15

163 19 0
                                    

~ Arthur Pov ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Arthur Pov ~

Pagi tadi Vicky sedikit terlambat saat masuk kelas. Aku nggak tau ada apa, tapi rasanya bisa aku tebak. Diluar sana dia bertarung seorang diri dengan hal yang tidak kami tahu. Dari tempatku duduk, aku melihatnya fokus menulis.

"Perasaan kamu jadi sering nyamperin Vicky," Jo yang duduk di sebelahku berbisik.

"Iya. Kasian dia. Nggak ada temen," sahutku tak kalah pelan.

"Dia nggak ada temen karena dia aneh. Bikin parno tau nggak," Jo kembali berbisik, "inget saat kemah? Dia tiba-tiba ngilang. Bikin panik semua orang. Caper banget kan?!"

Aku masih ingat dulu ada anak hilang saat kemah. Aku kira siapa, ternyata itu Vicky. Guru-guru sampai berpencar mencari Vicky di tengah malam. Anak-anak yang lain ikut membantu mencari dengan ogah-ogahan. Akhirnya dia di temukan di dekat tebing sambil menangis. Karena kejadian itu anak-anak mulai menyebarkan rumor tak enak di dengar telinga.

"Ya...dia memang aneh sih. Tapi nggak seaneh itu juga. Dia cuma takut karena ngeliat hantu."

"Kamu percaya?" tanya Jo yang sukses membuatku menatapnya, "orang kayak Vicky itu suka banget cari perhatian. Jangan sampai tertipu."

Nenurutku dia bukan anak yang suka cari perhatian deh.

Awalnya aku juga ngiranya dia cari perhatian. Tapi saat melihat wajahnya yang ketakutan secara langsung. Itu bukan dibuat-buat. Dia benar-benar ketakutan.

??

Kali ini aku melihatnya berdiri dan berbicara kepada bu Tri. Setelah itu dia berjalan keluar. Saat berjalan dia seperti menghindari sesuatu. Padahal tidak ada apa-apa di sana.

"Nah..nah liat kan. Dia mulai lagi capernya. Bikin parno gila. Kadang aku jadi merinding gara-gara dia ngelakuin hal-hal aneh kayak gitu," Jo mengusap-ngusap lengan nya yang langsung mendapat cubitan dariku di pinggangnya.

Mungkin dia izin lagi ke UKS. Sudah berkali-kali dia izin ke UKS. Orang tuanya pernah di panggil ke sekolah karena pihak sekolah khawatir dengan kesehatan Vicky.

Waktu bel istirahat berbunyi aku segera meluncur keluar kelas. Panggilan Jo tidak aku respon sama sekali. Entah kenapa sejak ada insiden di UKS, aku tidak bisa melepaskan pandanganku dari Vicky. Seolah-olah jika aku melepaskan pandanganku darinya, dia akan menghilang. Bayangan saat dia ketakutan, saat tubuhnya bergetar waktu memelukku beberapa hari yang lalu terus terbayang di benakku. Anak itu mengalami itu semua seorang diri. Bagaimana caranya dia bisa bertahan dari hari ke hari?

Saat mataku mencari di mana Vicky tidur, tiba-tiba tirai putih yang menjadi pemisah tempat tidur bergerak-gerak pelan seperti tertiup angin. Dan mataku melebar saat melihat cowok sedang duduk di samping Vicky yang sedang tidur. Tangannya membelai rambut Vicky.

DEG...

Jantungku berdetak kencang saat kedua mata kami bertemu. Dia menempelkan jari telunjuk di bibirnya yang memberi isyarat agar aku tidak berisik. Dengan cepat aku melangkah keluar dari UKS.

Entah kenapa aku merasa tidak nyaman. Aku bingung dengan perasaanku saat ini. Aku seperti sedang marah dengan seseorang. Tapi kenapa?

Lalu...

Dia itu siapa?

Aku menghela nafas sambil mengusap tengkukku. Entah kenapa aku merinding.

Indigo ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang