Badai salju🍂

501 77 8
                                    

Aku dan Ale sedang menyaksikan tayangan televisi berbahasa inggris di sini, di berita itu mengambarkan bahwa akan ada badai salju di sekitar new york diharap semua orang tetap di dalam rumah masing-masing.

Ale bangkit dari duduknya lalu dia pergi ke dapur dan mengambil satu bungkus makanan ringan dan kembali duduk di sampingku, kami masih fokus dengan berita di tv, tapi saat badai salju tahun lalu di sini aku bersama Layla dia sengaja aku suruh menginap di sini, karna entah kenapa saat mendengar kata Badai aku langsung takut dan tidak mau tidur sendirian.

"Badai salju baru ngerasain kakak", ujar Ale.

"Owh", aku hanya menjawab singkat.

"Ihh kamu mah singkat banget jawabannya", Ale yang malah kesal padahal aku sudah jawab.

"Ihh apasi, kan udah aku tanggepin kakak".

Ale terdiam dan melanjutkan makannya itu, saat berita habis aku pergi ke kamar lalu membuka laptop untuk streaming film, aku hari ini mau nonton film indonesia karna bosan sekali melihat film luar negeri di tv.

"Anne, minum obat kamu masih deman", suruh Ale dari ruang tamu.

"Gak mau", ujarku.

Ale bangkit dari duduknya lalu dia berjalan ke arahku, sorot matanya sangat tajam, dia naik ke ranjang, menyingkirkan laptopku lalu mendorong bahuku dan aku sekarang berbaring. Ale mendekatkan dirinya kepadaku.

"Eeeitss, iya aku mau minum obat", ujarku nyolot karna aku tau dia mau melakukan hal bodoh seperti kemarin.

Wajah datarnya berubah menjadi senyum, dia turun dari kasur lalu mengambil obat di dapur, aku hampir tidak bisa bernapas saat Ale berada di atasku tadi, aaah Ale awas saja kamu kalau ingatanmu sudah kembali aku akan membalasmu.

"Nihh minum", ujar Ale.

"Gabisa telen kapsul", ujarku sambil merengek.

"Ckkk, ya trus mau di apain, di rendem air dulu gitu baru larut", ujar Ale.

"Gabisa Ale, eh kakak".

"Manggil apa tadi?", tanya Ale dengan wajah juteknya.

"Ihh salah panggil", ujarku.

"Panggil apa tadi", ujar Ale tegas.

"Ale", aku jawab gugup lalu menundukan kepalaku takut.

Ale membanting obatku untung saja ke kasur, lalu dia menaruh gelas di meja kasar aku sampai terkejut di buatnya, dia pergi ke luar lalu menutup pintu kamarnya kasar.

" amnesia jadi aneh dasar Alevan", ujarku kesal lalu aku mulai meminum obatku walau itu sangat mual.

~

Malam sudah tibaaku lihat tadi Alevan keluar karna hanya ingin mengambil makanan ringan di kulkas, aku berbaring di atas kasurku, lalu aku melihat di hp bahwa sedang ada badai salju di luar, aku mendengar suara angin yang sangat kencang bahkan kaca kamarku seperti ada yang menimpuknya.

Di kondisi seperti ini aku sangat takut, badai salju waktu itu ada layla yang menemaniku, tapi sekarang siapa aku sangat takut, aku memberanikan diri masuk ke kamar Alevan dilihatlah dia yang sedang mendengarkan musik memakai speaker.

"Kak", panggilku.

"Ngapain?", tanya dia.

"Takut...", ujarku.

Alevan bangkit dari kasurnya lalu mematikan musiknya, dia menghampiriku, lalu menarik tanganku, kamar Alevan lumayan hangat dan tidak terlalu bising, aku duduk di pinggir ranjang bersama Alevan.

"Aku tidur sini ya kak", ujarku.

"Iya Anne", ujar Alevan tersenyum.

"Kesambet apa tiba-tiba baik gini?", tanyaku dalam hati.

Alevan kembali menyalakan speaker alunan lagu galau indo memenuhi satu ruangan ini, aku memainkan hpku sambil menyanyikan lagu yang sedang di putar dalam hati.

"Kak", ujarku saat Alevan mau pergi.

"Apa?", tanya Alevan.

"Jangan kemana-mana", ujarku karna sumpah walaupun di dalam sini tidak terdengar apa-apa aku sangat takut.

"Ambil air doang tunggu ya", ujar Alevan sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian Alevan sudah kembali dan membawa dua gelas air lalu menaruhnya di meja, Alevan berbaring dan menjadikan paha ku sebagai bantal, aku biasa saja dan tetap memainkan hpku.

"Anne", panggil dia.

"Hmm", sahutku.

"Lusa kita ke indonesia yuk", ujar Alevan.

"Boleh aja", jawabku senang karna di indonesia pasti mudah mengembalikan ingatan Alevan.

"Oke deh, udah sekarang tidur", suruh Alevan.

Aku menaruh hpku lalu mengambil posisi dan aku berbaring, Ale tidur di sampingku dan menghadapku, entah kenapa aku gugup karna tatapan mata Alevan ke padaku beda, ini seperti tatapan kita sebagai sahabat bukan kakak dan adik, tiba-tiba meneteskan air mataku.

"Loh kenapa?", tanya Alevan.

"Aku rindu dia yang dulu", ujarku.

"Siapa?", tanya Alevan.

"Ada deh, dia orang istimewa", ujarku.

Alevan tersenyum lalu dia memelukku, sambil terus mengelus rambutku, aku akan selalu merindukan masa-masa ini karna setelah ingatan Alevan kembali mungkin kita tidak akan bisa seperti ini lagi.

-oo0oo-

Votee
Maaf kalo typo
Makasih yang udah baca+vote+komen

AleAnne (Completed✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang