Teman yang setakdir-23

4 1 0
                                    

"jalan-jalan yuk!" Ajak Awa yang mulai bosan karena berada di kelas dalam posisi jamkos seperti ini.

Scroll sosmed bahkan tak mengurangi kebosanannya.

"Yok, kemana? Gua juga gabut nih" Ucap Vika setuju dan langsung berdiri.

"Kemana aja yang penting keluar, gua udah bosen liat wajah-wajah di kelas ini" Gerutu Awa lalu segera beranjak keluar.

"Woy kentang goreng! Lo ga ikut?" Tanya Tiara pada Kenan yang sedang asik bermain game.

"Siapa kentang? Nama bagus-bagus lo rubah jadi kentang, bukan temen gue lo!" Jawab Kenan berpura-pura ngambek.

Mereka bertiga sekarang berada di tempat duduk tepi lapangan, melihat anak-anak lain yang sedang berolah raga sambil memakan ciki memang salah satu nikmat menjadi seorang siswa SMA.

Bu Sri yang notebene nya guru paling kalem namun mematikan melintas di depan mereka bertiga.

"Eh ada anak-anak cantik disini, ibu lihat toilet kok kotor banget yah, yang cantik tolong berdiri, daripada santai-santai mending cari pahala kan cantik?"

"Eum anu bu, Awa cantik banget ga ketolong, pasti dia mau bersihin toilet, kita mah apa, kita tuh insecure buk lihat Awa yang cantiknya sampe tumpah tumpah" Tiara mulai mengeluarkan kemampuan mengarangnya dan mengkambing hitamkan sahabatnya sendiri.

"Iya bu bener banget apa kata Tiara, kita pergi dulu bu, semangat Awa yang sangat cantik" Ucap Vika menyetujui lalu segera berlari bersama Tiara.

"Punya temen kok pada anjing gini ya, mau gua jual ga laku di pasar, kalau di diemin malah nglunjak" Batin Awa mulai kesal.

Bu Sri tersenyum pada Awa lalu mempersilahkan Awa untuk segera membersihkan toilet.

"Nanti ada yang bantuin kamu kok cantik, cuma dianya lagi bersihin mushola sekarang, dijamin tambah cantik deh kalau nurut sama ibu" Kata Bu Sri merayu.

Awa hanya mengangguk sambil tersenyum kecut melihat keadaan toilet yang amat tidak patut untuk diinjak.

"Warga sekolah ini kalau ke toilet ngapain sih? Segini kotornya kenapa pada betah cobak!" Gerutu Awa mulai mengambil ember untuk menyiram lantainya terlebih dahulu.

Awa perlahan melepas sepatu yang melekat di kakinya dan mulai dari membersihkan lantai yang disiram air tadi.

"Jir gilak! Kotor parah! Ya gue tau ya gue cantik, tapi masa yang bersihin toilet harus yang cantik sih!"

"Terus yang jelek ngapain cobak!"

Awa terus mengoceh tiada henti karena tak ada satupun orang yang melirik untuk membantunya.

"Mana katanya!? Ada yang bantuin? Bu Sri pembohong banget ya, punya dendam apa sih dia sama gue!"

"Mana punya temen pada kampret lagi!"

"Shit lah pokoknya!"

Awa tidak perduli jika ada orang yang lewat lalu menertawakan dia, yang dia inginkan saat ini hanyalah keluar dari beban hidup ini.

"Udah ngebacotnya?" Ucap orang yang baru saja datang sambil terkekeh.

"Maaf ya, gara-gara gue jadi disuruh bersihin toilet sama Bu Sri"

Suara itu membuat Awa yang sedang asik berbacot menoleh ke belakang dan reflek mengalihkan pandangannya dan meruntuki dirinya sendiri.

Bara segera mengambil sikat WC yang menggantung di tembok dekat Awa sedang membungkuk.

"Kak Bara dari kapan disitu?" Tanya Awa mulai khawatir, tangannya mulai tremor dan jantungnya berdetak tak karuan.

"Dari lo bilang 'Terus yang jelek ngapain cobak?' " Jawab Bara sambil sedikit menirukan gaya bicara Awa.

My Name is Awa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang