UNDERSTOOD?
.
.
.
.
.
HAPPY READING!Amel mengikuti kedua muda-mudi itu tanpa disadari mereka. Hingga dua muda-mudi itu melintasi lampu jalanan yang terang, tampaklah jelas wajah Dino yang terkena cahaya lampu.
Amel tersentak kaget, dan mengerem motor secara mendadak. Amel terdiam mematung di bawah lampu yang menjadi saksi bisu hancurnya kepercayaan Amel terhadap Dino.
Amel kembali dari alam bawah sadarnya. Mau ke mana Dino dan wanita lain di tengah malam begini? Otak Amel secara refleks memikirkan hal-hal yang mengganggu pikirannya. Ia menepis segala pemikiran buruknya.
Amel merogoh ponselnya dari dalam saku celananya. Ia membidik Dino yang melajukan motornya pelan saja. Hasil fotonya tidak terlalu jelas karena gelap. Namun jika diperhatikan benar-benar, plat motor Dino sangat jelas.
Amel menatap lurus ke depan. Siluet motor Dino masih bisa terkejar matanya yang jeli. Ia pun kembali melajukan motornya untuk mengikuti Dino secara diam-diam.
Amel terus mengikuti Dino, hingga motor Dino memasuki parkiran sebuah gedung. Amel menghentikan motornya di depan pintu masuk gedung tersebut. Ia mendongak melihat gedung apa itu.
Ia mematung ketika menyadari itu adalah sebuah club. Ia tidak menyangka, ia bisa sampai di tempat terkutuk ini. Amel pun berniat memasuki tempat tersebut untuk memastikan Dino benar-benar ke tempat ini.
Namun baru dua langkah dirinya menginjakkan kaki di tempat terkutuk itu, ia harus mengurungkan niatnya karena ponselnya berdering. Amel pun segera merogoh ponselnya di saku celananya.
"Iya, Ma?" sapa Amel sesaat setelah sambungan telepon terhubung.
"Kamu di mana? Cepat pulang, hari semakin malam. Mama udah baikan kok setelah lakuin apa yang kamu suruh tadi," sahut Ibu Amel dari ujung sana.
"Syukurlah. Yaudah, Amel pulang sekarang. Mama tidur aja duluan," putus Amel.
"Iya. Hati-hati di jalan, ya?" pesan Ibu Amel membuat Amel tersenyum.
"Iya, Ma."
Tutt.
Amel memutuskan sambungan telepon sepihak. Ia kembali menatap gedung di depannya ini. Gedung yang penuh akan ingar-bingar malam.
Amel melangkah ke area parkir sebentar. Ia akhirnya mendapati motor Dino. Tidak salah lagi itu motor Dino. Tentu Amel sangat hafal dengan motor yang sering ia naiki tersebut. Bahkan hampir setiap hari.
Amel kembali membidik motor Dino yang ada di parkiran club tersebut. Tentunya hasil bidikannya kali ini lebih jelas meski hanya motor Dino. Setidaknya ada kesesuaian dengan foto sebelumnya yang ia bidik.
Amel membalikkan langkahnya, ia harus pulang sekarang. Biarlah rasa penasarannya masih mengawang. Ia harus berpikiran positif, Dino pasti memiliki alasan untuk hal ini.
***
Amel menatap arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Ia sudah menunggu Dino sekitar 15 menit, namun laki-laki itu tak kunjung datang.
Sontak ingatan Amel terlempar pada kejadian kemarin malam. Kejadian di mana ia melihat Dino pergi ke club bersama seorang wanita. Apa yang Dino lakukan di club tadi malam bersama wanita itu? Apa karena itu Dino tidak menjemputnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Understood? (Complete)
Teen FictionThe best rank: [280520 #2 in pertemuanpertama] [060620 #1 in gangguanmental] Amel, gadis SMA yang didiagnosis mengidap gangguan mental PTSD. Hari-hari yang dilewatinya tidaklah mudah. Setiap hari penyakit sialannya itu selalu kumat. Tetapi semua ber...