dan hasilnya nihil, dia belum menemukan gadisnya. Mungkin mencari sembari bersembunyi adalah hal yang salah.

Ray berjalan, keluar dari persembunyian. Dia ikut berbaris bersama yang lain di barisan paling belakang. Saat itulah, Ray bisa menemukan wajah manis milik gadisnya.

Tubuh ideal, dagu lancip, mata dan bulu mata lentik, rambut blonde yang diikat dua, hidung mancung, bisa membuat jantung Ray berdegup kencang. Jangan lupakan, bibir merah muda itu tengah tersenyum manis. Sayang seribu sayang, senyum itu bukan tertuju untuk Ray kali ini. Melainkan ditujukan untuk cowok lain yang Ray ketahui, itu pacar gadisnya. Sepertinya, gadis Ray baru saja sampai bersama dengan pacarnya.

Senyum miring Ray semakin nampak. Tatapan penuh makna dan tidak terbaca terus menghunus gadisnya. Setelah ini, Ray yang akan memiliki. Bukan cowok tadi.

𝐃𝐀𝐍𝐆𝐄𝐑𝐈𝐎𝐔𝐒 [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang