19

150 18 0
                                    

19

~ Author Pov ~

Dia sebuah pintu masuk sebuah pemakaman terlihat pepohonan yang tumbang dan bunga-bunga yang mati mengering. Dedaunan yang gugur membuat tempat itu menjadi lebih mencekam. Terkadang sorot lampu yang entah darimana datangnya berkedip-kedip. Yang lebih membuat tempat itu menyeramkan adalah suara teriakan histeris yang terus terdengar. Teriakan karena amarah yang sulit mereda. Dia...makhluk dengan rambut panjang itu tidak segan-segan melukai makhluk lemah lainnya. Banyak yang menjadi korban karena amarahnya. Terkadang dia juga menangis tersedu-sedu. Sosok wanita yang memakai baju putih yang terlihat lusuh itu seperti manusia yang sudah kehilangan akal. Tapi sayang sekali. Dia bukanlah manusia. Dia sosok makhluk halus yang biasa disebut kuntilanak. Hari ini adalah hari sial untuknya karena bertemu dengan orang indigo. Orang itu menutup mata batin Vicky sehingga Vicky tidak bisa melihat makhluk halus lagi. Bukan hanya itu, kalung misterius yang di kenakan Vicky membuatnya terpental jauh. Genderuwo yang ada bersamanya juga ikut menghilang entah kemana.

"SIAAALLL...SIAAAALLLL... BERANINYA ANAK MANUSIA ITU... BERANINYA MEMPERLAKUKANKU SEPERTI INI!!"

Kali ini dia membuat makhluk lemah yang ada di sekitar tempat itu melompat pergi. Dan tak lama kemudian terdengar benda keras terbentur. Sepeda motor yang menghindari sosok yang melompat tadi menabrak tiang listrik dengan kerasnya. Wanita dengan anak kecilnya terkapar tepat di depan pintu masuk makam. Orang-orang yang berada di sekitar tempat itu satu persatu mulai menampakkan dirinya untuk menolong wanita dan anak kecil itu. Naas anak kecil yang masih berumur sepuluh tahun itu harus meregang nyawa. Beberapa di antara orang itu ada yang membawa persembahan untuk meredakan amarah makhluk halus itu. Ada juga yang berusaha mengusirnya dengan mantra-mantra. Tapi sayangnya mereka ada di level yang berbeda. Wanita yang kehilangan anak itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sedangkan kuntilanak itu kembali menangis.

"Aku belum memberitahukan namaku pada Vicky..." desisnya sambil menutup kedua matanya.

"Lalu..kenapa kamu tidak mencoba memberitahunya?" salah seorang penduduk desa setempat mencoba berkomunikasi.

"Aku terpental jauh. Jika aku melakukannya secara paksa...tubuhku akan menghilang. Aku akan musnah.. Huhuhuhuhuhu... Huhuhuhuhuhuhhhuhuhuhuhuhuhu... Betapa kejamnya mereka. Betapa kejamnya memperlakukanku seperti ini..."

Saat ini kuntilanak itu sedang duduk di salah satu dahan pohon yang terlihat kokoh. Untuk beberapa waktu yang lalu dia sempat menjadi penunggu pohon itu.

Bapak yang berdiri tak jauh dari pohon itu beberapa kali mengucap mantra. Membuat pertahanan diri.

"Kalau begitu redakan amarahmu. Atau aku akan mengusirmu dari sini," kata-kata bapak itu membuat makhluk berambut panjang itu terkikik.

"Apa kamu mau melawanku? Coba saja kalau bisa."

Indigo ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang