10

178 18 0
                                    

~ Arthur Pov ~

Vicky terlihat bingung saat aku sudah ada di depan rumahnya. Dia melihatku lalu melihat ke dalam rumah dan berakhir dengan melihatku lagi. Dia berjalan ke arahku dengan wajah menunduk. Kalau diingat-ingat dia memang suka menundukkan kepala.

"K...kenapa kamu disini?" tanyanya hampir tak terdengar.

"Menjemputmu," jawabku apa adanya.

"Tapi...tapi kenapa?" Vicky masih belum menatapku.

"Karena motormu di sekolah. Jadi aku menjemputmu."

Dia mengusap tengkuknya beberapa kali.

"Tidak usah. Aku naik angkutan umum aja," tolaknya.

Tapi aku langsung menyodorkan helm padanya.

"Lebih cepat sampai kalau naik motorku," kataku sambil memainkan gas

Breemm..breeemm...

Dia hanya berdiam diri sesekali mengusap tengkuknya.

"Ayooo!! Nanti kita bisa telat," kataku lagi mengingatkan kalau jam tidak berhenti.

"A...ah iya. Maaf-maaf."

Dan akhirnya dia duduk di belakangku.

Dengan sekali tarikan, motorku melaju.

Entah kenapa aku tertarik padanya. Mungkin cuma rasa kepo ku. Di sekolah dia dikenal sebagai anak aneh, anak indigo. Banyak teman yang lihat dia berkelakuan aneh. Bukan sekali dua kali saja. Aku penasaran sama dia. Seperti apa menjadi anak indigo? Aku ingin bertanya padanya tapi sepertinya itu bukan ide yang baik untuk saat ini.

Motorku sudah memasuki tempat parkir. Setelah Vicky turun, dia menyodorkan helm yang di pakainya.

"Nanti kamu bisa pulang dengan motormu," kataku sambil melihat motor miliknya yang masih terparkir rapi, "kemarin aku kaget banget ngeliat kamu kayak gitu. Tapi melihatmu sekarang aku rasa kamu baik-ba..." kata-kataku terputus saat melihat Vicky berdiri mematung menatap pojokan tempat parkir yang terlihat gelap karena tidak terkena sinar matahari.

Dia langsung menghadap kearahku. Tangannya yang gemetar meremas jaket yang aku pakai.

"Vic...Vicky?" aku mencoba memanggil namanya.

Sesekali aku melihat tempat yang dia lihat tadi. Entah kenapa bulu kudukku berdiri. Aku merinding.

"Vicky apa yang kamu lihat? Apa kamu baik-baik saja?" masih tidak ada respon darinya, "VICKY!!" kali ini aku membentaknya.

Vicky tersentak kaget dan menatapku. Bukan hanya Vicky, beberapa anak yang sedang memarkirkan motornya juga ikut menatap kami.

Seolah sadar dengan situasi, dia langsung berjalan pergi.

"Vic!!!" saat aku mau mengikutinya Jo menghampiriku.

Wajahnya nampak bingung menatapku lalu menatap Vicky.

"Ada apa? Aku kaget kamu teriak kayak gitu," Jo kembali menatapku.

Mataku kembali melihat sosok Vicky yang menjauh.

"Nggak. Nggak ada apa-apa," desisku.

Sebenarnya apa yang dilihatnya tadi?

Aku kembali menatap tempat gelap itu dan memang tidak ada apa-apa di sana tapi bulu kudukku kembali berdiri.

Indigo ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang