PART 14 | PERUBAHAN

286 28 4
                                    

UNDERSTOOD?
.
.
.
.
.
HAPPY READING!


"Nak Dino pacar Amel, ya?" tanya Ibu Amel.

Dino tak menjawab dan hanya menampilkan seyumannya yang manis. Sedangkan Amel memilih melihat keluar jendela dengan raut wajah yang tersipu malu.

Mobil itu menembus kemacetan yang ada hingga berhenti di rumah Amel, atau sekarang sudah bukan rumah Amel lagi. Selama perjalanan Amel ternyata tertidur. Ibu Amel segera turun dan membuka pintu penumpang yang ditempati anaknya itu. Ibu Amel berniat untuk membangunkan Amel namun dihentikan oleh Dino.

"Tan, jangan dibangunin. Biar nanti aku yang bantuin Tante," bisik Dino yang takut Amel terbangun.

Ibu Amel mengangguk lalu kembali menutup pintu mobil pelan. Ibu Amel dan Dino memasuki rumah Ayah Amel. Ternyata tidak ada orang yang berada di rumah.

Dino segera membantu Ibu Amel membereskan barang-barang dan memindahkannya ke bagasi mobil. Setelah semua selesai, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan mobil Dino.

Namun Ibu Amel memilih meminta Dino masuk ke dalam mobil untuk segera pergi dari tempat itu. Dino hanya mengikuti perkataan Ibunya Amel, dan melajukan mobilnya meninggalkan kawasan rumah Ayah Amel.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh, akhirnya mereka tiba di suatu tempat yang ditunjukan oleh Ibu Amel. Ibu Amel segera membuka pintu rumah barunya dan menyiapkan sofa yang ada di sana, karena Amel masih belum bangun.

Dino menurunkan barang-barang yang ada di mobilnya. Usai mengeluarkan barang dari bagasi, Dino kemudian perlahan mengangkat tubuh Amel dan membawanya ke sofa. Saat itu pula, jantung Dino tiba-tiba berdegub kencang.

"Sini Nak, duduk dulu, pasti capek. Maaf ngerepotin kamu," ucap Ibu Amel mempersilakan Dino duduk di sofa yang berbeda dengan Amel.

"Nggak ngerepotin kok Tan," balas Dino tersenyum.

"Tante buatin minum, ya?" tanya Ibu Amel yang diangguki oleh Dino.

Amel melenguh dan menggeliatkan tubuhnya. Matanya sontak terbuka, sedikit merasakan sakit karena tidur di sofa. Amel perlahan mendudukkan tubuhnya, dan saat itu juga netranya langsung menangkap sosok Dino.

"Eh, ngapain?" tanya Amel pada Dino yang terkejut karena suara Amel yang terlalu tiba-tiba.

"Numpang istirahat bentar, Mel. Gak suka banget gue main ke rumah lo. Padahal ini rumah baru lo," celetuk Dino.

Amel mengedarkan tatapannya ke sekeliling. Benar, ruang tamu ini begitu asing bagi Amel. Berarti dirinya tertidur cukup lama.

Keheningan menyelimuti keduanya. Dino yang mengedarkan tatapan ke sekeliling, melihat-lihat beberapa foto yang sudah terpajang di dinding. Sedangkan Amel menatap ke depan dengan pandangan yang kosong.

Krukk krukk

Pandangan Dino teralihkan pada Amel yang memalingkan wajahnya dari Dino. Amel malu. Di tengah keheningan seperti ini, bisa-bisanya perutnya keroncongan meminta diisi.

"Lo laper, Mel?" tanya Dino yang tak diindahkan oleh Amel.

Dino tersenyum geli melihat Amel yang tampak malu. Dino pun merogoh ponselnya dari saku celananya. Dino beranjak dari duduknya untuk menelepon seseorang. Amel hanya meliriknya melalui ekor mata.

Understood? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang