Part 27

8.8K 336 13
                                    

Happy Reading....

Satu bulan telah berlalu sejak kematian Mauren semuanya menjadi sunyi. Elsyira yang tersenyum kini hanya diam tanpa tersenyum. Ia masih terpukul atas kematian putrinya, ia masih ingat atas ucapan putrinya saat berada di Swiss waktu itu.




Flashback....




Vevey, Swiss

"Mommy" Teriak Mauren saat Elsyira menghampirinya di taman.

"Ada apa sayang" Tanya Elsyira yang melihat Mauren bermain.

"Mauren ingin bilang sesuatu pada Mommy"

"Apa sayang"

Mauren duduk di pangkuan Elsyira sambil menatapnya.
"Mauren sayang Mommy dan juga Daddy Kafka, Mauren juga sayang sama Viara"

"Jika nanti Mommy tanpa Mauren, Mommy janji ya harus bahagia sama Daddy Kafka. Buatkan Mauren adik yang cantik dan tampan"

Elsyira merasakan aneh pada sikap putrinya, apalagi saat putrinya berkata jika tanpa dirinya.

"Sayang, jangan bicara seperti itu. Mauren akan selalu bersama Mommy dan Daddy Kafka"

Mauren menggeleng pelan lalu memeluk Elsyira dengan erat seakan akan Mauren takut kehilangannya.

Malam harinya saat terakhir di Swiss, Mauren bermain dengan Kafka di ruang santai. Kafka menjahili Mauren yang sudah ia anggap putrinya.

"Daddy, bolehkan Mauren minta sesuatu ?" Tanya Mauren yang sedang lelah di jahili Kafka .

"Apa putri kecil"

"Ih, Mauren udah besar tau Dad"

Kafka terkekeh geli.
"Lalu permintaanmu apa tuan putri"

Mauren menatap Kafka dengan serius.
"Mauren cuma minta tolong jaga Mommy dan jangan sakiti dia atau Mauren akan marah pada Dad. Dan nanti buatkan Mauren adik juga ya Dad"

Kafka tersenyum lalu memeluk Mauren dengan erat. Entah mengapa hari ini Mauren sangat manja dan ingin dekat padanya. Tapi walaupun begitu ia sangat bahagia jika Mauren sudah menerima dirinya menjadi ayahnya.

Flashback off..


"Sayang" bisik Kafka yang sedang melihat istrinya berada di balkon. Jujur saja ia khawatir jika istrinya di balkon, ia takut istrinya akan berbuat macam-macam. Sungguh gila pikirannya...!

Elsyira tetap diam tanpa berbicara apapun. Entah kenapa lidahnya masih kelu walaupun jujur saja ia ingin berbicara pada suaminya.

Kafka lagi lagi menghela nafasnya.
"Ya sudah tidak apa, tapi aku berharap kamu segera berbicara padaku. Kasihan baby yang ada dalam perutmu sayang"

Elsyira tengah hamil dan usianya sudah 2 minggu. Jujur saja ia sangat bahagia karena Tuhan masih menyayangi nya, Tuhan tidak ingin melihatnya bersedih maka dari itu Tuhan memberikan seorang Baby dalam perutnya.

Elsyira tersenyum, ia janji akan bahagia demi Mauren. Ia akan kembali seperti semula. Ia memeluk suaminya dengan erat, ia sangat merindukan Mauren berada di sisinya. Tapi ia yakin bahwa putrinya juga tengah melihat dirinya.

Di sisi lain Vyona Sical telah menjadi buronan atas kematian Mauren. Belum ada yang tau dimana Vyona berada tapi Kafka sudah mengetahuinya. Vyona sedang berada di tempat terpencil di salah satu kota Inggris. Ia akan melancarkan aksinya satu hari lagi, karena Vyona harus mati dan mempertanggung jawabkan semuanya. Dia seorang Miss tapi kelakuannya tak mencerminkan itu. Dia telah dibutakan oleh obsesi atas dirinya.

Ke esokan harinya, Kafka mencari istrinya yang tidak ada di kamarnya. Tapi sesampainya di ruang makan, ia melihat istrinya tengah menyiapkan sarapan.

Elsyira yang merasa di pandangi suaminya itu menoleh.
"Sini sayang duduk, ayo sarapan" ucapnya dengan senyum manis yang menghiasi bibirnya.

Kafka tersenyum senang, ia lega melihat istrinya kembali seperti semula. Ia pun duduk dan menunggu istrinya itu mengambilkan sarapan untuknya.

Setelah selesai sarapan, Elsyira mengambilkan tas kerja suaminya di kamar. Mulai hari ini ia akan mulai kehidupan nya lagi. Walaupun tanpa putrinya Mauren, ia harus tetap tegar karena masih ada suaminya dan anak yang di dalam perutnya.

"Ini sayang tas nya, kalau bekerja jangan lupa untuk makan juga. Tetap jaga kesehatan sayang" Ucap Elsyira.

Kafka tersenyum.
"Aku akan menjaga kesehatanku, tapi kamu juga harus menjaga kesehatan kamu juga. Jangan sampai stress dan bekerja yang terlalu berat, kasihan dede yang dalam perut kamu"

Elsyira mengangguk dan langsung memeluk suaminya itu.
"Pasti sayang, aku akan menjaganya"

"Iya sudah kalau begitu aku berangkat dulu. Nanti Lea akan menemanimu disini, jadi jangan pergi kemana mana" Ucap Kafka sambil mencium kening dan bibir istrinya.

"Iya sayangku" Jawab Elsyira .


Di sisi lain Vyona yang di sebuah gubuk kecil dan lusuh itu sangat ketakutan. Ia takut Kafka atau pun Elsyira akan menemukan dirinya. Ia benar benar harus melarikan diri dari gubuk kecil ini, jika tidak cepat atau lambat pasti mereka tau.

"Ini semua karena Davino, awas kau. Aku benar benar membencimu" gumam Vyona dengan kesalnya.

Ia masih ingat dengan jelas saat melemparkan pisau pada Mauren, ia benar benar bodoh kenapa harus melakukan itu.

"Arghhhh" Teriak Vyona.




Give Me Vote And Comment...

Maaf ya baru update.. cerita ini udah mau ending, jadi pantengin terus ya..🤗 dimaklumin bumil suka ga mood nulis.

Affair (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang