PART 11 | DI LUAR

326 26 0
                                    

UNDERSTOOD?
.
.
.
.
.
HAPPY READING!

Tak terasa hari mulai gelap, Dino mengajak Amel untuk pulang namun Amel tidak menjawab Dino. Sebenarnya Dino tahu, Amel sedikit takut untuk pulang ke rumahnya sendiri.

Padahal rumah adalah tempat yang paling nyaman, tetapi tidak dengan rumah Amel.

"Ayo Mel," ajak Dino dengan nada lembut.

"..."

Gak peka! Maki Amel dalam hati.

"Aku ajak jalan-jalan deh," kilah Dino agar Amel mau beranjak pergi dari bukit kecil itu.

"..."

"Gimana? Mau gak?" tanya Dino dengan lembut.

"Aku nggak mau pulang!" sentak Amel dengan nada tinggi.

"Yaudah kita jalan-jalan dulu," ajak Dino yang masih dengan nada rendahnya.

"..."

"Emang mau di sini terus?" Amel hanya menjawab dengan gelengan kepala sebagai tanda tidak setuju.

"Yaudah ayo jalan-jalan," ajak Dino sekali lagi disertai uluran tangan.

Amel pun akhirnya hanya bisa menerima uluran tangan dari Dino secara terpaksa karena Amel juga takut kalau berada di sana sendirian. Ini sudah malam, dan tempat itu sangat sepi.

Sesampainya di motor, Dino memberikan helm miliknya yang selalu dipakai oleh Amel. Amel pun menerimanya.

"Jangan cemberut gitu dong," tegur Dino pada Amel yang terlihat menekuk wajahnya.

"Hm," gumam Amel.

"Ayo naik," titah Dino.

Amel hanya bisa pasrah mengikuti apa yang diperintahkan oleh Dino.

Dino tersenyum kecil melihat Amel yang kini terlihat lucu. Motor yang dikendarai Dino pun melaju menembus angin malam.

"Amel," panggil Dino dengan meninggikan suaranya agar yang dipanggil mendengar.

"Hm?" sahut Amel seadanya.

"Pegangan! Ntar jatoh,"

Tangan Amel tergerak menggengam jaket yang dikenakan Dino. Setelahnya, Dino menarik satu per satu tangan Amel kemudian dilingkarkannya ke perutnya seperti Amel sedang memeluk Dino dari belakang.

Amel hanya terdiam sambil senyum yang membuat Amel merasa pipinya memerah atas perlakuan Dino terhadapnya. Begitu juga Dino yang merasakan kebahagiaan tersendiri.

Tiba-tiba dirasakan oleh Dino tangan Amel bergetar. Entah karena apa.

"Lo kedinginan, Mel?" tanya Dino merasa khawatir.

Ni cowok bener-bener gak peka padahal gue gini gara-gara dia!

Dino yang tidak mendapat jawaban pun langsung menepi untuk berhenti. Kemudian ia melepas helm dan hoodie yang dipakainya. Tanpa meminta izin kepada Amel, ia langsung melepaskan helm Amel dan memakaikan hoodie-nya ke tubuh Amel.

Amel hanya bisa diam membeku karena perlakuan manis dari Dino kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanannya melintasi jalanan yang ramai.

"Mel," panggil Dino yang hanya dibalas dehaman oleh Amel.

"Tau nggak kenapa sekarang jalannya rame?" tanya Dino pada Amel yang sebenarnya enggan berbicara.

"Entah," sahut Amel sekenanya. Ia memang tidak tahu.

Understood? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang