20

154 16 0
                                    

20

~ Arthur Pov ~

Aku sedang mengambil bola basket yang ada di tengah lapangan saat Vicky menghampiriku. Baru kali ini aku melihatnya tersenyum dengan lebar. Tanpa sadar bola yang aku pegang terjatuh karena menatapnya.

"Aku mau bicara sebentar. Apa kamu ada waktu?" tanya nya tanpa malu.

Kalau dipikir-pikir anak itu bicara terlalu kaku. Atau dia bicara sesuatu tanpa di pikir akibatnya dulu. Seperti sekarang. Bagaimana bisa dia bertanya seperti itu saat aku sedang bersama teman-temanku. Ajakan pertemuan darinya ini bisa membuat salah paham. Tapi entah kenapa aku dengan tegas menjawab...

"Oke. Ayo kita bicara."

Setelah berbicara sebentar dengan Jo dan yang lainnya aku mengikuti Vicky dari belakang. Karena saat ini sedang jam istirahat. Dimana-mana ramai. Termasuk UKS. Akhirnya Vicky masuk ke perpustakaan. Ada beberapa orang di sini. Tapi sibuk dengan buku mereka masing-masing. Dan tidak seperti perpustakaan yang sepi, di sini penjaga perpustakaannya selalu memutar musik. Vicky memilih duduk di pojokan. Tempat yang enak untuk berbicara.

"Aku...sudah tidak bisa melihat mereka lagi," kata Vicky membuatku tertegun sesaat.

"Itu...bagus kan," sahutku sedikit tak percaya.

Bagaimana bisa?

"Kemarin lusa aku bertemu orang yang membantuku."

Mataku jatuh di leher Vicky. Dia memakai kalung yang seperti jimat.

Dia kembali tersenyum.

"Aku senang sekali," desisnya sambil memegang kedua pipinya.

Demi apa...ya ampun dia imut banget.

Aku mengalihkan pandanganku darinya. Bisa-bisa aku langsung menerkamnya seperti binatang buas.

Untunglah dia sudah mengatasi masalahnya. Hampir saja aku minta tolong pamanku untuk membantunya. Tapi melihatnya sudah terbebas dari bebannya ini aku juga ikut lega.

Aku kembali melirik Vicky yang masih bercerita tentang orang yang membantunya

Lihat dia...dia banyak bercerita. Dia juga sesekali tersenyum. Aku baru melihatnya yang seperti ini. Apa ini sifat aslinya? Seingatku dulu kalau di kelas dia ini sangat pendiam. Kalau ada jam kosong atau jam istirahat dia sudah kabur entah kemana.

Aku terkekeh.

Vicky menatapku bingung.

"Aku seneng banget lo kamu mau cerita ke aku. Aku orang pertama kan?!"

Vicky masih menatapku sebelum mengangguk.

Tanganku yang entah kenapa sulit di kendalikan ini terulur ke arah Vicky. Lalu mengusap rambutnya pelan. Sampai saat ini aku tidak berani bertanya siapa cowok yang bersamanya di UKS. Aku takut mendengar jawabannya.

!!

Hooo...liat ini. Vicky nampak menundukkan kepalanya. Lucu sih. Dia seperti malu-malu.

Aku mendekatkan mulutku ke telinganya lalu membisikkan sesuatu.

Indigo ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang