UNDERSTOOD?
.
.
.
.
.
HAPPY READING!Amel melangkah masuk ke gerbang sekolah sambil menyandang tas dongkernya. Melihat tidak begitu banyak murid yang berlalu lalang, sebab ia memutuskan untuk datang 30 menit lebih cepat dari bel tanda masuk.
Entah apa yang mendorognya untuk datang secepat itu. Yang ia rasakan adalah hampa.
Dino tidak mengabarinya lewat ponsel, dan mengatakan pada Ibunya kalau ia memilih untuk pulang kampung. Sebegitu tidak penting 'kah Amel untuk mengetahuinya langsung dari mulut Dino?
Lagi-lagi rasa kecewa itu muncul. Amel membuang lagi rasa buruk sangka itu terhadap Dino. Ia harus percaya dengan Dino, bagaimanapun keadaannya. Bukankah dia yang meminta break dengan Dino? Jadi harus menerima konsekuensinya, bukan?
Amel terkejut ketika seseorang mengagetkannya dengan menepuk bahu.
"WOI, AMEL!" tegur Katleya.
Amel mengusap dadanya karena terkejut saat Katleya datang dengan tiba-tiba. Ia menatap Katleya kesal.
"Apa si, njing! Ngagetin aja," sahut Amel kesal.
"WES, SANTAI BUROU," balas Katleya dengan cengirannya.
"Lo ngagetin, sih!" tukas Amel.
"Kenapa nih Ibu Negara mukanya kusut banget? Ditinggal Bapak Negara, kah?" tebak Katleya tepat sasaran.
"Bacot, anjir. Dahlah jangan bahas bahas Dino lagi. Males banget," seloroh Amel jengah.
"Kenapa, nih? Gak mau cerita?" tawar Katleya.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan kelas. Amel pun duduk di kursinya diikuti Katleya yang juga duduk di kursinya. Katleya bersiap untuk mendengarkan cerita Amel sembari memutar kursi menghadap pada Amel.
"Gue break sama Dino," ujar Amel membuat Katleya mengerutkan keningnya.
"Lah, kenapa anjir?" tanya Katleya tak percaya.
"Dua hari yang lalu Dino kepergok sama gue lagi berduaan sama cewek. Dih anjing, gue kalo nginget-nginget muka tu cewek, bawaannya mau misuh-misuh mulu!" gerutu Amel kesal.
"Emang mereka ngapain?" tanya Katleya penasaran.
"PELUKAN, ANJING. UNTUNG GAK WENGE DI DEPAN GUE!" sungut Amel.
"ANJIR, PARAH. BENER JUGA SIH, UNTUNG GAK WENGE!" sahut Katleya heboh.
"Nah, abis itu gue minta jelasin sama si Dino ini. Terus dia bilang, ada sesuatu yg dia gak mau bilang sama gue. Katanya sih nunggu waktu yang tepat," papar Amel.
"Wih, apa tuh? Jangan-jangan si cewek hamil anak Dino?" canda Katleya terbahak.
"Anjir, lo doanya. Males banget gue sama lo!" kesal Amel.
"Yaelah, brou ... santai-santai. The way you do is trust him. Kalau bener dia lagi ada masalah, yaudah biarin aja dulu. Menurut gue, lo gak salah udah ngasih waktu ke dia. Lo udah ngambil langkah yang bener kok."
"Iya, justru itu. Terus 'kan ya, kemaren dia ke rumah gue. Terus ngomong sama Emak gue kalo dia pengen pulkam. Cuma gak ngomong langsung ke gue," tutur Amel menghela napas.
"Ya, kali aja dia emang lagi ada perlu ama keluarga atau apa gitu?" celetuk Katleya berpikir positif.
"Tapi masalahnya, kenapa dia gak ngomong langsung sama gue? Gak guna banget gue jadi pacar dia rasanya," ungkap Amel menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Understood? (Complete)
Teen FictionThe best rank: [280520 #2 in pertemuanpertama] [060620 #1 in gangguanmental] Amel, gadis SMA yang didiagnosis mengidap gangguan mental PTSD. Hari-hari yang dilewatinya tidaklah mudah. Setiap hari penyakit sialannya itu selalu kumat. Tetapi semua ber...