Aku masuk ke dalam Ruang Icu, sebenarnya aku tidak ingin, tapi hatiku terdorong untuk melihat Alevan yang terakhir kalinya, mata terpejam dan wajah pucat itu sekarang bisa ku lihat dengan jelas, air mata kembali menetes, ingin rasanya aku ikut dengannya.
Aku mengusap wajahnya yang dingin, mencium keningnya, tangisku tambah pecah, aku memeluknya, alevaan, kenapa..., aku belum siap, ini mendadak Alevan..., harusnya aku yang mati bukan kamu.
"Anne...", panggil kak Anissa lalu aku menoleh.
"Sudah ya, biarkan ikhlaskan dia", ujar kak Anissa lagi.
Kecupan terakhir aku berikan kepada Alevan, dan sekali lagi aku memeluknya erat, lalu aku pergi meninggalkannya dan keluar dari ruangan ini, pikiranku sudah kacau.
"Kak aku ke toilet ya", ujarku.
"Kakak temani ya", ujar kak Anissa.
"Tidak kak, aku sendiri saja", ujar ku.
Kak Anissa merasakan hal yang aneh, sepertinya Anne tidak akan pergi ke toilet melainkan ke tempat lain, akhirnya kak Anissa mengikuti Anne karna takut Anne melakukan hal yang tidak-tidak.
Dia terus mengikuti Anne, menaiki tangga demi tangga dan betapa terkejutnya kak Anissa saat Anne pergi ke Roftoop rumah sakit, Anne berjalan ke arah pembatas Roftoop.
"Anne jangan berbuat aneh Anne, ikhlaskan Alevan tolong", teriak kak Anissa dari ambang pintu roftoop.
"Alevaaaaaaan....". Teriak Anne.
~
"Annee...".
"Aku di mana...".
"Alevan, yaampun...kamu hidup lagi nak", ujar mama Alevan yang datang karna mendengar suara Alevan.
Alevan bingung, matanya melihat ke semua sudut ruangan tapi dia tidak kunjung menemukan Anne, Alevan menyingkirkan kain putih yang menutupi dirinya, sambil memegang bagian dadanya yang masih terasa sakit dia pergi menuju arah luar.
"Mana Anne?", tanya Alevan.
"Alevaan, hufhh syukurlah kau hidup kembali, cepat tolong Anne dia mau mengakhiri hidupnya di Roftoop", ujar Reza suami Anissa.
"Hahh, yaampun Anne".
Di temani kak Reza Alevan terus berlari, untung saja ada lift jadi dia tidak perlu menaiki tangga, sampailah mereka di lantai 3 rumah sakit, Alevan dan kak Reza pun langsung mengarah ke tangga untuk menunu roftoop.
Dilihatlah Anne sedang menangis kejar, Alevan langsung menghampiri Anne dan memeluknya dari belakang. Anne yang merasa dia di peluk seseorang pun langsung membalikan badannya.
"A, Alevan", ujar Anne terkejut.
"Iya ini aku Anne", ujar Ale lalu tersenyum.
Tanpa pikir panjang Anne memeluk Alevan begitu erat, Anne sangat bersyukur karna doanya terkabul, begitupun Alevan dia juga sangat lega karna dia datang tepat waktu, kalau tidak bisa-bisa Anne melakukan hal itu, kak Anissa dan kak Reza ikut terharu dengan hal ini.
"Jangan tinggalin aku lagi ya", ujar Anne.
"Gak akan Anne, aku akan selalu sama kamu", ujar Alevan.
~
5 hari kemudian.
Kesibukan hari ini di mana gw tetep maksa Anne untuk menggelar acara resepsi pernikahan kami, ya kondisi gw belum semestinya pulih, tapi bodo amat yang penting keinginan gw untuk menggelar acara resepsi mewah terkabul.
Gw dan Anne berada di atas pelaminan yang di desain cukup mewah, gw mengundang penyanyi terkenal untuk mengisi acara ini, banyak CEO² dari perusahaan lain datang ke sini pokoknya acara resepsi ini the best banget lah.