22

154 18 0
                                    

~ Author Pov ~

"Ya ampun. Dia menghindariku lagi. Sial..apa aku terlalu pede?" terlihat Arthur sedang kebingungan saat melihat Vicky kembali menghindari tatapan matanya.

Arthur bukanlah tipe orang yang memaksakan kehendaknya. Dia terkadang cuma ingin mengutarakan isi hatinya saja. Tapi karena kata-kata ceroboh darinya membuat Vicky menghindarinya.

"Ada apa?" tanya Jo yang seakan tahu ada yang aneh dengan Arthur.

Arthur hanya menggeleng.

Anak itu juga tidak tahu bagaimana perasaannya terhadap Vicky. Bagaimana yang awalnya hanya rasa kasihan kini berubah menjadi perasaan yang mendalam.

Arthur menelan ludah.

"Sejak kapan?" desis Arthur sambil memegang dadanya.

Saat ini Arthur hanya bisa menatap punggung Vicky.

Arthur sendiri kebingungan dengan perasaannya saat ini. Baru kali ini dia jatuh hati pada seorang laki-laki.

Bel tanda jam pelajaran berakhir berbunyi beberapa kali. Anak-anak sudah bersiap-siap untuk pulang. Begitu juga dengan Arthur dan Vicky. Arthur langsung bangkit dari tempat duduknya saat melihat Vicky mengambil langkah.

"Kita pulang bareng yuk. Aku anter," kata Arthur yang sukses membuat langkah Vicky terhenti.

Untuk beberapa saat Vicky hanya diam sambil memperlihatkan posisi tak nyaman.

Anak-anak mulai melewati mereka untuk keluar dari kelas. Ada yang menatap mereka aneh dan ada beberapa anak yang menepuk bahu Arthur untuk sekedar berpamitan.

Vicky menelan ludah sebelum mengangguk. Dia juga harus memperjelas maksud Arthur. Saat berjalan dari kelas ke tempat parkir mereka hanya membisu. Sesekali Arthur mengecek hpnya. Bukan karena ingin melihat notivikasi tapi dia hanya menghilangkan kegugupannya. Sedangkan Vicky hanya mengekorinya.

"Ini pakai helm dulu," Arthur menyodorkan helmnya ke Vicky.

Vicky menerima helm itu sambil menghindari tatapan Arthur.

"Kamu jadi nggak pakai helm dong?!" Vicky akhirnya membuka mulutnya.

"Oh...nggak apa-apa. Yang penting kamu pakai. Aku nggak mau kamu sampai kenapa-kenapa di jalan," sahut Arthur sembari menyalakan motornya.

Mereka hanya diam saat motor melaju menuju rumah Vicky. Dan Vicky baru sadar kalau dia tadi ke sekolah naik motor. Karena ajakan mendadak dari Arthur, Vicky jadi tidak bisa berfikir.

Arthur menerima helm yang di sodorkan Vicky.

"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Arthur membuka obrolan dan hanya mendapat senyum tipis dari Vicky, "apa kamu...nggak suka kalau aku ngomong kayak gitu?"

Pertanyaan Arthur membuat Vicky berfikir.

"Apa...kamu nembak aku?" tanya Vicky.

Wajah Arthur menghangat. Dia memilih melempar pandangannya ke tempat lain.

"Apa aneh kalau aku suka sama kamu?" sudah kesekian kalinya mereka mambalas pertanyaan dengan pertanyaan.

"Aku...tidak tau," desis Vicky.

Wajah Vicky ikut menghangat karena malu dan gugup.

"Baru kali ini ada yang menyatakan perasaannya padaku. Aku...tidak tau harus bagaimana," desis Vicky.

Arthur tidak mengharapkan jawaban. Dia takut kalau Vicky menolaknya. Dia hanya menyatakan perasaannya.

"Aku...beri aku waktu untuk berfikir," kata Vicky pelan.

"Iya...jangan terburu-buru. Aku...bisa menunggu," sahut Arthur.

Indigo ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang