Ungkapan perasaan yang sebenarnya dan secerca kebahagiaan-11

8 1 0
                                    

Awa sekarang masih berguling-guling tak jelas di kasurnya, dia bimbang antara ingin mengechat Bara atau tidak, pasalnya dia baru mengesave nomor Bara hari ini, itupun diperoleh dari Nadia.

Lucu ga sih? Orang suka selama 4 tahun lebih tapi baru punya nomernya sekarang?, Karena Awa berpikir jika stalker lewat ig saja sudah cukup.

"Chat Kak Bara ga ya?"

"Nanti kalau chat, iya kalau dibales"

"Kalau dia ga kenal gue gimana?"

"Aaaaa Kak Baraaaaa ailavyuuu"

Biarkan Awa gila saat ini.

Kak Bara❣️

Hi Kak! Ini Awa, masih inget gak?

Awa saat ini tengah merapalkan segala jenis doa yang ia tau, setiap bunyi notif keluar dari ponselnya, ia selalu memejamkan mata, takut bahwa itu adalah balasan dari Bara.

Iya Wa, inget kok.

Awa menegang sambil mengelus dadanya, karena saat ini, jantungnya sedang tak baik.

Save back ya Kak, makasih:)

Oke.

-16.00

Melihat jawaban Bara yang seperti itu, Awa kembali jungkir balik tak jelas dikasurnya, ia benar-benar bahagia sekarang, rasanya ingin chat dengan Bara panjang lebar, namun ada satu pertanyaan dibenak Awa saat ini.

Nama apa yang Bara pakai untuk nama kontak nya?

"Kak Bara namain siapa ya?"

"Masa sih Awa? Atau mungkin Pawana? Atau sayang jangan-jangan" Awa mengetuk sendiri jidatnya setelah berasumsi seperti itu.

Awa yang sedang berguling-guling kesenangan, sampai tak sadar jika ada seseorang yang tengah memeperhatikannya di daun pintu kamar.

Melinda yang melihat tingkah Awa sambil bersendekap tersenyum smirk "Bosen dirumah lo? Pengen ke rumah sakit jiwa? Berangkat sono deh! Biar ga sumpek nih rumah" Ucap Melinda ditatap malas oleh Awa yang selama ini selalu menutup telinga dari apa yang selalu kakaknya bilang.

"Mau apa kesini?" Tanya Awa to the point.

"Minggu ini gue mau ngadain party di halaman belakang" Kata Melinda.

"Kenapa ga di halaman depan aja?" Tanya Awa yang sebenarnya sudah mengerti maksud Melinda.

Melinda menghela napasnya malas "Halaman belakang deket kolam renang, temen-temen gue lebih suka disana" Jawab Melinda yang disenyum i devil oleh Awa.

"Kakak mau Pool party? Nggak kan? Kakak yang ngadain party kok temen-temen kakak yang ngatur sih" Sindir Awa membuat Melinda geram.

Jujur saja, sebenarnya Melinda juga malas harus ke kamar Awa, apalagi berdebat, padahal jawaban dia pasti jelas tak mengijinkan untuk pesta do belakang, karena itu tempat latihannya.

"Gue kesini bukan mau denger bacotan lo ya, intinya sisihin dulu alat-alat latihan lo itu sebelum party dimulai" Ujar Melinda dengan tekanan dan tatapan tajam.

My Name is Awa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang