Chapter 6
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali hingga aku kembali ke dunia yang sudah menungguku,perlahan aku duduk menyandar diatas kasur kemudian berdiri dan melangkah gontai kearah bathroom. aku menghidupkan shower dengan air hanggat yang sudah kuatur mesinya. Aku menatap wajahku pada refleksi yang jelas pada sebuah kaca dalam kamar mandi pribadiku,mataku yang sembab dan wajahku yang kusam tak dapat ku sembunyikan.
aku memang tidak sedang bermimpi sekarang setelah prosesi pemakaman Nick dan Naya selesai aku dengan cepat meninggalkan makam mereka setelah para sahabat meninggalkanku lebih dulu,aku pulang dan menangis lagi di bawah selimutku dan akhirnya tertidur karna dari semalam aku memang belum tidur,tidak lebih tepatnya aku yang melarang mataku untuk tidur. aku menggunyur tubuhku oleh air hangat yang jatuh dari shower,pikiranku masih saja memikirkan bayi mungil itu ia begitu lemah dan tak berdaya,ia bahkan tidak berdosa karena Nicky dan Naya sangat menginginkannya.
Aku mempercepat mandiku dan keluar dengan handuk yang melilit tubuhku berjalan menuju dapur dan mengambil Mug putih dalam lemari dapur dan menumpahkan coffee hangat dari mesin pembuat coffee instan. Aku menyesapnya perlahan menaruhnya diatas meja dan menuju kamar untuk berpakaian,setelah selesai berpakain aku menuju dapur lagi namun langkahku terhenti ketika mendengar ponselku yang berdering cukup keras,aku kembali ke kamar dengan cepat dan memencet tombol hijau .
“Aku sudah menunggumu di sebuah Café nona Harv” seru suara dari dalam ponselku,aku baru teringat bahwa aku memiliki janji dengan seorang pengacara lebih tepatnya pengacara Naya dan Nicky. Setelah memberitahu pengacara itu bahwa aku akan datang dalam 10 menit pun aku langsung menagganti bajuku dengan sweater hitam dan jeans juga benie coklat yang ku pakai menutupi rambut Brunetku,pun aku menuju rak sepatu dan mengambil boot coklat setumit dan memakainya seraya memasukkan ponsel dalam tas kecil yang berisi dompet lalu berjalan keluar frat.
Beberapa menit kemudian aku sudah sampai di depan sebuah Café yang terletak diujung jalan,aku masih ingat ketika Naya menggajakku untuk adu makan ice cream denganya
.”hey kau curang Harv!! Kau tidak boleh langsung memakannya ! “ gerutunya sesaat setelah pelayan menaruh satu cup yang penuh dengan ice cream didepan ku lebih dulu
”sudahlah,akui saja kau akan kalah Nay”,balasku dengan terkekeh dan menyuapkan ice vanilla penuh kedalam mulutku. itulah percakapan diantara aku dan Naya,aku memang tidak terlalu sering berkunjung ke café ini namun kenangan itu begitu saja terlintas di benakku aku memasuki café itu sambil memerhatikan beberapa orang yang terlihat santai dengan berbagai kudapan sambil mencari dimana pengacara yang menelponku tadi,terlihat diujung sana dua orang pria yang duduk berhadapan.
aku tidak yakin salah satu dari mereka adalah orang yang harus kutemui aku mengambil ponselku dan menelponya balik,dan benar saja salah satu dari mereka adalah pengacara itu,aku mengerutkan dahiku setelah sampai di depan mejanya. bukankah pria ini adalah sahabat Nicky yang tadi juga mengahadiri prosesi pemakaman lebih tepatnya aku sudah bertemu dengannya tiga kali dalam 1x24 jam.”Nice to meet you nona harv please take a sit” tawar pengacara itu,aku duduk bersebelahan dengan pria yang sesekali memperbaiki rambut curlynya yang lumayan panjang hinga menutupi pipinya.
maaf kalau story aku jelek,soalnya aku masih amatiran btw thanks buat yg udah votes meskipun dikit :( yg jadi silent reader berenti donk gak kasian apa sama aku. karna aku lagi seneng hari ini aku mau post tripllle chapters! tapi janji yang jadi silent reader nongol ngasih vote and comments! enjoy..! ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
We ? Darcy Styles
Fanfictionwhy you looking me like that Harry! because you're beautiful Harvey.. (Harry grab her hands and kiss her lips then hug her ) You know what harvey I really lucky Have You now! please don't leave me anymore!