Siapa Annelies?🍂

654 78 11
                                    

Aku dan Aldi sedang di sisi Alevan yang sedari kemarin belum sadar juga, perban masih menempel di kepalanya, dan wajahnya sangat pucat, baru kali ini aku melihat Alevan tanpa senyum di wajahnya itu membuatku merasa sangat sedih melihatnya.

"Sabar aja Anne nanti juga sadar kok". Aldi yang berusaha menenangkanku

"Iya di".

Saat aku dan  Aldi ingin keluar tiba-tiba aku mendengar suara Alevan sedang melenguh kesakitan, dan benar saja saat aku menoleh dia sudah sadar, aku sangat senang, Aldi langsung memanggil dokter beberapa detik kemudian dokter datang.

"how's the condition?",(Bagaimana kondisinya?)tanyaku.

"his condition is good, he just needs enough rest", (kondisnya baik, dia hanya butuh istirahat yang cukup),jawab dokter itu.

"Oke thank you".

"Hai Alevan ingat aku?", tanyaku pada Alevan.

"Anne", jawab dia senang, aku juga ikut senang karna Alevan mengingatku.

"Aku senang kamu ingat aku".

"Kakak juga senang Annelies bisa sadar dan melihat kamu lagi". Alevan yang berbicara aneh.

"Kakak?, Annelies?, siapa itu", tanyaku dalam hati.

"Udah Anne iyain aja dulu, gw takut Ale ngedrope lagi", ujar Aldi dan aku hanya mengiyakan karna takut Alevan kenapa-napa.

"Annelies kakak ingin pulang", Ujar Alevan dan dia langsung memegang tanganku.

"Iya, Al, eh maksudhnya iya kak", ujarku gugup karna aku bingung harus memanggil dia Alevan atau kakak.

Aku keluar ruang rawat Alevan lalu aku pergi ke taman rumah sakit dan duduk di kursi tamannya, aku memikirkan sebenarnya siapa yang Alevan maksud Annelies itu, dan kenapa dia menyebutnya kakak, sementara Alevan adalah anak terakhir di keluarganya.

"Hai Anne", sapa kak Anisa yang entah kapan dia sampai di sini.

"Kak Anisa".

"Bagaimana Alevan?, apakah dia ingat kamu?", tanya kak Anisa.

"Emm dia tidak ingat aku sebagai Annesha tapi sebagai Annelies", jawabku.

"Annelies?", tanya kak Anisa terkejut.

"Apakah kakak tau siapa Annelies?", tanyaku.

"Annelies dia anak angkat keluarga kami Alevan sangat menyayanginya, tapi dia sudah meninggal Anne", ujar kak Anisa.

"Yaampun", aku terkejut mendengarnya.

"Oiya, Mamah ikut kak?", tanyaku.

"Ikut dia sudah ke atas duluan, ayo Anne kita ke atas", ajak kak Anisa lalu kita kembali ke atas.

Sesampainya di atas aku melihat Alevan tampak bingung dengan orang di sekitarnya, aku langsung menghampiri Alevan dan Alevan langsung menggenggam tanganku, aku mengelus rambut Alevan dan tersenyum mengisyaratkan bahwa dia harus tenang.

"Aku benerin posisi kakak ya", ujarku dan dibantu Aldi untuk memposisikan Alevan agar duduk.

"Mereka siapa?", tanya Alevan kepadaku.

"Dia mama kakak,eh maksudnya mama kita", ujarku.

"Mama?", tanya Alevan.

"Iya Ale ini mama", ujar mama Alevan.

Alevan langsung memeluk mamanya, mama Alevan menangis karna anaknya bisa menerimanya walaupun belum bisa mengingatnya. Lalu aku juga memberitahu dia bahwa kak Anisa adalah kakak kami berdua, Alevan nampak senang karna bisa bertemu mama dan kakaknya.

"Apakah aku punya papa?", tanya Alevan.

"Iya Alevan kamu juga punya kakak laki-laki namanya Aleo, tapi papa sama kak Aleo tidak bisa ikut", jawab mama dan Alevan mengangguk.

Besok harinya Alevan sudah di bolehkan pulang, aku langsung mengajak mereka ke rumahku, sesampainya di sana mereka langsung beristirahat di kamar yang tersedia di sana, untung saja aku punya tiga kamar jadi kalau ada yang menginap aku tidak perlu repot.

"Anne gw ke hotel dulu ya, mau ambil koper gw sama Ale", ujar Aldi.

"Iyadeh", ujarku.

Mama dan kak Anisa sedang tidur siang, sementara aku sedang mamasak makanan untuk mereka semua, saat aku sedang asik memasak tiba-tiba Ale memanggilku dengan nama Annelies.

"Iya kak kenapa?", tanyaku dari ambang pintu.

"Sini deh", ujar Alevan yang menyuruhku masuk ke kamarnya.

"Ada apa?", tanyaku dan langsung duduk di pinggir ranjang.

"Kita udah berapa lama tidak bertemu si?, rasanya aku baru menemuimu setelah sekian lama, dan mengapa kita ada di London, aku tidak ingat apa-apa Annelies coba kamu ceritakan ke kakak, pliss", ujar Alevan sambil memohon.

"Yaampun, aku harus cerita apa sama dia, mana mungkin aku berbohong", ujarku dalam hati.

-oo0oo-

Votee
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca,vote,komen




AleAnne (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang