Part 21

12.3K 417 11
                                        

Happy Reading...

Setelah membawa Elsyira ke rumah sakit miliknya, ia menunggu dokter yang menangani Elsyira. Dan tak lama Lea berlari ke arahnya.

"Bagaimana keadaan nya ?" Tanya Lea dengan raut wajah cemas.

Kafka menggeleng pelan.

Pintu ruangan terbuka dan Dokter pun keluar dengan mengatakan.
"Pasien baik-baik saja, hanya luka lebam di pipinya dan sudah diobati."

Kafka dan Lea menghela nafas.
"Terimakasih dokter" Jawab mereka bersamaan.

"Besok kakak jadi ke Rusia ?" Tanya Lea.

"Yeah, besok aku saja yang menghadiri biarkan Elsyi istirahat saja"

"Kalau begitu, aku kembali ke ruangan dulu ya. Jaga Elsyi"

"Tanpa kau suruh sudah akan ku jaga Lea"

Lea tertawa kecil dan berlalu dari hadapan Kafka. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju ruangan, tapi dipertengahan jalan ia melihat seorang anak kecil sedang menangis.

"Hey boy, kamu kenapa nangis heum ?" Tanya Lea sambil mengusap kepala anak kecil itu

Anak kecil itu mendongak dan menatap manik mata Lea. Anak itu bernama Gabriel putra dari Davino dan Angel.
"Mommy baru saja ke surga Aunty. Daddy pergi dan Mommy pun juga di surga. Aku hanya sama Daddy baru sama Kakak Edu" Ucap Gab sambil sesegukan.

Lea yang mendengarkan itu ingin rasanya menangis juga tapi ia tahan. Ia segera memeluk Gabriel yang masih sesenggukan.
"Anak laki-laki harus tegar biar Mommy disana bisa bahagia melihat ade bahagia" Ucap Lea sambil menghapus air mata Gabriel.

"Terimakasih Aunty, kalau begitu aku mau menemui Daddy sama Kakak. Sampai bertemu lagi Aunty" Ucap Gab sambil mencium pipi Lea dan setelah itu ia berlari.

Lea yang menatapnya tersenyum,semoga saja ibunya tenang disisi Tuhan.

Malam harinya, Alleo membawa mendiang istrinya ke Belanda, Angel akan disemayamkan disana. Ia sudah memberi tau adiknya untuk terbang ke Belanda saja, sayangnya adiknya telah mendarat di Inggris. Dan adiknya sudah berada di Mahendra Hospital.

"Ya sudahlah besok saja terbang ke Belanda" gumam Xavier.

Ia berjalan sambil terus mengumpat karena kesal pada sang kakak dan ia tak sengaja menabrak seorang pria. Ia mendongak dan menatap pria itu.

"Sorry" Ucap Xavier.

"Kau Xavier" Ucap pria yang bernama Kafka.

"Yeah"

"Ikut aku, aku mau bicara"

Xavier mengikuti Kafka keluar Rumah sakit dan menuju Cafe. Sesampainya disana mereka mulai berbincang bincang.

"Kau datang kesini sebelum waktu perjanjian, menurutku itu lebih baik"

"Kau Kafka ?" Tanya Xavier.

"Heum" Jawab Kafka dengan datar.

"Ck, ada perlu apa. Sepertinya kita tak ada masalah".

"Ada dan kau melupakannya"

Xavier menatap Kafka dengan tanda tanya. Ia tidak mengenal Kafka bahkan bertemu hanya sekarang itu pun pertama kalinya.
"Apa maksudmu"

Kafka tertawa mengejek.
"Kau melukai adikku"

"Apa Adik, aku saja tak mengenal adikmu bagaimana bisa aku menyakitinya"

Kafka berdiri dan langsung menarik kerah baju Xavier lalu memukulnya.

Affair (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang