Awa berlari sekencang mungkin menuju terobosan belakang sekolah yang pernah ia lewati bersama Bara saat mereka telat.
Awa benar-benar sial hari ini, dia harus bertengkar dengan kakaknya pagi hari hanya karena masalah selai roti, dan seperti biasa ia diturunkan di tengah jalan.
"Kok sepi sih? Masa iya gue doang yang telat?" Awa membuka pintu kayu itu dengan hati-hati.
Saat ia baru melangkah masuk, tangannya langsung ditarik oleh seseorang dibalik pintu, orang itu juga langsung membungkam mulut Awa agar Awa tak berteriak.
Awa memendelikkan matanya saat tau yang di depannya adalah Samudra.
Samudra melepaskan tangannya saat keadaan mulai aman.
"Lo ceroboh banget sih, tadi ada guru BK jaga disini tau! Dan banyak anak-anak yang masuk BK gara-gara ketauan nerobos" Maki Samudra panjang lebar.
Awa yang kaget melihat keadaan sekitar sejenak lalu menghela napas lega karena guru itu memang sudah tidak ada.
"Thanks ya" Ucap Awa singkat lalu berlalu begitu saja meninggalkan Samudra.
Samudra langsung merangkul bahu Awa dari belakang saat matanya tiba-tiba menangkap Pak Yanto sedang berjalan dari arah koridor dan Awa tak melihatnya.
"Kalian telat ya!? Mau bolos?!" Awa langsung bungkam dan memasrahkan semuanya pada Samudra.
"Nggak dong Pak, saya lagi jaga disini, terus cewek saya ini manja banget pake minta ikut segala, padahal saya udah bilang 'nanti kamu dikirain telat lho' tapi dia ngeyel Pak" Samudra dengan lihai mengerahkan kemampuan mengarangnya, tak rugi dia jadi anak IPS.
Awa rasanya ingin membunuh Samudra saat ini, kenapa dia bisa bilang seperti itu?
It's okay lah ya dia pintar mengarang tapi kan tidak harus melantur sejauh ini.
Pak Yanto menggelengkan kepalanya sambil berdecak "Ck ck ck, untung kalian cantik sama ganteng, udah gitu cocok lagi, jadi saya ga akan permasalahkan hubungan kalian" Samudra berteriak 'yes' keras dalam hatinya, karena Pak Yanto tidak curiga sama sekali kalau mereka berbohong.
Setelah Pak Yanto pergi Awa reflek menjambak rambut Samudra keras sampai membuat Samudra berteriak.
"Aaaarrghh, kdrt tau Wa" Awa semakin mengeraskan jambakannya.
"Iya! Gue tau lo pinter, gua tau lo anak ips yang pandai mengarang, gue juga ngerti kalau lo itu ketos kesayangan semua orang, tapi ga gitu juga kalik kampret!" Cerocos Awa memaki Samudra habis-habisan.
"Yeeee, bukannya terima kasih Lo!"
"Gak! Gue ga akan terima kasih, sumpah mending gue masuk BK daripada dengerin bacotan lo tadi" Awa langsung berlari meninggalkan Samudra.
Samudra malah tertawa terbahak-bahak melihat wajah imut Awa saat kesal.
Di lapangan yang panas ini, dengan langit yang cerah sambil menatap menawannya merah putih diatas sana, disitulah Awa berdiri, ini adalah ke tiga kalinya ia dihukum karena telat.
Dia merasa semua usahanya dengan Samudra tadi sia-sia saja jika ujungnya di kelas sudah ada guru.
Saat ini Awa hanya berdoa jangan sampai kelas Bara jamkos atau semuanya akan kelar saat Bara melihat semua ini.
Dan ternyata benar saja, kelas Bara sedang jamkos, namun Awa tak mendapati keberadaan Bara disana, dia sedikit melirik sekitar juga tidak ada Bara, biasanya Bara selalu duduk di depan kelas sambil membaca novel, namun kali ini ia tidak ada.
"Alhamdulillah Kak Bara kaga ada"
Awa mulai mendongak ke atas sambil memejamkan matanya karena sangat panas, tapi entah ada Ilham apa dia jadi ingin membuka mata seolah ada yang memperhatikannya dari lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is Awa
Teen FictionAku, seorang gadis ceria yang pura-pura bahagia. Sampai akhirnya dia mendekat dan menjadikan kepura-puraan ini menjadi nyata. Tangannya yang dengan tulus menggenggam tanganku. Dia yang merelakan dadanya untuk tempat ku menangis tersedu-sedu. Saat di...