UNDERSTOOD?
.
.
.
.
.
HAPPY READING!Aroma petrikor yang menyeruak membuat Amel tersadar dari lamunannya. Dinginnya cuaca, membuat Amel tergerak untuk mengeratkan gardigan yang ia pakai. Ia membayangkan satu sosok pria yang seharusnya datang menemaninya untuk sekedar meminum kopi panas di kala hujan.
Namun, mengingat bagaimana pria itu berhasil mematahkan kepercayaannya. Amel menggeleng pelan sambil memohon agar pikirannya tidak dihantui oleh sosok Dino.
Amel merasakan hatinya remuk saat kemarin Dino menyuruhnya untuk tetap percaya akan perasaannya. Apa dirinya bisa? Membayangkan dirinya yang secara langsung melihat Dino berpelukan dengan Dewi, menumbuhkan rasa curiga yang mendalam pada Dino. Apa bisa dirinya tetap percaya dengan dino?
Amel memutar lagi ingatannya. Membayangkan lagi bagaimana Dino berusaha untuk menjelaskan padanya. Ia berusaha mencari beberapa kebohongan di mata Dino tatkala Dino berujar.
"Amel, gue mohon ya. Kali ini percaya sama gue. Ada satu hal yang harus gue perbaiki. Gue ohon Mel, ada saatnya gue cerita nanti. Tapi tolong untuk kali ini aja. Percaya, ya?"
Melihat bagaimana Dino mencoba meyakinkan dirinya agar tetap menjaga kepercayaan, membuat Amel mengerutkan kening.
"Apa? Ada apa Dino? Kenapa gak cerita? Apa gue gak pantes dijadiin tempat curhat lo?" balas Amel menantang.
"Nggak gitu, Mel. Gue takut lo pergi dari gue setelah tau kebenarannya. Gue mohon, ya? Percaya sama gue. Ini bukan masalah lo pantes atau gak pantes buat jadi tempat keluh kesal gue. Cuma gue belom bisa ngasih tau yang satu ini ke elo," jelas Dino dengan suara rendahnya.
Dino mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Amel. Merasakan bagaimana lembutnya kulit Amel ketika bersentuhan dengan tangannya. Hatinya mencelos saat ia menginginkan Amel percaya padanya, namun Amel justru mengatakan hal yang tak pernah Dino inginkan.
"Kita break aja dulu ya, Din? Take your time. And i'll take my time to clear our mind. Kalau memang bener lo gak bisa cerita. It's okay. Gue percaya sama lo, Din. Kita cuma butuh waktu buat masing-masing. So yeah enjoy," putus Amel.
"ENGGA! GUE GAK MAU PUTUS!" tolak Dino mentah-mentah.
"Break, Dino, break. Lo katanya nyuruh gue percaya sama lo. Sekarang, selesain masalah lo sama si wanita uler itu. Jangan sampe kepincut sama dia. G–gue t–takut lo berpaling, Din. Kalau sampe lo matahin kepercayaan gue. We'll done. Kita selesai," ucap Amel sambil sesenggukan.
Hati Dino bergetar ketika Amel justru memberinya waktu untuk menyelesaikan masalahnya. Ia tidak bisa bohong, ia memang perlu waktu untuk satu perkara ini. Tetapi ia juga tidak tega membuat Amel jadi bersedih lagi. Ia sudah janji untuk tidak membuat Amel sedih.
Membulatkan tekat sambil menggenggam lagi tangan Amel dengan erat, Dino dengan mantap berkata,
"Iya, Mel. Gue janji, gue gak bakal berpaling dari lo. Gue pegang kepercayaan lo baik-baik. Maafin gue ya, Mel? Maafin gue," lirih Dino.
Amel tersenyum mengingat konversasinya dengan Dino kemarin. Bagaimana bisa ia mengambil langkah seperti itu? Tetapi menurutnya tidak apa-apa. Toh dalam suatu hubungan tentu kita harus saling percaya, bukan?
Menghirup aroma kopi dan meminumnya dengan hati-hati, Amel memutuskan untuk mengambil buku yang berisi materi UN yang sempat Dino belikan. Lebih baik dirinya belajar daripada merenung masalah cinta.
45 menit mengerjakan soal-soal latihan, membuat Amel sedikit bosan. Ia pun mengambil ponsel pintarnya untuk sekadar beristirahat.
Menjelajahi timeline yang berisi pemberitahuan comeback-nya girlgroup asal Korea, yaitu blackpink— sedikit membuatnya penasaran. Apa comeback-nya akan sekeren saat rilisnya MV kill this love? Ia tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Understood? (Complete)
Teen FictionThe best rank: [280520 #2 in pertemuanpertama] [060620 #1 in gangguanmental] Amel, gadis SMA yang didiagnosis mengidap gangguan mental PTSD. Hari-hari yang dilewatinya tidaklah mudah. Setiap hari penyakit sialannya itu selalu kumat. Tetapi semua ber...