"Papah...bangun", ujar Januari membangunkan gw yang masih ngantuk berat.
"Apasi Janu papah masih ngantuk", ujar gw.
"Ihh papah...ayo bangun", ujar Januari.
"Iya, iya papah bangun", ujar gw dan akhirnya gw bangun.
"Nah gitu dong", ujar Januari senang.
Januari putra pradipta, anak angkat gw yang gw adopsi dari panti asuhan, gw mengenalinya saat gw sedang menyumbang sebagian harta ke suatu panti dan melihat Januari sedang duduk termenung di ayunan. Gw mengangkat Januari sebagai anak karna dia adalah anak yang manis, cerdas walaupun umurnya masih 4 tahun.
Nama awal januari adalah sayid, tapi entah kenapa gw tidak menyukai nama itu, Awalnya gw mau menamai Januari dengan nama raffi, tapi nama itu banyak orang yang sudah memakainya, akhirnya gw bertanya ke Janu kapan bulan lahirnya lalu Janu menjawab dia lahir pada bulan januari, dan dari situlah gw terinspirasi.
"Janu udah makan?", tanya gw.
"Sudah papah", ujar Januari.
"Owh okee", ujar gw.
"Papah...katanya papah mau kenalin aku ke Mama Anne sekertaris baru papa", ujar Januari.
"Mama?", tanya gw bingung.
"Mama Anne calon istri papa kan?", tanya Januari.
Gw tertawa saat mendengar perkataan polos dari Januari," mama Anne yang kamu bilang itu bukan calon istri papa, tapi dia sekertaris baru papa", ujar gw.
"Tapi papa bisa nikahin kan?", tanya Januari lagi tapi gw lagi-lagi dibuat tertawa oleh Januari.
"Haduh Janu, kamu nih polos banget sih, emhh", ujar gw dan langsung mencium pipi Januari. gemas.
"Ayo papah Janu mau liat mama Anne pasti dia cantik", ujar Januari.
"Ya dia memang cantik, tapi lain kali saja ya Janu ketemu sama mama Anne, karna papa hari ini ada meeting penting", ujar gw yang berusaha meyakinkan Januari.
"Yaudah deh, janu mau main ke bawah, bye papah", ujar Januari lalu dia turun dari kasur di bantu gw dan dia langsung turun ke bawah di temani pengasuhnya.
Gw bersiap menggunakan kemeja putih di padukan dengan jas dan celana berwarna senada yaitu hitam, gw membuka bagian atas kancing kemeja gw karna gw malas memakai dasi dan gw langsung memasukan dasinya ke dalam saku.
Setelah siap, gw mengambil kunci mobil di atas laci lalu turun ke bawah, di bawah Januari sedang asik memakan es krim padahal ini masih pagi, gw menghampiri Januari lalu mengelus rambutnya.
"Papah berangkat ya Janu", ujar gw.
"Oke pah, hati-hati", ujar Januari lalu mencium punggung tangan gw lalu gw pergi.
Gw mengendarai mobil gw menuju rumah Anne yang lumayan jauh dari sini, lama perjalanan sampailah gw di rumah Anne, gw turun dari mobil dan masuk ke dalam, baru gw mau mengetuk pintu tapi Anne sudah membukanya lalu dia terkejut melihat gw.
Dan wow cantik banget, hari ini Anne memakai blouse putih di padupadankan dengan rok span berenda berwarna krem membuat Anne terlihat lebih feminim dari biasanya. Gw mengakui bahwa Anne sangat cantik hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebentar..., dasi kamu mana?", tanya Anne.
"Ini di saku", jawab gw.
"Ihh pake dong, sini aku pakein", ujar Anne.
Gw ambil dasi gw di saku lalu memberinya ke Anne, dia mulai memakaikan dasi di kerah kemeja gw, kita gw natap Anne intens, sumpah dia wangi banget kalo deket gw, Anne kadang ikut menatap gw di sela aktivitasnya itu membuat pipinya ngeblush heheh.
"Selesai, ayo berangkat", ujar Anne lalu menjauh.namun gw masih menatap dia.
"Alevan...ayo", ujar Anne lagi yang langsung mengagetkan gw.
"Aah iya ayo", ujar gw lalu Anne mengunci pintu rumahnya dan menutup pagar, gw membukakan pintu mobil dan Anne masuk ke dalam, setelah Anne masuk gw berjalan ke arah pintu kursi kemudi, lagi-lagi gw dibuat salah fokus dengan Anne yang sedang menguncir rambutnya, nikmat mana lagi yang kau dustakan Alevan.
Gw mulai melajukan mobil gw ke arah Kantor, sesampainya di kantor gw di sambut beberapa karyawan, dan betapa terkejutnya gw di sana ada Januari bersama Pengasuhnya.
"Papaaah", ujar Januari lalu memeluk kaki gw.
"Heyy kamu ngapain ke sini?", tanya gw lalu beralih melihat wajah Anne yang terkejut saat mendengar Januari memanggil gw papah.
"Mau ketemu mama Anne, mana Mama Anne pah?", tanya Januari dan gw pun salting.
"Hai nama aku Anne", ujar Annesha dan wajah Januari langsung senang melihatnya.
"Mamah Anne", ujar Januari.
"Mampus...harus jelasin apa gw sama Anne nanti", ujar gw dalam hati.
Gw mengajak Anne ke ruangan gw dan Januari berada di gendongan Anne, gw masih pada sikap malu gw dan ge gatau mau bicara apa sama Anne, tapi Anne nampak akrab dengan Januari kayaknya cocok jadi ibunya. Upss hehe.
"Kamu punya istri?", tanya Anne.
"Engga seriusan", ujar gw.
"Ini anak siapa?", tanya Anne.
"Adopsi", bisik gw di telinga Anne karna takut Januari mendengarnya dan gw gamau liat Januari sedih.
"Owh, kirain kamu udah punya istri", ujar Anne.
"Janu main ya papah mau bicara sama mamah, ehh maksudnya sama Anne", ujar gw tapi Anne terlihat menahan tawanya.
"Iya pah", ujar Januari.
Ternyata meeting hari ini di undur besok karna Bos perusahaan lain yang akan kerja sama dengan perusahaan gw sedang ada urusan, jadi gw gabisa menghindar dari suruhan Januari agar gw menikah dengan Anne. Pokoknya hari ini gw sangat pusing.
-oo0oo-
Votee Maaf kalo typo Makasih yang udah baca, vote, komen