PART 3 | PERGI

419 45 0
                                    

UNDERSTOOD?
.
.
.
.
.
HAPPY READING!

"Amel jangan bilang kamu mengidap—" Dino menjeda ucapannya sebentar. Lalu melanjutkan, "—PTSD."

Saat itu juga tanpa mempedulikan keadaan dirinya, Amel lari keluar kelas dengan susah payah. Tangannya menutupi telinga. Oang-orang yang bergerumul disekitar, juga letak meja-meja yang sudah tak beraturan membuat napasnya semakin tercekat.

Dino memperhatikan itu semua. Tidak salah lagi, ada yang salah dengan gadis itu. Dengan cepat, ia ikut berlari mengejar gadis itu keluar tanpa menghiraukan, atau berusaha menegahi kedua remaja yang bersiteru tadi. Dipikirannya saat ini hanyalah Amel.

Kelas masih ramai, beberapa guru terlihat tergesa-gesa memasuki kelas yang baru saja dia tinggalkan. Tetapi tak lama dari itu, bel berbunyi. Semuanya kembali normal, koridor menjadi sepi karena pembelajaran yang akan dimulai.

Kaki Dino masih melangkah mencari keberadaan Amel yang dia yakini pasti belum kembali ke kelas.Dia melihat gadis itu pergi dengan keadaan kacau, wajah yang putih pucat, air mata yang menumpuk juga wajahnya yang ketakutan.

"Ck, Amel! Lo dimana?" gumam Dino khawatir.

Kaki Dino melangkah lebih jauh, ke area parkiran. Entah bagaimana, tetapi selama 30 menit ini, dia sibuk mengitari gedung SMA Xaverius.

"WOI! YANG LAIN NUGAS, LO MALAH JALAN-JALAN MONYET!"

Suara melengking seseorang terdengar dari belakang. Dino agak terkejut tetapi setelah itu dia berbalik dan mendapati Kenzo, teman sekelasnya yang menunjukan wajah kesal.

"Ups, gue lupa. Sorry," balas Dino nyengir.

Menaikan sebelah alisnya, tanpa babibu Kenzo menarik tangan Dino menjauh dari area sepi itu.

"Eh-eh, Ken! Gue lagi cari orang. Bentar!" Dino menepis tangan Kenzo yang melingkari pergelangan tangannya.

"Cari siapa? Emang lo tau tempat-tempat di sekolah ini?" tanya Kenzo menyadarkan Dino.

Dino seketika bungkam. Dia memang baru pertama kalinya ke sekolah ini dan dia juga tidak mempunyai kenalan disini. Baru saja dia akan menyebutkan nama Amel pada Kenzo, tetapi laki laki itu lebih dahulu menariknya.

"Yah lo! Gue baru mau—"

"Kerja!" titah Kenzo tegas yang membuat Dino terpaksa menurut.

Di dalam hatinya, masih ada yang mengganjal. Dimana gadis itu? Apa dia baik-baik aja? Dino segera menggeleng, menyingkirkan pikiran-pikiran negatif dari otaknya. Ia kembali memfokuskan diri.

Semoga dia baik-baik aja. Ya, pasti.

***

Hari sudah menjelang sore. Dino dan teman-temannya sudah menyelesaikan tugas kuliah mereka hari ini di SMA Xaverius. Sejenak Dino melupakan tentang Amel. Seperti saat ini, dia bersiap untuk pulang ke hotel khusus, tempat dia menginap dengan teman temannya.

Satu per satu motor ninja itu menyala, mengeluarkan suara-suara bising yang menurut kaum hawa, itu keren. Dino memimpin di depan. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Understood? (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang