Author's note: sebelum kita mulai cerita nya aku harap kalian semua bisa menghargai cerita ini ya akan lebih baik jika kalian mau memberi kan masukan ..aku tahu ada banyak kesalahan di dalam fic ini beberapa Seperti typo (yang aku tidak bisa hilangkan ) Beberapa informasi yang salah jadi jika kalian bisa membenarkan nya aku sangat berterima kasih tapi jangan asal menjudge dan mengarahkan fic ku ke akhir yang kalian mau ya ingat aku author disini dan aku punya jalan cerita sendiri.
.
.Yukio saat ini duduk di meja belajarnya di depan wajahnya ada sebotol air mineral kemasan dengan merk ternama . tepat 5 cm dari meja belajarnya ada jendela dengan sisi sisi yang terbuat dari stainless steel.berlatarkan pemandangan sungai yang membentang luas memisahkan asrama milik mereka berdua dengan jalanan kota seijuji.
teras rumah mereka bisa diukur dengan jari,sementara untuk area halaman rumahnya luas terpanjangnya daripada seluruh ruangan di gedung asrama ini.
Yukio menuangkan air mineral nya kedalam cangkir kecil dia khawatir jika minum Seperti biasanya ada kemungkinan itu akan mengotori permukaan mejanya.
Ketika dia melihat ke ruangan disebelahnya ,dia melihat kakakknya, okumura rin , salah satu putra satan yang berusia enam belas tahun.dia membalik lembar-lembar halaman buku dengan gambar karakter komik.
Dia telah melihatnya melakukan aktivitas itu selama selama empat jam terakhir, berjalan turun dari tempat duduknya.berhenti .
Rin mendongak.
"Ada apa?"
"Kau punya PR yang harus kau kerjakan bukan." Jawab Yukio penuh perintah.
"Oh.." Rin hanya berkata santai dan kembali memperhatikan setiap balon kata didalam buku yang dipegangnya.
Yukio tidak bisa menahan senyum jengkel yang tersemat apik di wajahnya Sekarang. sekali kakaknya tersayang mencoba membuat emosinya naik.
"Nii-san"tanganya terkepal erat disamping saku celana kargo yang dia kenakan. sebagian besar usaha untuk menahan amarah nya, seharusnya dia menjadi anak yang rajin dengan cara mendapatkan nilai terbaik melampaui usianya,enam bulan lagi adalah waktu ujian eksorsisme, disini dia bertaruh dengan grigory dia tidak memiliki cukup waktu untuk bersantai Seperti ini.
Untuk bisa naik dengan nilai memuaskan bagi e Yukio sendiri cukup susah semua kriteria semakin meningkat setiap tahunnya dan kabarnya tahun e ini akan ada ujian praktek tambahan yang belum pernah ada di seijuji gakuen."aku tidak yakin kau bisa lulus dengan nilai Seperti itu kak! "
"Berisik aku bisa mengatasi nya sendiri kacamata."dia berbicara dengan nada sedang dari tempat tidur nya tidak memperhatikan sedikit tatapan mata Yukio yang menajam.kakaknya terlalu menganggap enteng kata-katanya.
Dia bukan anak ajaib dengan kekuatan tersembunyi seperti dalam komik yang dia baca.
Dia tahu bahwa kakaknya bari melakukan pelatihan eksorsisme ketika dia berusia enam belas tahun terhitung tiga bulan lebih tiga hari.tapi karena kejutan baru-baru ini yang dibuat oleh kakaknya.dia harus mengikuti ujian yang harusnya akan dia lakukan delapan bulan lagi kini dipercepat menjadi enam bulan lagi.
Kelakuan nya yang tidak dapat mengontrol emosi saat amaimon memberikan sedikit sayatan pada wajah shiemi.membuat kakaknya mempersembahkan pertunjukan apik.yah apalagi kalau bukan tarian api birunya.dan sukses membuat grigory memasangkan plan .
Warning! Mahluk langka yang harus diwaspadai!.
Peningkatkan pelatihan memang terjadi tapi dengan sedikit kemajuan membuat nya pesimis bahwa kakaknya akan lulus.
Sedikit dia berharap akan ada keajaiban.
Hari pertama hanya cara menangkis bola yang diajarkan oleh shura dan selanjutnya meniup tiga lilin? mereka melakukan semua yang bisa membuatnya mengendalikan apinya,menangkisdan membakar ujung lilin cukup membuat kakaknya berbakat menjadi lampu senter darurat saat listrik padam.(setelah semuanya aku tidak tahu apa hal itu pernah terjadi di Jepang)
Setelah mereka saling berhadapan dengan tinggi Yukio yang lebih Beberapa inci dari RRin.dia berbalik pergi dan kembali membaca komik berjudul.time killer.
Sejauh yang yukio tahu itu adalah salah satu koleksi komik yang dia punya.
"Kak!"
Susah baginya untuk cukup tenang dalam menghadapi kakaknya ini.sehingga sering kali dia menemukan beberapa urat di dahinya.
Dia melakukannya apa yang diperintahkan oleh ayahnya.
Dia melindunginya kakaknya Seperti yang dia inginkan.
Dia bahkan menjadi gurunya.dia pintar dalam hal membaca, tapi bodoh dalam perkalian.ketika dia katakan bodoh.maksudnya benar-benar tidak bisa dia seperti seorang anak SD yang masih berhandeng dengan orang tua nnya.
"Rin ! Apa kau sudah berhasil mengendalikan apinya! "Rin hanya sedikit menarik bahan bacaan nya Beberapa derajat dari depan wajah"belum"
"Belum?dan kau berleha-leha disini."
"...."
"Rin !"
Breet dia menarik komik miliknya hingga halaman buku itu berhamburan diatas lantai .
"Apa yang kau lakukan kaca mata kau merusak komiknya!"kakaknya berdiri Dan memandang dia sengit.
"Biarin aja itu komik ku kan "
Matanya berhamburan pada Beberapa gambar yang sempat dibaca kakaknya.
Dia memang hanya tertarik jika buku-buku itu memiliki gambar, yang tidak ada dalam satu halaman buku pelajaran .
"Enam bulan lagi kakak akan mengikuti tes untuk naik pangkat kau harus lulus dengan nilai 80 ."
"Memangnya kenapa!"
"Kau bisa mati jika tidak bisa mendapatkan nya!"
"Siapa peduli! Aku bisa mati kapan saja bahkan jika itu tanpa campur tangan grigory"
"Rin!! Kau"
secara visual yukio Melihat bibir Rin terkatup rapat mengetahui apa yang barusan dia katakan.
Ucapan adalah doa,kau harus menjaga mulutmu dalam berbicara karena Bagaimana pun kau membuat jalan hidup mu dengan nya kau tidak tahu apakah ucapan mu akan menjadi kenyataan bagus atau malapetaka Seperti yang dikatakan oleh Rin.
Dia bisa mati tanpa campur tangan grigory yang dalam hal ini manusia.
Karena Bagaimana pun tepat 5 hari setelah dia berucap Seperti itu dia berlari dengan kedua kaki milik suguro ryuuji memburu ruangan rumah sakit dengan lubang di dadanya.
"Kak! Bertahanlah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
re=BOND REDUKSION ! FANFICTION AO NO EXORCIST
Fanfictionbagaimana bisa kau menyembunyikan semua itu dariku.terlebih selama sepuluh tahun,aku pikir aku sudah benar-benar mengenal mu, niisan. . . jika bukan karena permintaan ayahnya, mungkin Yukio sudah pergi dari rumah dan tidak pernah mengakui Rin sebaga...