~ Arthur Pov ~
Aku sedang berada di lapangan olah raga saat kepalaku sukses beradu dengan bola basket. Karena aku tidak fokus, beberapa kali kepalaku harus terkena lemparan.
"Aduuh..." aku memegang kepalaku sambil meringis.
Damar menepuk pundakku.
"Istirahat gih. Capek kamu tu. Jadi nggak fokus," kata Damar yang sekarang mendorongku keluar lapangan.
Dari jauh Vince yang dari tadi sibuk dengan pacarnya berlari masuk ke dalam lapangan.
Akhirnya aku duduk di samping Jo yang memang tidak suka menggerakkan badan di bawah terik matahari. Aku menyambar minuman botol milik Jo. Saat ini dia sedang bermain hp. Dia sedang bikin Tik Tuk. App yang aku hindari karena mentalku belum siap untuk itu.
"Thur..." Jo memanggil namaku, "si Cicil ngajak kencan nih. Enaknya aku tolak apa nggak ya?"
"Nah... Bagus dong dia ngajakin kencan duluan. Bukannya kamu dari dulu pengen banget bisa kencan sama dia?!"
"Tapi belum tentu ke arah pacaran sih. Aku takutnya dia butuh aku cuma buat nemenin dia jalan-jalan aja gitu," kata Jo yang masih sibuk dengan hp nya.
"Menurutmu gimana? Kalau dia niatnya cuma jalan-jalan aja gimana?"
"Kok jadi tanya balik sih?!"
"Kalau suka. Sekecil apapun peluang yang ada ya harus dimanfaatin."
Jo terdiam. Masih fokus dengan hpnya.
Menurut Jo si Cicil ini imut-imut. Tapi menurutku Vicky yang...
!!
Ha....haha....hahaha....
Aku mengusap ujung hidungku.
Apa yang baru aku pikirkan tadi? Bisa-bisanya aku berfikir kalau Vicky lebih imut dari Cicil.
...
...
...
...
Ya...memang imut sih. Sosok dia yang malu-malu saat datang di kostku. Atau saat dia memegang lenganku karena takut sesuatu itu...imut banget. Wajahnya juga...
PLAAAKKK!!!
Aku menampar kedua pipiku dengan tanganku keras-keras sampai membuat Jo kaget dan menatapku.
"Gila ya?!" dengusnya, "bikin kaget aja."
Ya ampun...
Jangan bilang kalau...
...
...
Aduh...
Masa iya sih????
Ah... Sinar matahari panas sekali. Membuat wajahku kepanasan...
Aku menyembunyikan wajahku dipunggung Jo. Jo langsung bergerak-gerak tak nyaman sambil terus mengomel.
Wajahku masih terasa panas.
Pelan-pelan aku menyapu seluruh lapangan dan sekitarnya dengan kedua mataku. Mencari sosok Vicky. Tapi nihil. Ya aku tidak berharap sih. Dia pasti bersembunyi entah di mana. Dia pasti menghindari hal-hal yang tak kasat mata. Tapi biarpun begitu, bukannya makhluk seperti itu akan terus mengikutimu kemana pun kamu berada?
Aku ingin membantunya tapi tidak tahu harus berbuat apa. Aku juga takut kalau dia menolak bantuanku. Mengingat anaknya sangat tertutup. Rasanya ajaib aku bisa berbicara sama dia. Aku tidak pernah berfikir kalau bisa keluar berdua buat makan di luar.
...
...
Entah kenapa aku teringat cowok di UKS. Aku sudah mencarinya di sekolah. Tapi aku tidak bisa menemukan sosok cowok itu sama sekali. Sebenarnya siapa dia. Aku penasaran. Karena setahuku Vicky tidak dekat dengan siapapun. Jadi kalau tiba-tiba ada orang yang dekat dengannya.
Aku...
... Nggak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo ( TAMAT)
RomanceDunia Vicky terbalik 180° setelah dia pergi berkemah. Eksistensi di luar nalar mulai menghantui hidupnya. Begitu juga saat teman pertama hadir dalam hidupnya. Apakah memang murni ingin berteman atau ada maksud tertentu?